Fakta-Fakta Penyebab Bandara Samarinda Sudah Tutup pada Malam Hari
Merdeka.com - Pada Rabu (16/1) kemarin bandara Samarinda, Bandara APT Pranoto (SRI), sempat ditutup sekitar pukul 18.00 Wita. Padahal untuk waktu operasional bandara bisa saja dibuka 24 jam. Hal ini membuat penerbangan dari Bandara APT Pranoto Samarinda (SRI) menuju Bandara Juanda Surabaya menjadi tertunda selama 3 kali.
Karena bandara tutup, terpaksa para penumpang menginap di bandara tersebut sampai penerbangan mereka dibuka. Berikut beberapa fakta tentang tutupnya bandara Samarinda:
Lampu Runway dan Lampu Apron Tak Tersedia
-
Apa yang menyebabkan penundaan keberangkatan? Seorang jemaah haji kelompok terbang (kloter) 10 asal Provinsi Gorontalo harus menunda keberangkatannya ke Madinah, Arab Saudi akibat paspor tercecer saat perjalanan dari Gorontalo ke Bandara Internasional Sultan Hasanuddin.
-
Kenapa bandara Ngebul di Salatiga jadi hilang? Setelah perang berakhir, lalu lintas pesawat berangsur-angsur hilang. Ini karena aktivitas perlawanan maupun penjajahan melalui udara sudah berakhir.
-
Mengapa perlintasan penumpang di Stasiun Manggarai ditutup? 'Perlintasan penumpang yang ada saat ini masih sebidang dengan jalur kereta api, hal ini dapat membahayakan keselamatan pengguna di area stasiun saat melintas jalur kereta api dan keselamatan pengguna selama proses kontruksi pembangunan Stasiun Manggarai.' jelas Asdo.
-
Mengapa Terminal Pulo Gadung dulu menjadi terminal tersibuk? Padatnya masyarakat menunjukkan bahwa terminal ini pantas dinobatkan sebagai terminal tersibuk di masanya.
-
Mengapa Bandara Kertajati dipindahkan? Mulai 29 Oktober mendatang seluruh penerbangan domestik dan internasional di Jawa Barat akan dipindahkan ke Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati Majalengka secara penuh. Nantinya pengguna tidak lagi menggunakan Bandara Husein Sastranegara di Bandung
-
Kenapa Stasiun Semarang Gudang berhenti beroperasi? Namun aktivitas tersebut mengalami penurunan sejak tahun 2006. Stasiun Semarang Gudang akhirnya berhenti beroperasi. Para karyawan yang sebelumnya bekerja di stasiun tersebut kemudian dipindahkan bertugas di stasiun lain. “Dulu ada hampir 100 pegawai yang bekerja di sini. Karena waktu itu PT KAI minta kenaikan tarif tapi tidak disetujui Bu Sri, akhirnya aktivitas berhenti,“ kata Karjono, mantan pengawas kereta Stasiun Kemidjen.
Bandara tutup lebih awal lantaran ketiadaan lampu runway dan lampu apron untuk penerbangan pesawat malam hari. Apalagi saat cuaca buruk, bisa membahayakan penerbangan. Lampu landasan, jadi salah satu faktor penting keamanan penerbangan dari dan ke Samarinda.
Sejak diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 25 Oktober 2018 lalu, Bandara APT Pranoto memang belum dilengkapi lampu runway dan lampu apron, agar memperkuat keamanan penerbangan. Runway 2.250 meter itu rencananya akan diperpanjang menjadi 2.500 meter. Sedangkan terminal, hanya seluas 12.700 meter persegi untuk melayani pergerakan penumpang yang terus merangkak naik.
Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor terus mengikuti perkembangan pembangunan bandara senilai Rp 1,8 triliun itu. Anggaran pembangunan bersumber dari dana APBD Kaltim Rp 1,6 triliun dan APBN Rp 200 miliar itu. "Sudah komunikasi dengan Pak menteri (Menhub Budi Karya Sumadi), akan dibiayai perpanjangan runway, perluasan terminal oleh Kemenhub," kata Isran.
Cuaca Buruk Ganggu Penerbangan
Tak hanya masalah jalur landasan, masalah cuaca buruk juga menjadi penyebab ditutupnya Bandara APT Pranoto. Ketika cuaca buruk, maka pesawat yang akan ke dan dari Samarinda akan sulit melewati jalur landasan saat cuaca buruk. Apalagi saat cuaca buruk ditambah lampu runway dan lampu apron yang tak tersedia, menjadi penyebab rawan kecelakaan bagi pesawat.Kepala Bandara APT Pranoto Samarinda, Dodi Dharma Cahyadi juga kembali menegaskan pentingnya lampu runway di bandara APT Pranoto. "Sangat penting, tidak bisa ditawar. Saya bicarakan ini serius di Kemenhub. Lampu runway itu urusan safety, mendesak, demi keselamatan penumpang dan penerbangan," kata Dodi.
Pesawat Sempat Berputar di Udara
Selama bandara tutup, Lion Air dari Surabaya-Balikpapan sempat berputar-putar di udara, dan akhirnya mendarat dan menurunkan penumpang di Bandara SAMS Balikpapan. Praktis, penerbangan kembali dari Samarinda tujuan Surabaya pada pukul 17.50 Wita akhirnya batal.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Petugas mengatakan destinasi pesawat yang dibatalkan tersebut yaitu ke Bandara Cengkareng, Ternate, Makassar, Surabaya, Sorong, dan Weda (Ternate).
Baca SelengkapnyaSebagian besar penumpang melakukan reschedule dan refund ke masing masing maskapai penerbangannya.
Baca SelengkapnyaSebaran abu vulkanik dapat membahayakan dan menghentikan kerja mesin pesawat terbang.
Baca SelengkapnyaBandara tersebut sempat dibuka pada Senin sore dan melayani satu penerbangan oleh Citilink dari Jakarta.
Baca SelengkapnyaAkibat erupsi Gunung Ruang, sejumlah penerbangan Lion Air Grup masih ditunda.
Baca SelengkapnyaBanyak warga juga menggunakan masker penutup hidung untuk menghindari paparan debu.
Baca SelengkapnyaPenutupan Bandara Sam Ratulangi diperpanjang sejak 30 April pukul 11.13 WITA sampai 2 Mei 2024 pukul 12.00 WITA
Baca SelengkapnyaBandar Udara (Bandara) Frans Seda Maumere ditutup sementara imbas erupsi gunung Lewotobi Laki-Laki.
Baca SelengkapnyaAbu vulkanik Gunung Ruang yang terdeteksi berdasarkan hasil pengamatan lapangan, berupa paper test yang dilakukan pada pukul 07.00 WITA hari ini (18/4).
Baca SelengkapnyaAktivitas penerbangan Bandara Djalaluddin ditutup sementara pada Selasa (30/4).
Baca SelengkapnyaPenutupan ini berdasarkan Notice to Airmen (NOTAM) yang dikeluarkan Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia atau AirNav Indonesia.
Baca SelengkapnyaHampir seluruh penumpang nampak memadati lorong kabin dan berusaha untuk segera keluar dari pesawat karena AC juga padam.
Baca Selengkapnya