Fakta-fakta terbaru kasus Brigadir Petrus mutilasi 2 anaknya
Merdeka.com - Polisi hingga kini masih mengusut kasus mutilasi yang dilakukan Brigadir Petrus Bakus terhadap kedua anak kandungnya, F (5) dan A (3) di asrama Polres Melawi, Gang Darul Falah, Desa Faal, Kecamatan Nanga Pinoh, Melawi, Kalimantan Barat.
Olah tempat kejadian perkara (TKP) sudah dilakukan. Bahkan prarekonstruksi yang dilakukan Minggu (28), menghadirkan sang istri, Windri Hairin Yanti. Sebanyak 27 adegan pun diperagakan.
Windri memperagakan sendiri saat dia bertemu dengan suaminya, Brigadir Petrus. Namun dia beberapa kali harus dipapah polwan, lantaran syok dan tak kuasa menahan kesedihan.
-
Apa yang dibakar polisi? 'Yang menjadi catatan dari peristiwa ini adalah pertama motif. Motifnya adalah saudara Briptu Rian sering menghabiskan uang belanja yang harusnya dipakai untuk membiayai hidup ketiga anaknya, mohon maaf, ini dipakai untuk main judi online,' ujarnya, Minggu (9/6).
-
Apa yang dibakar oleh anak di Temanggung? Penanganan kasus anak bakar sekolah di Temanggung, Jawa Tengah oleh polisi menuai kritik dari Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI).
-
Apa yang dibakar? Petugas Balai Taman Nasional Tesso Nillo menemukan pondok yang dibangun perambah kawasan dilindungi. Tanpa basa basi, pondok itu langsung dibakar.
-
Apa yang diambil pelaku dari rumah nenek? Akibatnya banyak harta benda yang raib antara lain lima sertifikat tanah, emas perhiasan, dan uang senilai dua puluh juta rupiah raib diambil pelaku.
-
Kenapa pelaku membakar di Depok? Diduga pelaku membakar saat sedang lewat di depan rumahnya.'Iseng kayaknya, orang lewat, enggak tahu tujuannya. Jam 4 kurang, dia (pelaku) jalan sendirian. Saya ngga ngerti modusnya,' akunya.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Kalbar, AKBP Supriadi mengatakan, pra rekonstruksi digelar mengacu keterangan saksi-saksi yang sudah dimintai keterangan penyidik, dimulai dari awal kejadian hingga penangkapan terhadap Brigadir Petrus Bakus.
"Untuk memperjelas keterangan yang tertuang di BAP (berita acara pemeriksaan)," kata Supriadi saat dikonfirmasi, Minggu (28/2).
Dalam perkembangannya, polisi menemukan sejumlah fakta baru. Berikut uraiannya:
Petrus sempat main bersama dua anaknya
Ali Murtando, tetangga Petrus memaparkan, sebelum peristiwa tragis itu terjadi, Petrus terlihat bermain bersama anak-anaknya di depan rumah dinasnya. Namun suasana itu berubah drastis, memasuki Jumat (26/2) dini hari."Kalau tidak ada teriakan istrinya, mungkin kami tidak tahu apa yang sudah terjadi," ungkap Ali.Beberapa saat kemudian, suasana kembali hening. Tak lama berselang, dalam kondisi telanjang dada Brigadir Petrus keluar rumah dan terlihat berbincang dengan sesama anggota kepolisian. Dari perbincangan itu terdengar Petrus telah membunuh kedua anaknya. Ali pun datang menghampiri Petrus."Saya sempat ajak ngobrol (Petrus Bakus). Kalau saya lihat, dia terlihat seperti biasa saja. Saya lihat juga dia perilakunya baik saja sama anak-anaknya. Sekitar setengah jam kemudian, datang anggota polisi lainnya," ujar Ali.
Petrus mengumpulkan kayu untuk membakar keluarganya
Dari hasil olah TKP, Sabtu (27/2), penyidik menemukan secarik kertas yang bertuliskan 'terjadilah padaku menurut perkatamu' di belakang rumah dinas Petrus. Kemudian, penyidik juga menemukan tumpukan kayu yang menurut pengakuan tersangka akan digunakan untuk membakar dirinya dan keluarganya.Kapolda Kalimantan Barat, Brigjen Pol Arief Sulistyanto mengatakan, berdasarkan pengakuan pelaku setelah membunuh kedua anaknya, dia juga akan membunuh istrinya. Setelah itu baru akan bunuh diri, dan membakar mayat keluarganya dengan kayu yang telah disiapkan di belakang rumahnya."Langkah kami saat ini, yakni sudah melakukan olah TKP, autopsi, penyitaan barang bukti, melakukan uji narkoba yang hasilnya negatif, melakukan pra rekonstruksi, mendatangkan tim psikolog baik dari Polda Kalbar maupun Mabes Polri," kata kata Arif, di Melawi Senin (29/2), dilansir Antara.
Petrus cetak nilai tertinggi saat tes masuk polisi
Kapolda Kalimantan Barat, Brigjen Pol Arief Sulistyanto menyatakan, saat rekrutmen penerimaan anggota Polri terhadap Brigadir Petrus tidak menemukan kejanggalan dalam diri tersangka kasus mutilasi dua anak balitanya itu.Bahkan, Arief mengungkapkan, dari hasil tes, pelaku menduduki nilai paling tinggi dari Polres Melawi, dan sudah melewati serangkaian tes standar dari Mabes Polri."Dari hasil pemeriksaan saksi-saksi, mulai dari teman seangkatan, lingkungan kerja dan lainnya, tidak ada yang aneh dengan perilaku pelaku, sehingga terpilih pendidikan Brigadir Intelijen dan ditempatkan di Intelkam Polres Melawi," kata Arif, di Melawi Senin (29/2).Selain itu, kata dia, selama proses pembinaan karier Polda Kalbar juga melakukannya secara ketat. Dan tidak pernah terjadi pelanggaran dan penyimpangan oleh pelaku. Petrus adalah lulusan Brigadir 2007 dari Polres Melawi, yang lahir di Tahuban 1988, Kabupaten Landak.
Istri menemukan SMS dari wanita di HP Petrus
Ada dugaan perselingkuhan yang melatarbelakangi Brigadir Petrus Bakus hingga berbuat nekat, memutilasi kedua anak kandungnya, F (5) dan A (3). Hal ini diungkapkan langsung oleh Kapolda Kalbar Brigjen (Pol) Arief Sulistyanto."Berdasarkan fakta-fakta dan keterangan istrinya Windri Hairin Yanti, dalam dua minggu terakhir pelaku sering marah-marah, setelah istrinya menuding pelaku selingkuh yang berawal dari masuknya pesan singkat ke handphone pelaku dari seorang perempuan," kata Arief Sulistyanto dalam keterangan persnya di Pontianak, Senin (29/2).Arief menjelaskan, dampak dari pesan singkat itu, istri pelaku menuduh Petrus selingkuh. Tetapi pelaku juga cemburu dengan istrinya yang sehari-hari membantu suaminya mencari penghasilan tambahan dengan menerima pesanan kue ulang tahun dan lain sebagainya."Sehingga ke mana-mana istrinya selalu diawasi oleh orang suruhan pelaku. Istrinya menjadi tidak senang karena sudah tidak ada saling percaya, dampaknya istrinya minta cerai yang terjadi dua minggu sebelum kasus pembunuhan tersebut," ungkapnya.Sehingga, menurut Arief, pelaku menjadi pemarah, dan malah menurut pengakuan istrinya, kedua anaknya pernah memberitahukan bahwa pelaku akan membunuh istrinya, tetapi omongan kedua anak tersebut tidak dihiraukan Windri, sehingga terjadilah pembunuhan itu."Menurut pengakuan istrinya, pelaku selama seminggu ini terlihat marah-marah dan seperti mengusir orang tetapi yang diusir sebenarnya tidak ada. Hal itu sudah diantisipasi dengan berkonsultasi dengan romo di Gereja," ujarnya kepada Antara.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anak perempuan di Duren Sawit dibantu sang adik saat bunuh ayah
Baca SelengkapnyaAgung menyampaikan saat beraksi pelaku menutup diri menggunakan selimut.
Baca SelengkapnyaAroma anyir seperti bau bangkai mengitari kediaman keluarga tersebut setelah empat anak ditemukan tewas pada Rabu (6/12).
Baca SelengkapnyaDetik-Detik CCTV Rekam Pembakar Rumah Wartawan di Karo, Pelaku Pakai Selimut dan Sebo
Baca SelengkapnyaMengejutkan, Pembunuh Bocah Perempuan dalam Karung di Bekasi Simpan Alat Dukun dan Foto Anak-Anak
Baca SelengkapnyaKebakaran yang menewaskan empat penghuni rumah termasuk Sempurna terjadi karena disengaja
Baca SelengkapnyaPolisi menetapkan dua eksekutor pembakaran rumah wartawan yang menewaskan satu keluarga di Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
Baca SelengkapnyaTiga pelempar bom ke rumah Ketua KPPS di Pamekasan, Jatim, diringkus polisi.
Baca Selengkapnya"KS dan anak PA sedang dilakukan observasi Psikiatrikum di Rumah Sakit Polri Kramat Jati," kata Kombes Pol Ade
Baca SelengkapnyaTotal sudah 216 barang bukti yang dikumpulkan penyidik selama dua tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaWarga awalnya hanya mencium bau busuk dan tak mencurigai rumah korban menjadi sumber aroma tersebut.
Baca SelengkapnyaKakak-beradik KS (17) dan PA (16) sebagai pelaku pembunuhan sebagai ayah kandungnya S (55) di Duren Sawit.
Baca Selengkapnya