Fakta mengejutkan di balik penggerebekan narkoba di rumah Wakil Ketua DPRD Bali
Merdeka.com - Wakil Ketua DPRD Bali, Komang Swastika, sedang dalam buruan Polresta Denpasar. Komang sedianya akan dimintai keterangan terkait kasus narkoba.
Beberapa hari sebelum penggerebekan itu dilakukan, polisi memang menangkap seorang pemuda bernama Gede Juli Antara (21). Dari tangan pria asal Abiansemal, Kabupaten Badung disita satu paket sabu.
Saat pemeriksaan dilakukan, pria itu mengaku mendapatkan barang dari seorang pria bernama Dandi yang beralamat di Jalan Batanta Nomor 70, Banjar Seblanga, Dauh Puri Kauh, Denpasar Barat. Persis dengan alamat rumah Komang Swastika.
-
Siapa kader PDIP yang digeledah rumahnya? Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah rumah seorang anggota DPRD Jawa Timur bernama Mahfud dari Fraksi PDIP.
-
Dimana rumah kader PDIP yang digeledah? Rumah yang digeledah itu diketahui berada jalan Halim perdana Kusuma Bangkalan, Madura, Jawa Timur.
-
Kenapa KPK geledah rumah kader PDIP? Penggeledahan itu disebut terkait dengan kasus dugaan korupsi dana hibah pokok pikiran (Pokir) Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim). Kasus ini sendiri merupakan pengembangan dari perkara suap yang menjerat mantan Wakil Ketua DPRD Jatim, Sahat Tua Simanjuntak.
-
Apa yang disita KPK di rumah kader PDIP? Dia melanjutkan, di rumah Mahfud yang berada di perumahan Halim Perdana Kusuma telah disita dua handphone dan uang tunai pecahan Rp 20 ribu senilai Rp 300 juta rupiah
-
Siapa pemilik rumah yang digeledah? Video lengkapnya menunjukkan petugas sedang menggeledah dua rumah. Video itu dipublikasikan dengan keterangan yang menyebut bahwa kedua rumah itu dimiliki oleh 'Bobby' seorang pemimpin perusahaan yang bernama PT Bobby Jaya Perkasa.
-
Siapa yang ditangkap KPK? Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi menahan Bupati Labuhanbatu Erick Adtrada Ritonga setelah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap proyek pengadaan barang dan jasa di Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara.
Berawal dari pengakuan Gede Juli, polisi menggerebek rumah Komang pada Sabtu (4/11) kemarin. Namun Komang tak ditemukan di rumahnya karena lebih dulu kabur setelah melihat dari CCTV yang merekam kedatangan petugas.
Meski tak menemukan Komang, polisi justru mendapatkan sejumlah fakta mengejutkan dari rumah politikus Partai Gerindra itu. Ditemukan paket sabu siap edar dan senjata api.
Namun Kasat Narkoba Polresta Denpasar, Kompol I Wayan Arta, belum bisa memastikan siapa pemilik paket sabu tersebut.
"Pastinya rumah tersebut milik oknum dewan provinsi Bali. Tapi kita masih lakukan pendalaman," kata Wayan Arta.
Di rumah Komang, polisi juga menemukan 6 ruangan khusus untuk mengonsumsi narkoba. Selain itu, diduga kuat rumah tersebut sering menjadi tempat transaksi jual beli narkoba jenis sabu.
"Saat digerebek kita menemukan ruang khusus untuk para pembeli atau pemakai. Ada 6 ruangan khusus di sana, lengkap berisi tempat tidurnya," ditambahkan Kapolresta Denpasar Kombes Pol Hadi Purnomo, Minggu (5/11).
Purnomo mengatakan, rumah Komang sebenarnya sudah jadi target operasi sejak lama. Namun, polisi berhati-hati melakukan penindakan karena yang bersangkutan adalah anggota Dewan Bali dan kader Partai Gerindra.
Saat penggerebekan dilakukan, lebih kurang 40 orang diamankan dari tiga ruangan yang didobrak petugas. Satu kamar kedapatan empat orang usai melakukan pesta sabu. Sebanyak enam orang telah ditetapkan sebagai tersangka dua di antaranya suami istri. Sisanya masih berstatus saksi.
"Bisa saja mereka dalam pengembangan menjadi tersangka. Kami akan cek urine-nya semuanya," katanya.
Kini, polisi tengah memburu keberadaan Komang untuk memperjelas misteri penemuan narkoba dan senjata api yang ada di kediamannya saat penggerebekan.
"Kami masih memburu, kalau sudah tertangkap pasti kami informasikan," katanya.
Terkait kasus narkoba yang diduga melibatkan Komang Swastika, Partai Gerindra akan mengambil tindakan tegas jika terbukti terlibat kasus narkoba. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan partainya akan mengambil 3 langkah.
Pertama mendukung Kepolisian untuk mengungkap keterlibatan Komang dalam kasus tersebut. Dia berharap, polisi memproses kadernya sesuai dengan aturan hukum yang berlaku.
"Kami mendukung pihak kepolisian yang menjalankan tugasnya. Kami serahkan sepenuhnya persoalan hukum tersebut kepada pihak kepolisian. Kami berharap yang bersangkutan bisa diproses berdasarkan alat-alat bukti yang ada sesuai dengan hukum dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku," kata Dasco saat dihubungi, Minggu (5/11).
Kedua, kata Dasco, Gerindra akan memberhentikan yang bersangkutan dari jabatan pengurus, jabatan di pemerintahan hingga keanggotaan partai jika terbukti melanggar hukum. Saat ini, Majelis Kehormatan Partai Gerindra akan mencari informasi ke Bali untuk kemudian memutuskan langkah-langkah teknis berikutnya.
"Kami tidak mentolerir perilaku anggota kami yang melanggar hukum. Siapa pun dia termasuk Wakil Ketua DPRD Bali ini jika terbukti melanggar hukum akan diberhentikan secara tiga rangkap yaitu sebagai anggota partai, sebagai anggota DPRD dan sebagai pengurus partai," tegasnya.
Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR ini juga memastikan partainya tidak akan memberikan bantuan hukum kepada Komang. Komang diminta mengurus masalah hukumnya sendiri karena tidak terkait dengan Gerindra.
"Kami tidak akan memberikan bantuan hukum kepada yang bersangkutan. Kami persilahkan dia mengurus sendiri masalah hukum yang dia hadapi," ujarsnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga menyebutkan bahwa penggerebekan terduga teroris sudah berlangsung sejak Sabtu dini hari.
Baca SelengkapnyaPetugas KPK terlihat keluar rumah sekitar pukul 23.52 WIB.
Baca SelengkapnyaDari informasi dihimpun, sejumlah Warga Negara Asing (WNA) diamankan polisi saat penggerebekan tersebut.
Baca SelengkapnyaPenggeledahan rumah Reyna Usman terkait kasus korupsi di Kemnaker.
Baca SelengkapnyaPenggeledahan dilakukan selama lebih kurang 8 jam, sejak pukul 13.30 Wita.
Baca SelengkapnyaHanya saja menurut Ali, SYL dikatakannya akan hadir pada sore hari ini selepas tiba di Jakarta pada dini hari tadi.
Baca SelengkapnyaSelama sidak, Willy mengaku menemukan sejumlah kejanggalan terkait dengan kaburnya tujuh tahanan itu.
Baca SelengkapnyaRazia narkoba kerap dilakukan di Kampung Pulau Pandan. Namun demikian, masih saja ditemukan aktivitas di lokasi meskipun sudah berulang kali ditertibkan.
Baca SelengkapnyaAdapun yang menjadi target dalam penangkapan itu adalah GS, warga sipil. Dan rumahnya memang berada di jalan mengarah ke asrama TNI dan Polisi.
Baca SelengkapnyaPenggeledahan terkait kasus dugaan suap proyek dan perizinan yang menjerat Gubernur nonaktif Malut Abdul Gani Kasuba.
Baca SelengkapnyaDalam penangkapan itu, satu unit mobil milik petugas rusak usai dilempari batu oleh sejumlah warga.
Baca SelengkapnyaPintu utama steril setelah polisi dilengkapi senjata api laras Panjang ikut menjaga pintu utama dari dalam gedung Kesekjenan DPR.
Baca Selengkapnya