Fakultas MIPA UGM akan memperketat penyaringan tenaga outsourcing
Merdeka.com - Berkaca dari kasus pembunuhan mahasiswi Feby Kurnia yang dilakukan Eko Agus Nugroho (26), Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UGM, Pekik Nurwantoro akan memperketat penyaringan perusahaan penyedia jasa tenaga alih daya atau outsourcing, yang ingin bekerja sama dengan fakultas itu.
"Sikap kami setelah ini akan lebih ketat dan memfilter perusahaan outsourcing atau siapapun yang punya akses ke fakultas," kata Pekik kepada wartawan, Yogyakarta, Rabu (4/5).
Menurut Pekik, tersangka pelaku pembunuhan Feby sudah habis masa kontraknya pada Sabtu (30/4) sebagai petugas kebersihan, yang dipekerjakan sebuah perusahaan outsourcing.
-
Siapa yang membunuh mahasiswi itu? 'Kita segera gelar perkara. Yang pasti pelaku sudah kita amankan,' kata Kasat Reskrim Polresta Bogor Kota Kompol Rizka Fadhila, Selasa (12/12). Berdasarkan informasi dihimpun, tersangka pelaku berinisial D. Dia merupakan mantan pacar korban.
-
Siapa pelaku utama pembunuhan siswi? Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Harryo Sugihhartono di Palembang, Kamis, mengatakan bahwa pelaku utama IS pada saat malam pertama sempat mengikuti Yasinan di rumah korban.
-
Bagaimana kasus pembunuhan siswi terungkap? Kasus tersebut berhasil terungkap oleh kepolisian dengan menggunakan metode modern Scientific Crime Investigation (SCI).
-
Siapa yang bertanggung jawab atas proses perekrutan? Lindsey Duran, Wakil Presiden Perekrutan Nvidia, mengatakan pada Business Insider bahwa para pencari kerja dapat mengharapkan wawasan yang jujur tentang 'hal baik, buruk, dan jelek' tentang bagaimana bekerja di Nvidia.
-
Dimana kejadian pembunuhan terjadi? Tindak penganiayaan itu terjadi di tepi Jalan Talang Sekuang Desa Muara Panco Timur, Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten Merangin, Jambi, Jumat (15/12) sekitar pukul 10.30 WIB.
-
Di mana kejadian pembunuhan terjadi? Warga Taroada, Kecamatan Turikale, Kabupaten Maros Sulawesi Selatan digegerkan dengan penemuan mayat bapak dan anak dalam kondisi bersimbah darah, Kamis (6/12).
Pekik juga mengaku tidak mengetahui atau mengenal karakter Eko selama bekerja selama setahun di fakultas yang dia pimpin tersebut.
"Kami tidak tahu karakter pelaku karena dia kan outsourcing dari perusahaan tertentu, yang melakukan seleksi mereka. Setelah ini kami akan lebih selektif lagi menjalin kerja sama dengan pihak luar," kata dia kepada Antara.
Selain memperketat kerja sama dengan penyedia jasa outsourcing, menurut Pekik, pihak Fakultas MIPA bersama dengan pihak rektorat UGM berkomitmen meningkatkan keamanan di kawasan kampus negeri itu.
Peningkatan keamanan itu, menurut Pekik, antara lain meliputi penambahan CCTV serta penambahan Satuan Keamanan Kampus (SKK).
Di FMIPA UGM, kata pekik, petugas keamanan berjumlah 18 personel dan CCTV berjumlah 11 unit. "SKK dan CCTV akan kami tambah," kata dia.
Seperti diberitakan kamera pengawas atau CCTV di di area kamar mandi lokasi ditemukannya jasad Feby Kurnia dalam keadaan mati.
Menurut Pekik, CCTV yang seharusnya dapat menjadi barang bukti penting itu mati karena memang usia pemasangannya sudah cukup lama.
"CCTV itu sudah terpasang sejak Gedung S-2 dan S-3 diresmikan pada 2010," kata dia.
Sebelumnya, Wakil Kepala Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta Kombes Pol Abdul Hasyim Ghani menyatakan pelaku pembunuhan Feby Kurnia merupakan pekerja kontrak bagian kebersihan kampus itu berinisial EA.
EA (26) yang mengaku melakukan pembunuhan dengan mencekik korban dan berhasil ditangkap aparat Kepolisian Resor Sleman di depan rumah pelaku di Dusun Jati, Wonokromo, Pleret, Bantul pada Selasa (3/5) pukul 16.45 WIB. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Budi Santoso dicopot dari jabatannya per 3 Juli lalu.
Baca SelengkapnyaKasus TPPO berkedok program magang ke Jerman atau ferienjob diikuti ribuan mahasiswa dari 33 kampus.
Baca SelengkapnyaMenurut Harli, kasus pembunuhan Vina dan Eky harus ditangani secara profesional
Baca SelengkapnyaKabar mendadak tersebut berawal dari pernyataan Prof. Budi Santoso yang beredar di WhatsApp Group (WAG) Dosen FK Unair pada Rabu 3 Juli 2024.
Baca SelengkapnyaKemenkes juga meminta agar Undip mengontrol obrolan di grup WhatsApp peserta PPDS.
Baca SelengkapnyaKetut Sumedana mengatakan untuk kasus ini telah ditangani oleh masing-masing pimpinan institusi
Baca SelengkapnyaJuru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril menjawab permohonan tersebut.
Baca SelengkapnyaDPR meminta polisi mengusut secara tuntas kasus bunuh diri dokter muda mahasiswa PPDS Undip yang bunuh diri diduga karena bullying.
Baca SelengkapnyaPihak STIP dituntut untuk tetap kooperatif dan transparan terhadap proses penyelidikan.
Baca SelengkapnyaKejaksaan Agung diingatkan agar tidak hanya mengedepankan penindakan, tapi perbaikan sistem internal.
Baca SelengkapnyaMenaker berharap sebagai pimpinan tinggi yang melaksanakan pengelolaan keuangan dan pengawasan internal.
Baca SelengkapnyaKurikulum baru nantinya akan membuat siswa lebih sibuk melakukan kegiatan kemanusiaan.
Baca Selengkapnya