Fasilitas Tidak Memadai, Pasien Isolasi Mandiri di Kabupaten Bekasi Banyak Meninggal

Merdeka.com - Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan mengatakan, penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat cukup efektif menurunkan angka kasus positif Covid-19. Namun di sisi lain, terjadi kenaikan kasus kematian dari pasien yang menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah.

"Yang terpapar Covid-19 sebagian besar atau sekitar 80 persen menjalani isolasi mandiri di rumah. (fasilitasnya) Tidak semuanya memadai, sehingga akhirnya terjadi penurunan kondisi, masuk rumah sakit sudah telat, sehingga terjadi naiknya angka kematian," kata Dani dalam keteranganya kepada wartawan, Senin (26/7).

Berdasarkan catatan pemerintah, kasus kematian dalam sehari kemarin sebanyak tujuh orang. Secara kumulatif sejak terjadinya pandemi ada sebanyak 433 orang. Untuk menekan kematian pasien yang menjalani isolasi mandiri, pihaknya meminta kerja sama pihak swasta.

"Pemda sudah menyediakan hotel-hotel untuk sewa, dan kami juga mendorong agar di setiap kawasan industri menyediakan tempat isolasi terpusat secara gotong-royong dari dana CSR perusahaan," ujarnya.

Dia menyebut, pihak perusahaan sepakat untuk bergotong-royong menyiapkan tempat isolasi terpusat di kawasan industri, yang anggarannya diambil dari dana CSR perusahaan.

"Dana CSR itu nanti dikelola oleh Apindo untuk menyelenggarakan pusat isolasi mandiri. Sehingga karyawan (yang terpapar) nanti isolasinya di sana, tidak di rumahnya, yang dikhawatirkan tidak memadai sebagai tempat isoman," ujarnya.

Selain memperbanyak tempat isolasi terpusat, Pemkab Bekasi juga mendorong percepatan program vaksinasi di kawasan industri supaya para pekerja mempunyai imunitas terhadap paparan Covid-19.

"Sesuai dengan pengalaman kita selama ini, bahwa pasien yang terpapar tapi sudah pernah divaksinasi kondisinya lebih ringan," ucapnya.

Dani mengungkap, untuk mempercepat program vaksinasi di kawasan industri, pihaknya akan mengambil vaksin yang sudah disiapkan Kementerian Perindustrian sejumlah lima juta vaksin untuk Jawa dan Bali.

"Kabupaten Bekasi bertekad, ingin menyerap vaksin (industri) tersebut lebih cepat dan paling duluan. Sehingga mulai Senin ini (26/7), kita akan identifikasi perusahaan mana yang belum melakukan vaksinasi. Mereka tinggal menyiapkan sentra vaksinnya, nanti tim kita turun, dari Dinas Kesehatan dibantu TNI Polri sebagai tim vaksinator," terangnya.