Fenomena Long Covid-19, Penyintas Diingatkan untuk Mengetahui Gejala
Merdeka.com - Fenomena long Covid-19 merupakan gejala bagi penyintas atau pasien yang sembuh dari Covid-19. Dokter spesialis paru dari Siloam Hospitals Surabaya, Isnin Anang mengatakan, timbulnya gejala long Covid-19 diakibatkan oleh rusaknya jaringan tubuh oleh virus sehingga terganggunya respons pada imun dan kondisi psikologis.
"Long Covid-19 sindrom itu memang ada, dan perlu memahami keluhan dan gejala pada pasien serta pendekatan komprehensif dan multidisiplin", kata dokter Isnin Anang dalam diskusi virtual bertema kesehatan. Dikutip dari keterangan tertulis kepada wartawan, Senin (11/10)
Gejala tersebut pada umumnya yaitu demam, kehilangan penciuman dan pengecapan, batuk berkelanjutan, sesak napas, nyeri dada, peradangan jantung, sakit perut, kesemutan, ruam pada kaki, lupa, depresi, sakit kepala, kelelahan, telinga berdengung hingga nyeri otot dan diare.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Apa gejala yang dirasakan dari Covid Pirola? Gejala Covid Pirola Lantas, seperti apa gejala covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
-
Mengapa virus menyerang manusia? Virus yang dapat menyerang manusia memang perlu dipahami.
-
Mengapa Covid-19 menjadi pandemi global? Pandemi Covid-19 telah menjadi salah satu peristiwa paling berdampak di abad ke-21. Penyakit yang disebabkan oleh virus corona jenis baru ini telah menginfeksi lebih dari 200 juta orang dan menewaskan lebih dari 4 juta orang di seluruh dunia.
-
Kenapa virus menyebabkan penyakit? Virus adalah mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit pada organisme inangnya, termasuk manusia. Biasanya, virus menggunakan inangnya untuk bereproduksi dengan cara menginfeksi sel-sel inang dan mengambil alih proses reproduksi sel untuk menghasilkan salinan virus.
-
Bagaimana cara virus menginfeksi tubuh? Virus masuk ke dalam tubuh inang melalui berbagai cara, seperti udara, darah, cairan tubuh, atau kontak langsung dengan benda yang terkontaminasi virus.
"Pascainfeksi akut dari virus Covid-19, terjadi kerusakan endotel dan inflamasi pada jaringan paru. Umumnya terjadi pada latihan dan riwayat memori traumatis akan penyakit yang berat juga perawatan yang lama di rumah sakit", tuturnya.
Disebutkan, mengacu pada data Kementerian Kesehatan, untuk pasien Covid-19 selama 1 bulan sekitar 53,7 persen pasien mengalami gejala long Covid-19 merupakan pasien perokok. 43,6 persen pasien selama 1 sampai 6 bulan mengalami gejala akut long Covid-19 dan sebanyak 2,7 persenn pasien selama lebih dari 6 bulan pasien berusia lanjut.
Hal lain yang signifikan selain mekanisme imunologis adalah rasa ketakutan akan penyakit Covid-19. Ketakutan akan masa depan yang tidak menentu, stigma, dan memori traumatis akan penyakit yang berat serta isolasi sosial.
Adapun disebutkan pula penyakit Insomnia merupakan penyakit yang umum diderita pada masa pemulihan. Ada pula faktor penyebab seperti nyeri kepala, yang dilaporkan banyak terjadi pada pasien terinfeksi Covid-19 akut maupun saat pemulihan.
"Hal ini dapat terjadi karena adanya multifaktor, yaitu karena stres dan rasa cemas terkait pandemi dan penyakit Covid-19. Perubahan Irama sirkadian dan masih ada gejala pernapasan sisa Covid-19(batuk, sesak), serta efek respons imun terhadap infeksi Covid-19 secara langsung maupun jangka panjang," ungkap Isnin Anang.
Menurutnya, Gejala long Covid-19 dapat ditangani dan disembuhkan. Isnin Anang menjelaskan, tidak semua pasien yang mendapatkan perawatan di rumah sakit dan sembuh dari infeksi Covid-19 akan mengalami gejala-gejala long Covid-19.
"Tapi kalau pasien merasa setelah sembuh punya gejala-gejala menetap, maka perlu penanganan komprehensif untuk pasien long Covid-19," ujarnya.
Meskipun gejala-gejalanya tampak seperti penyakit lain pada umumnya, untuk menegakkan diagnostik dan terapi yang tepat, pasien tetap memerlukan pemeriksaan dan rekomendasi dari dokter penanggung jawabnya. "Pun jika diperlukan melakukan konsultasi kepada psikiatri," imbuh Isnin Anang.
Sebab, setiap gejala akan diberikan treatment atau terapi yang berbeda-beda. Mulai dari manajemen penyakit penyerta, menjaga kesehatan mental, kondisi dukungan sosial, finansial serta budaya, dan lain sebagainya.
dalam penanganannya maka perlu dilakukan konsultasi oleh dokter atau bahkan psikiatri. Selain penanganan tersebut, mengkonsumsi makanan bergizi yang seimbang, melakukan rehabilitasi fungsi dari organ tubuh pun menyesuaikan kondisi fisik dan istirahat yang cukup.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut, perubahan gejala tersebut akibat pengaruh reaksi imunologi.
Baca SelengkapnyaKemenkes memperoleh beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19, salah satunya datang dari Kota Bandung.
Baca SelengkapnyaBadai sitokin adalah reaksi berlebihan dari sistem kekebalan tubuh di mana tubuh melepaskan sejumlah besar sitokin sehingga menyebabkan peradangan yang ekstrem.
Baca SelengkapnyaMasyarakat diminta lakukan pola hidup bersih dan sehat
Baca SelengkapnyaSeorang pria 72 tahun di Belanda terinfeksi Covid-19 selama 613 hari dan berakhir meninggal. Yuk, simak fakta lengkapnya!
Baca SelengkapnyaBadan pegal dan sakit yang muncul ini menandakan sejumlah kondisi yang sedang dialami tubuh.
Baca SelengkapnyaAIDS adalah stadium HIV yang paling lanjut dan parah. Gejala AIDS terjadi karena dampak parah virus pada sistem kekebalan tubuh.
Baca Selengkapnya