Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Fenomena Long Covid-19, Penyintas Diingatkan untuk Mengetahui Gejala

Fenomena Long Covid-19, Penyintas Diingatkan untuk Mengetahui Gejala Ilustrasi. ©2021 AFP/Maria Tan

Merdeka.com - Fenomena long Covid-19 merupakan gejala bagi penyintas atau pasien yang sembuh dari Covid-19. Dokter spesialis paru dari Siloam Hospitals Surabaya, Isnin Anang mengatakan, timbulnya gejala long Covid-19 diakibatkan oleh rusaknya jaringan tubuh oleh virus sehingga terganggunya respons pada imun dan kondisi psikologis.

"Long Covid-19 sindrom itu memang ada, dan perlu memahami keluhan dan gejala pada pasien serta pendekatan komprehensif dan multidisiplin", kata dokter Isnin Anang dalam diskusi virtual bertema kesehatan. Dikutip dari keterangan tertulis kepada wartawan, Senin (11/10)

Gejala tersebut pada umumnya yaitu demam, kehilangan penciuman dan pengecapan, batuk berkelanjutan, sesak napas, nyeri dada, peradangan jantung, sakit perut, kesemutan, ruam pada kaki, lupa, depresi, sakit kepala, kelelahan, telinga berdengung hingga nyeri otot dan diare.

Orang lain juga bertanya?

"Pascainfeksi akut dari virus Covid-19, terjadi kerusakan endotel dan inflamasi pada jaringan paru. Umumnya terjadi pada latihan dan riwayat memori traumatis akan penyakit yang berat juga perawatan yang lama di rumah sakit", tuturnya.

Disebutkan, mengacu pada data Kementerian Kesehatan, untuk pasien Covid-19 selama 1 bulan sekitar 53,7 persen pasien mengalami gejala long Covid-19 merupakan pasien perokok. 43,6 persen pasien selama 1 sampai 6 bulan mengalami gejala akut long Covid-19 dan sebanyak 2,7 persenn pasien selama lebih dari 6 bulan pasien berusia lanjut.

Hal lain yang signifikan selain mekanisme imunologis adalah rasa ketakutan akan penyakit Covid-19. Ketakutan akan masa depan yang tidak menentu, stigma, dan memori traumatis akan penyakit yang berat serta isolasi sosial.

Adapun disebutkan pula penyakit Insomnia merupakan penyakit yang umum diderita pada masa pemulihan. Ada pula faktor penyebab seperti nyeri kepala, yang dilaporkan banyak terjadi pada pasien terinfeksi Covid-19 akut maupun saat pemulihan.

"Hal ini dapat terjadi karena adanya multifaktor, yaitu karena stres dan rasa cemas terkait pandemi dan penyakit Covid-19. Perubahan Irama sirkadian dan masih ada gejala pernapasan sisa Covid-19(batuk, sesak), serta efek respons imun terhadap infeksi Covid-19 secara langsung maupun jangka panjang," ungkap Isnin Anang.

Menurutnya, Gejala long Covid-19 dapat ditangani dan disembuhkan. Isnin Anang menjelaskan, tidak semua pasien yang mendapatkan perawatan di rumah sakit dan sembuh dari infeksi Covid-19 akan mengalami gejala-gejala long Covid-19.

"Tapi kalau pasien merasa setelah sembuh punya gejala-gejala menetap, maka perlu penanganan komprehensif untuk pasien long Covid-19," ujarnya.

Meskipun gejala-gejalanya tampak seperti penyakit lain pada umumnya, untuk menegakkan diagnostik dan terapi yang tepat, pasien tetap memerlukan pemeriksaan dan rekomendasi dari dokter penanggung jawabnya. "Pun jika diperlukan melakukan konsultasi kepada psikiatri," imbuh Isnin Anang.

Sebab, setiap gejala akan diberikan treatment atau terapi yang berbeda-beda. Mulai dari manajemen penyakit penyerta, menjaga kesehatan mental, kondisi dukungan sosial, finansial serta budaya, dan lain sebagainya.

dalam penanganannya maka perlu dilakukan konsultasi oleh dokter atau bahkan psikiatri. Selain penanganan tersebut, mengkonsumsi makanan bergizi yang seimbang, melakukan rehabilitasi fungsi dari organ tubuh pun menyesuaikan kondisi fisik dan istirahat yang cukup.

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Gejala DBD Berubah pada Penyintas Covid-19, Sejauh Apa Bahayanya?
Gejala DBD Berubah pada Penyintas Covid-19, Sejauh Apa Bahayanya?

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut, perubahan gejala tersebut akibat pengaruh reaksi imunologi.

Baca Selengkapnya
Kemenkes: Penyintas Covid-19 yang Kena DBD Tak Muncul Bintik Merah, Tapi Demam Tak Reda hingga 10 Hari
Kemenkes: Penyintas Covid-19 yang Kena DBD Tak Muncul Bintik Merah, Tapi Demam Tak Reda hingga 10 Hari

Kemenkes memperoleh beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19, salah satunya datang dari Kota Bandung.

Baca Selengkapnya
Mengenal Badai Sitokin: Penyebab, Gejala, dan Cara Pengobatannya
Mengenal Badai Sitokin: Penyebab, Gejala, dan Cara Pengobatannya

Badai sitokin adalah reaksi berlebihan dari sistem kekebalan tubuh di mana tubuh melepaskan sejumlah besar sitokin sehingga menyebabkan peradangan yang ekstrem.

Baca Selengkapnya
Waspada Covid Lagi, Begini Imbauan dari Kemenkes dan Ahli
Waspada Covid Lagi, Begini Imbauan dari Kemenkes dan Ahli

Masyarakat diminta lakukan pola hidup bersih dan sehat

Baca Selengkapnya
Rekor, Pria Ini Terinfeksi Covid Terlama Hingga 613 Hari dan Bermutasi Lebih dari 50 Kali
Rekor, Pria Ini Terinfeksi Covid Terlama Hingga 613 Hari dan Bermutasi Lebih dari 50 Kali

Seorang pria 72 tahun di Belanda terinfeksi Covid-19 selama 613 hari dan berakhir meninggal. Yuk, simak fakta lengkapnya!

Baca Selengkapnya
Ini Penyebab Seluruh Tubuh Sakit Saat Tidak Enak Badan
Ini Penyebab Seluruh Tubuh Sakit Saat Tidak Enak Badan

Badan pegal dan sakit yang muncul ini menandakan sejumlah kondisi yang sedang dialami tubuh.

Baca Selengkapnya
Pengertian AIDS, Tanda-Tanda dan Kenali Gejalanya dengan Cepat
Pengertian AIDS, Tanda-Tanda dan Kenali Gejalanya dengan Cepat

AIDS adalah stadium HIV yang paling lanjut dan parah. Gejala AIDS terjadi karena dampak parah virus pada sistem kekebalan tubuh.

Baca Selengkapnya