Firna, anak pemulung di Semarang lulus kuliah IPK cumlaude 3,77
Merdeka.com - Berasal dari keluarga yang kurang mampu bukan menjadi alasan untuk seseorang tidak bisa mencetak prestasi. Terbukti ada segelintir anak mampu membuat bangga keluarga atas prestasi yang dicapai. Seperti dialami oleh Firna Larasanti, Mahasiswi Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial (FIS), Universitas Negeri Semarang. Anak seorang pemulung itu hari ini, Rabu (27/7) diwisuda dan berhasil meraih nilai IPK cumlaude 3,77.
Nilai tersebut merupakan hasil kerja kerasnya selama ini selalu semangat dalam belajar dan membantu orangtuanya. Sebab, kedua orangtuanya hanyalah pemulung dengan penghasilan tak pasti.
Misianto, ayah Firna, bekerja sebagai pemulung sejak 1993 lalu. Setiap hari dia mencari barang bekas dari kampung ke kampung. Misianto juga dibantu istrinya, Siti Mastianah, dan ketiga anaknya, termasuk Firna.
-
Bagaimana gotong royong dipraktikkan? Gotong royong juga tercermin dalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia melalui adat-istiadat seperti gotong royong dalam perayaan keagamaan atau dalam membantu sesama dalam hal-hal yang mendesak.
-
Bagaimana Soeharsikin membantu ekonomi keluarga? Perjuangan Keberadaan indekos fenomenal di Jalan Peneleh merupakan ide Soeharsikin. Saat itu, ia bertekad meringankan beban ekonomi keluarga, karena HOS Tjokroaminoto juga sibuk berpolitik.
-
Apa arti dari gotong royong? Gotong royong adalah konsep semangat kebersamaan dan kerja sama dalam masyarakat Indonesia.
-
Siapa yang terlibat dalam gotong royong? Konsep gotong royong mencerminkan semangat kebersamaan dan saling membantu antaranggota masyarakat dalam menyelesaikan berbagai tugas atau masalah bersama-sama.
-
Bagaimana orang terkaya di Indonesia mendapat kekayaan? Michael Hartono menduduki posisi teratas dalam daftar orang terkaya di Indonesia menurut Forbes Real Time Billionaires.
-
Bagaimana cara mendapatkan rezeki yang cukup? Allah SWT berfirman:'Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).' (QS. Hud: 6)
Dari hasil gotong royong sekeluarga, mereka biasanya mendapat uang Rp 50 ribu per hari. Nominal itu jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Selain itu, keluarga Firna juga harus menanggung sewa lahan rumah mereka yang berdiri di atas tanah bondo desa. Tanah tersebut dibayar Rp 125 ribu per tahun.
Meski ekonomi keluarga kurang mampu, namun Firna memasang target optimistis sejak awal. Dia bertekad untuk kuliah. Bahkan, saat masih SMA dia bekerja paruh waktu di sela kesibukan sekolahnya.
"Dulu biasa kerja sambilan. Kadang jadi penjaga toko, kadang jadi pelayan di rumah makan. Yang penting halal," kata Firna, dikutip dari website unnes.ac.id.
Harapan Firna terjawab saat memperoleh beasiswa Bidikmisi. Beasiswa itu ditujukan bagi pelajar berpestasi dari keluarga tidak mampu. Dengan beasiswa ini, Firna bisa kuliah gratis. Dia juga menerima uang saku Rp 600 ribu per bulan untuk biaya transportasi, jajan, dan buku.
"Dulu bapak pernah bilang, kalau memang harus berhenti kuliah ya berhenti. Tapi alhamdulillah, bidikmisi mengatasi biaya itu," ujarnya.
Ibunya juga selalu memberi dukungan moril. Siti sering memberi nasihat agar Firna kuat agar bisa sukses, menjadi anak yang berguna bagi sesama manusia.
Kini, Firna dan keluarganya merasa lega dan bahagia. Pendidikan S1 yang diimpikan sudah tercapai. Namun itu bukan target tertingginya. Usai wisuda Firna akan segera tancap gas supaya bisa melanjutkan program master.
"Saya ingin ngajar, menjadi dosen. Makanya saya harus kuliah lagi. Kalau tidak ke UGM, saya pengin kuliah di National University of Singapure," ucapnya.
Dengan prestasi yang diraihnya, dia optimis bisa masuk ke salah satu dari dua universitas dambaannya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Firman berjuang keras untuk mengangkat derajat keluarganya yang selama ini hidup miskin.
Baca SelengkapnyaJurus terjitu anak kos atur uang Rp50 ribu untuk satu minggu.
Baca SelengkapnyaMereka berjuang keras untuk menggapai di bangku SMA agar bisa masuk kampus favorit melalui jalur prestasi.
Baca SelengkapnyaYuliana (23) salah satu mahasiswi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon yang baru saja lulus kuliah.
Baca SelengkapnyaPerempuan asal Jakarta Timur ini rela memberikan ilmunya secara cuma-cuma kepada anak-anak pemulung di wilayah TPU Pondok Kelapa.
Baca SelengkapnyaDia lulus dengan IPK 3,98 yang diselesaikan dalam waktu 3 tahun 6 bulan.
Baca SelengkapnyaTerlahir sebagai anak artis sukses dan kaya raya tak membuat Cinta dan Nino manja.
Baca SelengkapnyaArie Untung dan Fenita memiliki sebuah rumah yang begitu megah dan mewah di tengah Jakarta.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan seorang perempuan yang rela jadi tukang pijat demi anak sekolah.
Baca SelengkapnyaIdentik dengan kemiskinan, namun 5 pengemis ini justru memiliki harta kekayaan dari hasil belas kasihan masyarakat.
Baca SelengkapnyaBikin haru, begini kisah Lina bocah 9 tahun yang sudah lama bantu ayahnya cari rongsokan.
Baca SelengkapnyaSeorang pemulung asal Palembang harus hidup di jalan padahal memiliki keluarga yang kaya raya.
Baca Selengkapnya