Fixpoll: Banyak Masyarakat Belum Vaksinasi Covid karena Takut Efek Sampingnya
Merdeka.com - Survei Fixpoll memaparkan hasil riset terkait penanganan Covid-19 di Indonesia, salah satunya program vaksinasi. Hasil temuan mereka, ternyata masih banyak masyarakat yang belum divaksin dengan berbagai macam alasan, Senin (23/8).
78,7 Persen masyarakat belum mengikuti program vaksin. Hanya 21,3 persen saja yang sudah vaksinasi.
Moyoritas, 32,7 persen masyarakat belum atau enggak vaksin karena takut akan efek sampingnya. Kemudian 22,7 persen masyarakat mengaku belum tersedia vaksin di lingkungan tempat tinggal mereka. 10,2 persen mengaku sibuk atau belum ada waktu luang, lalu 6,7 persen menyatakan tidak membutuhkan vaksin.
-
Siapa saja yang berisiko karena anak tidak divaksinasi? Anak yang tidak divaksinasi juga membawa risiko bagi anggota keluarga lainnya.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
-
Apa itu vaksin kanker Rusia? Vaksin kenker berteknologi mRNA ini diklaim tidak hanya mampu menekan pertumbuhan tumor, tetapi juga mencegah penyebarannya (metastasis).
-
Mengapa vaksin kanker penting bagi masyarakat? Putin menggambarkan pencapaian ini sebagai langkah penting menuju terobosan medis yang bisa membawa manfaat besar bagi masyarakat.
-
Siapa saja yang menerima vaksin cacar monyet? Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, kriteria penerima vaksin ini adalah laki-laki yang dalam dua minggu terakhir melakukan hubungan seksual berisiko dengan atau tanpa status ODHIV.'Kementerian Kesehatan juga akan melakukan vaksinasi monkeypox terutama pada populasi yang berisiko,' kata Maxi dalam keterangan tertulisnya, Senin (23/10).
-
Kenapa laki-laki yang berhubungan seks berisiko menerima vaksin? 'Kementerian Kesehatan juga akan melakukan vaksinasi monkeypox terutama pada populasi yang berisiko,' kata Maxi dalam keterangan tertulisnya, Senin (23/10).
Selanjutnya 4,5 persen mengaku takut dengan jarum suntik. Kemudian 3,8 persen ragu dengan kehalalan vaksin dan 3,7 persen tidak percaya vaksin yang disediakan pemerintah. Lalu alasan lainnya 15,7 persen.
Dalam survei ini, penarikan sampel menggunakan multistage random sampling. Dalam survei ini jumlah sampel sebanyak 1.240 orang. Dengan asumsi metode simple random sampling, sehingga ukuran sampel 1.240. Reseponden memiliki toleransi kesalahan (Margin of Error - MoE) sekitar < 2,89% pada tingkat kepercayaan 95,0 persen, sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.
Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih dan Quality Control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot-check) dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.
Diketahui, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pemerintah terus menggencarkan edukasi dan sosialisasi mengenai vaksinasi. Dia menyebut, warga akan sadar seiring bertambahnya masyarakat yang disuntik vaksin.
"Kita selalu lakukan edukasi dan sosialisasi yang masif melalui media cetak maupun media sosial lainnya. Serta seiring dengan bertambahnya yang disuntik vaksin tentu akan menjadi contoh bagi warga lain tentang manfaat vaksin," kata Nadia lewat pesan, Selasa (3/8).
Selain edukasi, kata Nadia, pemerintah melibatkan tokoh masyarakat dan agama untuk sosialisasi vaksinasi Covid-19. "Selain itu kita juga tetap melibatkan tokoh agama dan tokoh masyarakat termasuk pastor, pendeta dan imam masjid untuk sosiliasi kepada warga," ucap dia.
Selain sosialisasi dan edukasi, Nadia menyambut baik bila ada ide masyarakat mendapatkan voucher belanja atau makan di restoran bila mau divaksinasi.
"Silakan dan saja bisa saja partisipasi dari masyarakat ya misalnya kalau sudah vaksin bisa dapat diskon makan di resto atau coffee shop atau diskon atau voucher belanja kalau menunjukkan sudah disuntik vaksin ini bisa saja bersama masyarakat ya," tuturnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Komnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaDia lalu mengatakan vaksin dengue dapat diberikan kepada masyarakat berusia 6 hingga 45 tahun.
Baca SelengkapnyaBeredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaSurvei dilakukan pada 4-11 Januari 2024 terhadap 1.220 responden. Survei dilakukan melalui teknik wawancara tatap muka
Baca SelengkapnyaHebohnya kasus TTS berawal dari gugatan yang dilayangkan Jamie Scott ke Pengadilan Tinggi Inggris.
Baca SelengkapnyaPersoalan politik uang menempati posisi pertama di angka 37,2 persen.
Baca SelengkapnyaPenjelasan mengenai manfaat dan efek samping dan efek samping vaksin HPV.
Baca SelengkapnyaAlasan paling banyak adalah karena masyarakat mengaku tidak punya waktu menonton.
Baca SelengkapnyaTerkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaJumlah tertanggung industri asuransi jiwa Lebih rendah dibandingkan jumlah kepesertaan BPJS Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di tahun 2022.
Baca Selengkapnya