Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Fixpoll: Banyak Masyarakat Belum Vaksinasi Covid karena Takut Efek Sampingnya

Fixpoll: Banyak Masyarakat Belum Vaksinasi Covid karena Takut Efek Sampingnya Vaksinasi Covid-19 di Penjaringan. ©Liputan6.com/Helmi Fithriansyah

Merdeka.com - Survei Fixpoll memaparkan hasil riset terkait penanganan Covid-19 di Indonesia, salah satunya program vaksinasi. Hasil temuan mereka, ternyata masih banyak masyarakat yang belum divaksin dengan berbagai macam alasan, Senin (23/8).

78,7 Persen masyarakat belum mengikuti program vaksin. Hanya 21,3 persen saja yang sudah vaksinasi.

Moyoritas, 32,7 persen masyarakat belum atau enggak vaksin karena takut akan efek sampingnya. Kemudian 22,7 persen masyarakat mengaku belum tersedia vaksin di lingkungan tempat tinggal mereka. 10,2 persen mengaku sibuk atau belum ada waktu luang, lalu 6,7 persen menyatakan tidak membutuhkan vaksin.

Selanjutnya 4,5 persen mengaku takut dengan jarum suntik. Kemudian 3,8 persen ragu dengan kehalalan vaksin dan 3,7 persen tidak percaya vaksin yang disediakan pemerintah. Lalu alasan lainnya 15,7 persen.

Dalam survei ini, penarikan sampel menggunakan multistage random sampling. Dalam survei ini jumlah sampel sebanyak 1.240 orang. Dengan asumsi metode simple random sampling, sehingga ukuran sampel 1.240. Reseponden memiliki toleransi kesalahan (Margin of Error - MoE) sekitar < 2,89% pada tingkat kepercayaan 95,0 persen, sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.

Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih dan Quality Control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot-check) dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.

Diketahui, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pemerintah terus menggencarkan edukasi dan sosialisasi mengenai vaksinasi. Dia menyebut, warga akan sadar seiring bertambahnya masyarakat yang disuntik vaksin.

"Kita selalu lakukan edukasi dan sosialisasi yang masif melalui media cetak maupun media sosial lainnya. Serta seiring dengan bertambahnya yang disuntik vaksin tentu akan menjadi contoh bagi warga lain tentang manfaat vaksin," kata Nadia lewat pesan, Selasa (3/8).

Selain edukasi, kata Nadia, pemerintah melibatkan tokoh masyarakat dan agama untuk sosialisasi vaksinasi Covid-19. "Selain itu kita juga tetap melibatkan tokoh agama dan tokoh masyarakat termasuk pastor, pendeta dan imam masjid untuk sosiliasi kepada warga," ucap dia.

Selain sosialisasi dan edukasi, Nadia menyambut baik bila ada ide masyarakat mendapatkan voucher belanja atau makan di restoran bila mau divaksinasi.

"Silakan dan saja bisa saja partisipasi dari masyarakat ya misalnya kalau sudah vaksin bisa dapat diskon makan di resto atau coffee shop atau diskon atau voucher belanja kalau menunjukkan sudah disuntik vaksin ini bisa saja bersama masyarakat ya," tuturnya.

(mdk/eko)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Penjelasan Ahli Kesehatan Usai Heboh Efek Samping Vaksin AstraZeneca hingga Ditarik dari Peredaran
Penjelasan Ahli Kesehatan Usai Heboh Efek Samping Vaksin AstraZeneca hingga Ditarik dari Peredaran

Komnas KIPI sebelumnya mengatakan tidak ada kejadian sindrom TTS setelah pemakaian vaksin Covid-19 AstraZeneca.

Baca Selengkapnya
Pakar Ungkap Vaksin Dengue Mampu Lindungi Diri dari DBD
Pakar Ungkap Vaksin Dengue Mampu Lindungi Diri dari DBD

Dia lalu mengatakan vaksin dengue dapat diberikan kepada masyarakat berusia 6 hingga 45 tahun.

Baca Selengkapnya
Benarkah Penerima Vaksin Covid-19 mRNA akan Meninggal dalam 3 atau 5 Tahun? Cek Faktanya
Benarkah Penerima Vaksin Covid-19 mRNA akan Meninggal dalam 3 atau 5 Tahun? Cek Faktanya

Beredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun

Baca Selengkapnya
Respons Menkes Soal Gaduh Efek Samping Vaksin AstraZeneca Disebut Picu Pembekuan Darah
Respons Menkes Soal Gaduh Efek Samping Vaksin AstraZeneca Disebut Picu Pembekuan Darah

Menkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca

Baca Selengkapnya
Survei Charta Politika: 63% Masyarakat Tak Setuju Praktik Dinasti Politik
Survei Charta Politika: 63% Masyarakat Tak Setuju Praktik Dinasti Politik

Survei dilakukan pada 4-11 Januari 2024 terhadap 1.220 responden. Survei dilakukan melalui teknik wawancara tatap muka

Baca Selengkapnya
Mengenal TTS, Penyakit yang Dikaitkan dengan Efek Samping  Vaksin AstraZeneca
Mengenal TTS, Penyakit yang Dikaitkan dengan Efek Samping Vaksin AstraZeneca

Hebohnya kasus TTS berawal dari gugatan yang dilayangkan Jamie Scott ke Pengadilan Tinggi Inggris.

Baca Selengkapnya
Hasil Survei Populi: Masyarakat Cemas Permainan Politik Uang di Pilpres 2024
Hasil Survei Populi: Masyarakat Cemas Permainan Politik Uang di Pilpres 2024

Persoalan politik uang menempati posisi pertama di angka 37,2 persen.

Baca Selengkapnya
Manfaat Vaksin HPV yang Penting Dipahami, Ketahui Efek Sampingnya
Manfaat Vaksin HPV yang Penting Dipahami, Ketahui Efek Sampingnya

Penjelasan mengenai manfaat dan efek samping dan efek samping vaksin HPV.

Baca Selengkapnya
Survei Ungkap Alasan Orang Ogah Nonton Debat, Mulai dari Membosankan Hingga Omong Kosong
Survei Ungkap Alasan Orang Ogah Nonton Debat, Mulai dari Membosankan Hingga Omong Kosong

Alasan paling banyak adalah karena masyarakat mengaku tidak punya waktu menonton.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster

Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.

Baca Selengkapnya
Masyarakat Lebih Pilih BPJS Kesehatan Dibanding Asuransi Lain, Ini Alasannya
Masyarakat Lebih Pilih BPJS Kesehatan Dibanding Asuransi Lain, Ini Alasannya

Jumlah tertanggung industri asuransi jiwa Lebih rendah dibandingkan jumlah kepesertaan BPJS Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di tahun 2022.

Baca Selengkapnya