Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

FPI Bantah Tuding BIN Di Balik Penangkapan Habib Rizieq di Arab

FPI Bantah Tuding BIN Di Balik Penangkapan Habib Rizieq di Arab Rizieq Syihab. ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - Juru Bicara Front Pembela Islam (FPI) Slamet Ma'arif membantah FPI menuding Badan Intelijen Negara (BIN) di balik penangkapan Habib Rizieq Syihab di Arab Saudi. Rizieq sempat dibawa kepolisian setempat terkait pemasangan bendera ISIS di dinding luar rumahnya.

"Kami nggak pernah sebut intelijen Indonesia. Ada sekelas intelijen, saya nggak bilang Indonesia, HRS ga pernah sebutkan kata Indonesia, tak pernah sebut kata BIN. Hanya skenario intelijen yang kita sebutkan, kan bisa dari mana saja. Tapi kemudian kok BIN yang bereaksi," ujar Slamet usai pertemuan di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Jumat (9/11/2018).

Slamet berpendapat, ada skenario besar yang dimainkan intelijen di balik penangkapan Rizieq oleh Kepolisian Arab Saudi. Hal itu terlihat dari upaya fitnah dengan memasang bendera ISIS di tembok rumah Rizieq di Arab.

"Kan CCTV-nya sudah dilepas duluan, dicuri duluan. Kemudian yang ditempel kan ada logo ISIS-nya sebenermya. Tapi anehnya kok yang viral di Indonesia bendera tauhid yang hitam itu," ucapnya.

Selain itu, pihak FPI juga curiga ada orang yang telah siap mengambil foto rumah Rizieq dan saat dia dijemput kepolisian Arab Saudi untuk kemudian dikirim ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dan diviralkan di Tanah Air. Bahkan kabar tersebut telah viral sebelum Rizieq tiba di ruang pemeriksaan polisi.

"Jadi itulah yang kita lihat ada skenario besar yang ingin fitnah beliau. Tapi alhamdulillah Allah kasih perlindungan sehat wal afiat, sudah kembali ke rumahnya, sudah terima tamu di rumahnya, dan sudah melaporkan pihak-pihak yang mencoba memfitnah beliau agar kepolisian Saudi Arabia bisa memproses," kata Slamet.

Slamet enggan berspekulasi skenario penangkapan Rizieq sengaja dibuat untuk menggangu rencana pertemuan besar Reuni 212 di Monas, Jakarta Pusat pada 2 Desember mendatang. Namun ia merujuk pada peristiwa pencekalan Rizieq yang juga terjadi jelang Ijtima Ulama.

"Kebetulan saja ketika kami mengadakan kegiatan ijtima ulama kemudian muncul kasus yang pertama, pencekalan dan lain-lain. Ketika kita akan menghadapi reuni akbar muncul kasus ini. Tapi itu tak menyurutkan perjuangan kami, tetap kami akan lakukan apa yang sudah kami rencanakan tujuannya untuk menyatukan umat dan berdoa bersama dengan anak bangsa 212," Slamet memungkasi.

Sebelumnya, Rizieq dikabarkan ditangkap kepolisian Arab Saudi terkait dengan laporan soal pemasangan bendera ISIS di luar rumahnya pada Senin 5 November 2018. Setelah diperiksa, Rizieq kemudian dipulangkan pada Selasa 6 November 2018 malam.

(mdk/ded)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP