Fredrich sebut KPK mimpi di siang bolong soal booking kamar untuk Setnov
Merdeka.com - Mantan kuasa hukum Setya Novanto, Fredrich Yunadi menyangkal apa yang dituduhkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait adanya pesanan (booking) khusus satu lantai di Rumah Sakit Medika Permata Hijau. Hal itu menurutnya sama saja mimpi di siang hari bolong.
"Itu kan mimpi di siang bolong. Buktinya tanya saja sama Pak Agung Laksono, tanya sama Pak Idrus beliau waktu kecelakaan kan semua hadir ya tanya saja sama petinggi dari AMG kan mereka ada semua," kata Fredrich di kantornya usai digeledah, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (11/1)
Dirinya pun menjelaskan bahwa saat itu empat kamar mulai dari lantai bawah sudah terisi oleh pasien lain sebelum Setya Novanto masuk ke RS Medika Permata Hijau. Pernyataan KPK yang menuding dirinya telah menyewa satu lantai RS Medika Permata Hijau, menurutnya tak benar.
-
Siapa yang diperiksa oleh KPK? Wakil Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Wamenkumham) Edward Omar Sharif Hiariej alias Eddy Hiariej rampung menjalani pemeriksaan penyidik KPK, Senin (4/12).
-
Siapa yang diperiksa KPK? Mantan Ketua Ferrari Owners Club Indonesia (FOCI), Hanan Supangkat akhirnya terlihat batang hidungnya ke gedung Merah Putih, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (25/3) kemarin.
-
Siapa yang terbukti terlibat pungli di Rutan KPK? 90 pegawai Komisi Antirasuah yang telah terbukti terlibat dalam praktik pungli.
-
Siapa yang punya kamar di lantai 2? Kamar Justin, Sisca Kohl, dan putrinya, Sophia, ada di lantai 2.
-
Siapa yang tinggal di kamar utama? Ini adalah kamar utama Maia, didominasi oleh paduan warna earth tone yang tenang menurut Maia.
"Jadi di lantai itu ada 8 kamar, yang terisi itu ada 4 kamar. Pak SN kamar ke 5 jadi bohong itu booking 1 lantai," jelasnya.
Lalu, ketika dirinya kembali dilontarkan pertanyaan terkait bukti yang sudah dimiliki oleh KPK soal pemesanan satu lantai yang dituduhkannya itu, dirinya pun kembali membantah kalau KPK saat itu sedang bermimpi.
"Bukti dari mana? Bukti dari mimpi. Saya punya bukti rekaman. Rekaman yang diambil itu dari MetroTV. Karena saya biasa minta kalau habis liputan minta. Karena itu dokumentasi saya," ujarnya.
Dirinya pun menerangkan bahwa kalau seseorang ingin melakukan booking atau pemesanan kamar rawat inap, harus mempunyai surat dari keterangan dokter yang bersangkutan. Menurutnya, tak bisa jika orang ingin booking kamar kalau tak ada surat keterangan dari dokter.
"Anda kalau pernah ke rumah sakit apakah bisa mem-booking kamar tanpa ada surat keterangan dari dokter. Tidak mungkin, kalian kalau pernah ngeliput waktu di rs, Ada rekamannya, saya kan antre untuk daftar dan booking rawat inap. Itu terjadi jam 8.30 malam. Silakan saja, mulut kan di kepala orang kan bukan di kepala saya," ucapnya.
Fredrich juga mengaku bahwa pada saat itu yang melakukan pembayaran adalah keluarga dari Setya Novanto dan bukan dirinya.
"Yang bayar kan keluarga mereka bukan saya, yang bayar kan keluarga Setya Novanto, saya enggak pernah pegang bukti pembayaran," tandasnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terkait dengan rumah yang diduga sebagai 'safe house' Firli tersebut, mantan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto mempertanyakan hal tersebut.
Baca Selengkapnya"Enggak mahal. Itu rumah tua, cuma kamar yang dipakai untuk istirahat kalau ada kegiatan di Jakarta," kata Kuasa Hukum Firli
Baca SelengkapnyaKetut merinci awal tinggal di kamar indekos itu tarifnya sekira Rp2,5 juta. Namun, seiring waktu harga kos terus mengalami kenaikan.
Baca SelengkapnyaKPK belum menjelaskan lebih lanjut terkait apa saja yang didapat penyidik dari hasil penggeledahan kemarin. Hanya saja tiga koper sempat dibawah keluar.
Baca SelengkapnyaPenyidik KPK menggeledah ruang Wakil Wali Kota dan Sekretaris Daerah Kota Semarang yang berlokasi di sisi kompleks kantor pemerintahan itu.
Baca SelengkapnyaKPK belum membeberkan nama-nama tersangka dimaksud.
Baca SelengkapnyaSejauh ini sudah ada beberapa perusahaan yang diduga terlibat dalam kasus tersebut.
Baca SelengkapnyaSalah satu tersangka yang ikut ditahan merupakan seorang 'bos' dalam kasus ini.
Baca SelengkapnyaSyahrul Yasin Limpo mengakui adanya pertemuan dengan Firli Bahuri di rumah yang sempat digeledah penyidik Polda Metro Jaya.
Baca Selengkapnya