Front Pembela Obor Rakyat tuding semua media besar partisan
Merdeka.com - Sikap kepolisian dengan memanggil pemimpin redaksi dan pewarta tabloid Obor Rakyat dianggap sebagai langkah kriminalisasi terhadap kebebasan pers. Sebab menurut dia, jika hal itu dilakukan polisi dianggap tidak netral.
Menurut salah satu penggagas gerakan Front Pembela Obor Rakyat, M. Hasbi Ibrohim, pemberitaan miring tentang calon presiden Joko Widodo dalam surat kabar itu sudah memenuhi kaidah jurnalistik. Dia merasa pemberitaan tabloid Obor Rakyat sama saja dengan media besar lain.
"Tidak ada yang salah dengan pemberitaan Obor Rakyat. Mereka sudah melakukan kaidah jurnalistik dalam menurunkan pemberitaan," kata Hasbi dalam jumpa pers di Cikini, Jakarta, Jumat (20/6).
-
Siapa yang mendesak Jokowi tentang Publisher Right? 'Setelah semua ada kesepahaman, mulai ada titik temu ditambah lagi dewan pers yang mendesak terus, perwakilan perusahaan dan perusahaan asosiasi media juga mendorong terus. Akhirnya kemarin saya meneken perpres tersebut,' ungkapnya.
-
Siapa yang mendampingi Jokowi saat mencoblos? Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana mencoblos capres-cawapres, caleg DPR RI, DPD RI, dan DPRD Kota Jakarta.
-
Kenapa Jokowi teken Publisher Right? Pemerintah mengatur hubungan bisnis antara perusahaan pers dan platform digital dengan semangat untuk meningkatkan jurnalisme yang berkualitas,' pungkasnya.
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Gimana caranya Jokowi ikut kampanye? Pasal 281 mensyaratkan pejabat negara yang ikut berkampanye dilarang untuk menggunakan fasilitas negara atau mereka harus cuti di luar tanggungan.
-
Siapa yang menggugat Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI)
Hasbi balik menuding justru media-media massa besar berusaha menyalahkan isi pemberitaan tabloid Obor Rakyat. Sebab, lanjut dia, para pucuk pimpinan redaksi dan pemiliknya sudah terlanjur mendukung habis-habisan salah satu calon presiden dan mesti menyanggah dan menetralisir pemberitaan negatif terhadap jagoan mereka.
"Kalau tabloid Obor Rakyat diperiksa, mestinya media massa besar lain diperiksa juga dong. Mereka kan mendukung calon presiden masing-masing dan saling memberikan pemberitaan negatif. Kami minta keadilan, itu saja," ujar Hasbi.
Gerakan Front Pembela Obor Rakyat digagas oleh lima orang. Yakni Edy Mulyadi, Mashadi, Hasbi, Alfian Tanjung, dan Budhi Setiawan. Mereka berdalih ide mereka mendukung keadilan perlakuan terhadap tabloid Obor Rakyat tidak disokong oleh salah satu calon presiden.
"Ini panggilan hati," jawab Hasbi singkat.
Sementara itu, Mashadi berpendapat semua media massa di Indonesia adalah pendukung kekuatan politik tertentu alias partisan. Dia menyatakan hal itu wajar, meski dia menyayangkan mestinya hal itu tidak terjadi karena media massa sebagai salah satu pilar demokrasi tetap netral.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto buka-bukaan basis partainya dikepung untuk mencari suara di Pilpres 2024
Baca SelengkapnyaPalti terancam hukuman kurungan selama 12 tahun akibat unggahannya tersebut.
Baca SelengkapnyaPolisi menangkap terduga penyebar hoaks rekaman suara Forkopimda Batubara mendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Baca SelengkapnyaKubu Ganjar-Mahfud akan memberikan bantuan hukum kepada Palti Hutabarat.
Baca SelengkapnyaBukan hanya upaya mengganjal bakal calon kepala daerah dari PDI Perjuangan, namun upaya serupa juga dialami partai-partai politik lain.
Baca SelengkapnyaPolisi menangkap Palti dalam kasus dugaan penyebaran informasi hoaks terkait rekaman suara
Baca SelengkapnyaHasto mengaku telah menelusuri acara deklarasi dukungan kader PDIP kepada Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaBeredar video rencana penyebaran politik uang bergambar pasangan Airin-Ade.
Baca Selengkapnya