Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

G30S gagal, Untung ditangkap, Letnan Dul Arief ditembak mati

G30S gagal, Untung ditangkap, Letnan Dul Arief ditembak mati Tjakrabirawa. ©2013 Merdeka.com

Merdeka.com - Kekuatan G30S pimpinan Komandan Batalyon I Kawal Kehormatan Resimen Tjakrabirawa Letkol Untung Syamsuri hanya bertahan 24 jam. Mereka berhasil menghabisi para jenderal di Lubang Buaya pagi hari 1 Oktober 1965. Tapi gerakan itu tak berlanjut.

Salah satu pimpinan G30S Brigjen Soepardjo berusaha meminta restu Presiden Soekarno . Tapi Soekarno malah memberi perintah lain. "Stop. Hentikan semua gerakan!"

Mendengar jawaban Soekarno , lemaslah Soepardjo. Sebagai jenderal dengan jabatan Panglima Komando Tempur di Kalimantan, dia tahu pasukannya sudah kalah. Soepardjo tahu Letkol Untung tak punya rencana cadangan. Dukungan Partai Komunis Indonesia (PKI) untuk bergerak pun nyaris tak ada.

Soepardjo juga menyayangkan Untung tak berbuat sesuatu saat musuh dalam kondisi bingung. Kala itu seharusnya Untung bisa melakukan tindakan, memukul satuan-satuan militer yang tak mendukung G30S, atau mengambil kendaraan lapis baja untuk memperkuat posisi mereka.

"Radio RRI yang kita kuasai juga tidak kita manfaatkan. Sepanjang hari hanya dipergunakan untuk membacakan pengumuman saja. Harusnya radio digunakan semaksimal mungkin oleh barisan agitasi propaganda," kata Soepardjo seperti dikutip John Roosa dalam buku Dalih Pembunuhan Massal.

Untung membubarkan pasukannya, dia kemudian lari. Sebagai komandan, seharusnya Untung memberikan keterangan kemana harus lari, lalu di mana daerah aman. Kapan bertemu kembali. Tapi pasukan itu dibubarkan seperti membubarkan anak ayam.

Untung berpindah-pindah selama 10 hari di Jakarta. Lalu dia naik bus, mencoba lari ke Kebumen, kampung halamannya. Baru sampai Tegal, ada pos pemeriksaan. Mungkin karena takut Untung malah turun dari bus. Dia disangka copet dan dipukuli massa.

Setelah itu Untung diserahkan pada polisi militer yang membawanya ke Jakarta. Untung diadili dan ditembak mati.

Sementara itu Letnan Satu Dul Arief, komandan peleton Pasopati, pasukan penculik para jenderal juga kebingungan. Perwira Tjakrabirawa ini mencoba lari ke Semarang, ke markas asal mereka di Yon 454 di Srondol, Semarang.

Namun gara-gara kelaparan, pasukan itu terhenti di Markas Polisi Militer (PM) Cirebon. Mereka minta makan di sana. Komandan PM segera melapor ke Markas Resimen Tjakrabirawa ada 28 anggota Tjakrabirawa dan 21 anggota Yon 454 ditambah dua orang dari Brigif I.

"Kami segera memerintahkan agar pasukan itu dijemput. Lalu dimasukkan ke asrama di Tanah Abang," kata mantan Wakil Komandan Resimen Tjakrabirawa Kolonel Purn Maulwi Saelan saat berbincang dengan merdeka.com.

Kolonel Saelan marah sekali saat mendengar anak buahnya terlibat penculikan para jenderal. Dia terkejut Letkol Untung yang pendiam ternyata melakukan tindakan indisipliner. Saelan mengaku tak tahu menahu soal gerakan ini. Mereka yang terlibat hanya anak buah Untung langsung di Yon I Kawal Kehormatan.

"Saya marahi mereka. Saya tanya, apa-apaan ini? Kalian kenapa? Mereka jawab kami prajurit, kami menuruti perintah komandan batalyon," beber Saelan menceritakan kejadian puluhan tahun lalu itu.

Resimen Tjakrabirawa kemudian menyerahkan para anggota yang terlibat pada Kostrad dan Polisi Militer.

Namun rupanya, pemimpin mereka Lettu Dul Arief tak ada dalam rombongan itu. Dul Arief memisahkan diri menjelang Cirebon. Dia terus bergerak ke arah Timur. Nasibnya nahas, perwira pertama ini ditembak di Cilacap.

Sementara itu Brigjen Soepardjo baru bisa ditangkap 12 Januari 1967. Perwira tinggi G30S ini diadili dan kemudian divonis mati. Dengan pakaian serba putih, Soepardjo menempuh ajalnya di depan regu tembak.

Dalam jamuan makan terakhirnya, Jenderal Pardjo mengucapkan pidato singkat di depan para tahanan politik lain. "Kita sama-sama pendukung revolusi Indonesia, hanya sudut pandangnya berbeda-beda. Kalau saya malam nanti menemui ajal, ajal saudara tidak diketahui kapan. Itu saja perbedaan saya dengan kalian..."

(mdk/ian)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Potret Lawas Letkol Untung Komandan Tjakrabirawa Pemimpin G30S PKI Ditangkap di Tegal, Nyamar Jadi Warga Biasa
Potret Lawas Letkol Untung Komandan Tjakrabirawa Pemimpin G30S PKI Ditangkap di Tegal, Nyamar Jadi Warga Biasa

Berikut potret pentolan Pasukan Tjakrabirawa yang memimpin G30S PKI ketika ditangkap di Tegal.

Baca Selengkapnya
Fakta Pasukan Militer G30S/PKI Kalah Gara-Gara Nasi Bungkus
Fakta Pasukan Militer G30S/PKI Kalah Gara-Gara Nasi Bungkus

Banyak faktor menjadi penyebab kegagalan pasukan G30S, siapa sangka salah satunya adalah soal logistik.

Baca Selengkapnya
Pasukan Pembawa Maut dari Lubang Buaya di Pagi Buta 1 Oktober 1965
Pasukan Pembawa Maut dari Lubang Buaya di Pagi Buta 1 Oktober 1965

1 Oktober 1965, pukul 03.00 WIB, belasan truk dan bus meninggalkan Lubang Buaya. Mereka meluncur ke Pusat Kota Jakarta untuk menculik tujuh Jenderal TNI.

Baca Selengkapnya
Misteri Letnan Satu Doel Arif, Komandan Penculik Para Jenderal Saat G30S/PKI
Misteri Letnan Satu Doel Arif, Komandan Penculik Para Jenderal Saat G30S/PKI

Doel Arif adalah komandan Pasopati dalam G30S/PKI. Perintah tangkap hidup atau mati datang darinya.

Baca Selengkapnya
Panser & Tank Kavaleri TNI AD Bikin Pasukan G30S/PKI di Semarang Kocar-Kacir
Panser & Tank Kavaleri TNI AD Bikin Pasukan G30S/PKI di Semarang Kocar-Kacir

Pemberontakan G30S/PKI juga meletus di Semarang. Brigjen Suryo Sumpeno mengerahkan panser dan tank untuk mengusir mereka.

Baca Selengkapnya
Maut Menjemput Brigjen Soepardjo, Jenderal Pendukung G30S/PKI
Maut Menjemput Brigjen Soepardjo, Jenderal Pendukung G30S/PKI

Brigjen Soepardjo adalah tentara paling tinggi yang terlibat langsung penculikan para jenderal saat G30S/PKi.

Baca Selengkapnya
Jenderal TNI Lolos Dari Maut, Tipu Kapten PKI yang Mau Menangkapnya
Jenderal TNI Lolos Dari Maut, Tipu Kapten PKI yang Mau Menangkapnya

Kapten yang terpengaruh G30S/PKI itu menodongkan senjata pada Brigjen Suryo Sumpeno. Bagaimana cara untuk lolos?

Baca Selengkapnya
Detik-Detik Tewasnya Pimpinan PKI DN Aidit Usai Gerakan 30 September
Detik-Detik Tewasnya Pimpinan PKI DN Aidit Usai Gerakan 30 September

Aidit dicap orang paling bertanggung jawab dalam G30S/PKI. Umurnya tak panjang.

Baca Selengkapnya
Siasat Kuburan Palsu Buatan PKI di Lubang Buaya
Siasat Kuburan Palsu Buatan PKI di Lubang Buaya

Agen Polisi Sukitman terkejut. Sumur sudah tak ada lagi, dan banyak gundukan tanah seperti kuburan di Lubang Buaya.

Baca Selengkapnya
Potret Lawas Jenderal Dudung saat Bertugas di Aceh Lawan GAM, Pangkatnya Masih Mayor
Potret Lawas Jenderal Dudung saat Bertugas di Aceh Lawan GAM, Pangkatnya Masih Mayor

Momen saat Kepala Staf Angkatan Darat (kasad) Jenderal TNI Dudung Abdurachman masih berpangkat mayor dan bertugas berantas Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

Baca Selengkapnya
Jenderal AH Nasution Menangis saat Pemakaman Kapten Pierre Tendean, Sang Ibu Peluk Erat Peti Jenazah
Jenderal AH Nasution Menangis saat Pemakaman Kapten Pierre Tendean, Sang Ibu Peluk Erat Peti Jenazah

Tangis kesedihan pecah saat pemakaman Kapten Pierre Tendean korban peristiwa G30S PKI.

Baca Selengkapnya
Foto Langka Suasana Mencekam Jakarta Usai Penculikan para Jenderal di Tragedi G30S, TNI dengan Tank Kuasai Ibu Kota & Buru PKI
Foto Langka Suasana Mencekam Jakarta Usai Penculikan para Jenderal di Tragedi G30S, TNI dengan Tank Kuasai Ibu Kota & Buru PKI

Simak foto langka suasana di Jakarta usai tragedi G30S. Banyak tank berkeliaran memburu anggota PKI.

Baca Selengkapnya