Gadis di Jember Bunuh Diri karena Diteror Pinjol, Polisi Selidiki Unsur Pidana
Merdeka.com - Polisi sudah memastikan motif ERP (23) nekat bunuh diri karena sudah tidak kuat lagi menghadapi teror penagih utang pinjaman online (pinjol). Ironisnya, meski warga Jember itu telah tiada, penagih utang masih saja menghubungi telepon selularnya.
Berdasarkan penyelidikan polisi, ERP diduga kerap mendapat teror yang tidak manusiawi dari para penagih utang pinjol. Teror biasanya dilakukan dengan ancaman akan mempermalukan korban dengan mengumumkan utangnya ke kontak yang ada di ponselnya.
"Para pelaku pinjol yang diduga ilegal ini memang cerdik ya, dan masyarakat masih banyak yang awam. Saat masyarakat meminjam ke pinjol yang diduga ilegal, maka kontak yang ada di ponsel si peminjam bisa diakses oleh pinjol tersebut," tutur Kapolsek Balung AKP Sunarto saat dikonfirmasi merdeka.com, Minggu (22/8).
-
Kenapa pelaku bunuh PSK online? Menurut Rano, saat bertemu keduanya sempat terlibat adu mulut yang kemudian memicu terjadinya aksi penganiayaan terhadap korban.'Pelaku mencekik leher dan memukul wajah korban berkali-kali, sampai korban tak sadarkan diri,' ujarnya.Ia menyampaikan motif pelaku melakukan penganiayaan karena korban dianggap mengingkari kesepakatan terkait tarif kencan tersebut.
-
Siapa pelaku pembunuhan PSK online? Kepala Polres Cirebon Kota AKBP Muhammad Rano Hadiyanto menjelaskan dalam kurun waktu tiga jam setelah kejadian, pelaku berinisial C (30) ditangkap karena terbukti menganiaya korban A (21) hingga meninggal dunia.'Kami mendapatkan laporan terkait penemuan jasad korban pada pukul 15.30 WIB, Kamis kemarin. Tiga jam berselang pelaku yakni C berhasil kami tangkap,' kata Kapolres di Cirebon, dilansir Antara, Jumat (10/5).
-
Bagaimana pelaku bunuh PSK online? Pelaku mencekik leher dan memukul wajah korban berkali-kali, sampai korban tak sadarkan diri,' ujarnya.Ia menyampaikan motif pelaku melakukan penganiayaan karena korban dianggap mengingkari kesepakatan terkait tarif kencan tersebut.
-
Bagaimana polisi cari motif bunuh diri? 'Kita membutuhkan pemeriksaan scientific, kita butuh pemeriksaan DNA, kita butuh pemeriksaan autopsi psikologi yang kemudian secara komprehensif baru nanti bisa kita simpulkan,' kata Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan dalam keterangannya dikutip Kamis (14/3).
-
Apa yang dilakukan pelaku setelah bunuh PSK online? Pelaku sempat menghilangkan jejak perbuatannya dengan membersihkan noda darah yang tercecer di dalam kamar. Kemudian memasukkan korban ke dalam lemari,' ungkapnya.
-
Siapa yang terlibat dalam kasus bunuh diri? Polisi dalam hal ini melibatkan ahli untuk melakukan analisis DNA forensik dan pakar psikologi forensik untuk membantu mengusut penyebab satu keluarga tersebut nekat melakukan aksi bunuh diri.
ER merupakan pegawai honorer di salah satu rumah sakit milik pemerintah. Perempuan lajang ini hanya tinggal berdua dengan ibunya di rumah mereka Desa Balung Lor, Jember. Sementara adiknya sedang kuliah di Malang.
Ibunya menemukan jenazah ER tergantung di rumahnya pada Jumat (20/8) sore. Polisi yang mendapat laporan kasus bunuh diri langsung melakukan olah TKP.
Selain menemukan surat wasiat, polisi juga memeriksa ponsel milik ER. Di dalam gadget itu terdapat riwayat komunikasi yang cukup intens dengan penagih utang pinjol.
Meski ER sudah bunuh diri karena tidak kuat diteror, para penagih utang pinjol yang diduga ilegal itu masih terus menghubunginya. Penagih pinjol itu belum mengetahui jika korbannya sudah tak bernyawa.
"Saat HP ada di tangan kita, memang masih banyak sekali berdering, telepon terus dari si penagih pinjol itu," tutur Sunarto.
Cara-cara penagihan pinjol itu diduga membuat ER tertekan. Sebab, dia diancam akan dipermalukan, yakni dengan menagih ke nomor kontak yang ada di ponsel miliknya.
"Pinjolnya mengancam akan memberitahukan kepada seluruh kontak yang ada di hp si peminjam, jika tidak segera membayar utangnya. Tetapi ibunya juga tidak tahu kalau korban ada masalah dengan pinjol," tutur Sunarto.
Polisi membuka kemungkinan untuk mengusut teror dari pinjol itu. "Sebenarnya, unsur ancaman itu ada beberapa subnya ya, termasuk seperti ini. Si peminjam akhirnya frustasi dan gelap mata," papar Sunarto.
Meski demikian, polisi masih harus mengkaji lebih dalam soal cara mengatasi teror pinjol yang diduga ilegal ini. "Tapi nanti tetap kita akan tetap bahas tentunya dengan pihak ketiga, seperti ahli hukum, untuk dimintai keterangannya berkaitan dengan hal ini. Karena memang faktanya masyarakat dibuat resah dengan pinjol seperti ini," papar Sunarto.
Kasus ini juga sudah dilaporkan ke Polres Jember. "Kami sudah laporkan ke pimpinan kami, Bapak Kapolres, agar dicari solusinya, supaya masyarakat kita tidak gampang pinjam ke pinjol yang tidak jelas ini," pungkas Sunarto.
Sunarto memaparkan, pihaknya juga tengah mempelajari detil ancaman atau teror para penagih utang pinjol kepada ERP. "Jika ada ancaman kekerasan, akan ditindaklanjuti dengan proses hukum. Ini sebagai warning kepada masyarakat," tegasnya.
Polisi sudah mengumpulkan sejumlah barang bukti terkait kasus ini, termasuk menyalin isi chat antara ERP dengan penagih utang dari pinjol. Percakapan itu terekam dalam WhatsApp di ponsel korban.
"Selain lewat telepon, komunikasi pinjol dengan korban juga dilakukan lewat chatting Whatsapp. Chat tersebut sudah kita screenshoot untuk dijadikan salah satu petunjuk alat bukti," tutur mantan personel Brimob Polda Jatim ini.
Polisi belum memeriksa ibu ERP. Perempuan itu masih berduka setelah mendapati putrinya bunuh diri. "Kita berempati. Kemarin memang sempat kita tanya, tapi sedikit, karena kondisinya masih sangat berduka," jelas Sunarto.
Sejauh ini ibu ERP mengaku tidak tahu menahu jika putrinya terjerat utang dengan pinjol yang diduga ilegal. "Pengakuan sementara begitu, tapi kemarin kita hanya bertanya sekilas saja, karena kondisi," tutur Sunarto.
Rencananya polisi baru akan memintai keterangan kepada ibu ERP pada pekan depan. "Tetapi anggota saya nanti yang akan ke rumah korban, bukan dipanggil ke kantor polisi. Karena kita sangat memahami kondisi psikologis dari keluarga korban," tutur Sunarto.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peristiwa memilukan ini mengakibatkan seorang anak balita berusia dua tahun meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaAdaKami menindaklanjuti dengan upaya mendapatkan data pribadi lengkap, terkait korban berinisial K yang bunuh diri.
Baca SelengkapnyaDitreskrimsus Polda Metro Jaya pun turun tangan mengecek kebenaran informasi itu.
Baca SelengkapnyaDalam pesan itu, nasabah diminta untuk membayar cicilan atas pinjamannya.
Baca SelengkapnyaPolisi menyarankan keluarga korban untuk melapor ke polisi.
Baca SelengkapnyaKasus ini pernah ditangani oleh Kepolisian. Polisi menemukan surat terakhir yang ditulis oleh K.
Baca SelengkapnyaAdaKami angkat suara soal viralnya debt collector (DC) yang melakukan peneroran terhadap para nasabahnya.
Baca SelengkapnyaBahkan, beberapa di antaranya ada dipecat dari perusahaan tempat kerja hingga berakhir bunuh diri.
Baca SelengkapnyaPelaku memasukkan sianida ke dalam kopi yang diminum bocah remaja itu
Baca SelengkapnyaTindakan debt collector (DC) AdaKami diduga menjadi penyebab konsumen melakukan aksi bunuh diri.
Baca SelengkapnyaPelaku sakit hati korban mengeluarkan kata-kata kasar saat menagih utang dengan bunga yang tinggi.
Baca SelengkapnyaPolisi masih belum menyimpulkan penyebab kematian secara pasti sebelum hasil otopsi dan uji labfor dari Inafis keluar.
Baca Selengkapnya