Gajah Sumatera pincang, diduga dijerat sekelompok orang
Merdeka.com - Tim Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Riau menemukan seekor gajah liar Sumatera (Elephas Maximus Sumatranus) dalam kondisi pincang di Desa Minas Jaya, Kecamatan Minas Kabupaten Siak. Petugas lalu melakukan penembakan bius untuk mengobati kaki gajah tersebut.
Kepala Wilayah II BBKSDA Riau, Heru Sutmantoro mengatakan, tim menduga kaki gajah tersebut mengalami luka akibat dijerat sekelompok orang. Namun gajah berhasil lolos dari jeratan meski kakinya terbelit tali.
"Usai menembak bius gajah tersebut, tim BBKSDA berkoordinasi dengan Vesswic, WWF Program Sumatera dan Yayasan Tesso Nilo untuk melakukan pengobatan," ujar Heru, Jumat (27/4).
-
Apa yang dilakukan untuk menyelamatkan gajah? 'Ini adalah evakuasi terbesar yang pernah kami lakukan untuk menyelamatkan mereka; air meningkat dengan sangat cepat,' ujar Saengduean 'Lek' Chailert, pendiri Elephant Nature Park, kepada CNN, menambahkan bahwa banjir kali ini adalah yang terburuk yang pernah dialami oleh kebun tersebut.
-
Bagaimana manusia di masa lalu hidup dengan gajah? Menelusuri Arca Tanjung Telang, Simbol Manusia yang Hidup Berdampingan dengan Gajah Benda peninggalan zaman Megalitikum ini menjadi menandakan jika manusia pada sudah hidup berdampingan dengan gajah.
-
Bagaimana gajah dievakuasi dari banjir? Rekaman menunjukkan staf cagar alam, yang dikenal sebagai mahouts, berteriak, 'Ayo, teruskan,' sambil mendorong gajah-gajah besar keluar dari kandang dan melewati genangan air.
-
Bagaimana gajah menunjukkan rasa empati? Gajah memiliki struktur sosial yang kompleks dan sering terlibat dalam ritual pemakaman serta merasakan duka jika kehilangan anggota keluarga.
-
Dimana gajah Afrika hidup? Habitat alami gajah Afrika terletak di sabana, dan gajah ini memiliki banyak adaptasi yang membantu kelangsungan hidupnya di lingkungan tersebut.
-
Siapa yang paling sedih kalau gajah mati? Kalau gajah mati siapa yang paling sedih?Jawaban: penggali kuburnya, karena diperlukan lobang yang besar untuk mengguburkan gajah.
Petugas juga melepas jeratan tali nilon di kaki kanannya yang membelit gajah. Petugas menduga tali itu sudah lama membelit kaki gajah betina berusia muda tersebut.
Heru menceritakan awal mula ditemukannya gajah tersebut. Kejadian ini diduga tak lepas dari konflik manusia dan gajah pada awal Maret 2018 di Desa Minas Jaya.
"Saat itulah pertama kali, tim penggiringan melihat seekor gajah bergerak lambat dan berjalan pincang. Tim tidak begitu memperhatikan kondisi tersebut," ucap Heru.
Pada konflik berikutnya yaitu 27 Maret 2018 di Desa Karya Indah, Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar, tim mulai menyadari bahwa gajah tersebut dalam kondisi sakit. Petugas melihat bekas jeratan di kaki gajah itu.
Tak sampai di situ, konflik gajah dengan manusia kembali terjadi pada 1 hingga 4 April 2018 di Desa Bencah Kelubi, Kecamatan Tapung. Kala itu, tim melakukan penggiringan sekaligus upaya pengobatan.
"Namun saat itu pengobatan belum dapat dilakukan karena medan yang cukup sulit. Tim sepakat untuk melakukan penggiringan terlebih dahulu ke hutan Tahura Minas, dimana tempat tersebut dirasa memungkinkan untuk melakukan pengobatan," jelasnya.
Pada Rabu (25/4) setelah melalui perjalanan yang cukup panjang, tim yang berjumlah 11 personel terdiri dari BBKSDA Riau 6 orang, 2 orang dokter Vesswic dan 3 orang Yayasan Tesso Nillo berhasil melakukan pengobatan terhadap gajah betina berumur sekitar 10 tahun yang terkena jerat di distrik areal konsesi PT. Arara Abadi.
"Gajah tersebut adalah salah satu individu dari kelompok sebelas. Jadi salah satu dari 11 ekor gajah tersebut terlihat berjalan dengan lemas dengan kaki pincang dan tertatih-tatih," katanya.
Pada bagian kaki depan sebelah kanan terdapat luka. Luka disebabkan jerat nilon yang masih mengikat dan menyebabkan infeksi. Tindakan medis yang diberikan adalah melalui metode pembiusan kemudian memberikan antibiotik dan vitamin.
"Kegiatan telah berhasil dilaksanakan sesuai target. Dan setelah pengobatan gajah segera disuntik agar siuman kembali dan digiring oleh tim ke kelompoknya," ucapnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebelum gajah menyerang, seorang warga melakukan pengusiran terhadap gajah tersebut.
Baca SelengkapnyaMasuknya dua ekor gajah jantan itu telah dipantau petugas BKSDA. Saat ini kawanan gajah liar masuk permukiman di SP 6.
Baca SelengkapnyaKorban tak sempat lagi menyelamatkan diri lantaran keburu diserang gajah-gajah tersebut.
Baca SelengkapnyaTim BKSDA Aceh sampai saat ini terus berkoordinasi dengan Kepolisian Sektor Bandar Baru terkait kasus kematian gajah tersebut.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu terjadi di kebun kemiri, Desa Sada Ate, Kecamatan Leuser, Kabupaten Aceh Tenggara.
Baca SelengkapnyaAnak gajah sumatera berusia sekitar dua tahun mati di areal konsesi Hutan Produksi Terbatas (HPT) di Kabupaten Pelalawan Riau
Baca SelengkapnyaGajah Sumatera Mati di Aceh Utara, Gadingnya Hilang
Baca SelengkapnyaKeberadaan gajah Sumatera ini semakin terancam karena konflik-konflik yang terjadi dengan manusia.
Baca SelengkapnyaKemunculan gajah di Muratara pertama kali dilaporkan warga Kelurahan Karya Makmur.
Baca SelengkapnyaPeristiwa gajah sumatera mati tersengat listrik ini bukan yang pertama. Pada Maret 2024, seekor gajah juga tewas disengat listrik.
Baca SelengkapnyaGajah Gandi awalnya ingin digiring untuk beraktivitas seperti biasa untuk makan dan jalan jalan.
Baca SelengkapnyaKepolisian memburu para pelaku. Tidak kurang dari sepuluh pemuda yang diduga sebagai pelaku berhasil ditangkap.
Baca Selengkapnya