Gandeng KKK, PT Hutama Karya cari penyebab bantalan crane jatuh di Jatinegara

Merdeka.com - Terjadi kecelakaan kerja pada proyek kereta cepat Jakarta-Bandung di Jatinegara, Jakarta Timur, yang menyebabkan empat orang pekerja tewas. PT. Hutama Karya (Persero) menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga korban atas tragedi ini.

Sekretaris PT. Hutama Karya Adjib Al Hakim mengatakan, memastikan akan memberikan santunan kepada empat korban tersebut. Di mana kecelakaan kerja tersebut terjadi pada pukul 05.00 WIB, Minggu (4/2).

"Kami pastikan keluarga korban mendapatkan segala kompensasi dan santunan yang sudah menjadi haknya," katanya melalui keterangan tertulisnya, Minggu (4/2).

Dia meminta kepada masyarakat untuk tidak terlalu dekat dengan lokasi kejadian. Pasalnya saat ini Pt Hutama Karya tengah memastikan crane yang dalam posisi miring untuk kembali stabil.

"Sejak kejadian hingga saat ini kami terus bekerja-sama dengan pihak Kepolisian yaitu dengan membuat pengamanan radius 300 meter di seputar lokasi kejadian, serta memastikan semua peralatan dalam kondisi stabil, dalam rangka memastikan keamanan bagi masyarakat sekitar lokasi pasca kejadian," jelasnya.

Adjib mengaku belum mengetahui penyebab jatuhnya bantalan crane tersebut. Dia menjelaskan, akan menggandeng Komite Keselamatan Konstruksi (KKK) untuk melakukan investigasi.

"Kami akan bekerjasama dengan KKK) dari Kementerian PUPR untuk melakukan investigasi lebih lanjut," tutupnya.

Sebelumnya, Kapolsek Jatinegara Kompol Supadi mengatakan, kecelakaan tersebut bermula ketika lima orang pekerja tengah memasang bantalan crane. Mereka mencoba memasang bantalan tersebut dengan menggunakan crane.

"Kemudian ketika bantalan crane sudah berada di atas namun dudukannya tidak pas sehingga bantalan jatuh menimpa korban tersebut di atas yang mengakibatkan keempat korban meninggal dunia," katanya dalam keterangan tertulis, Jakarta, Minggu (4/2).

Adapun empat korban meninggal tersebut; Jaenudin (44) akibat luka di kepala, Dami Prasetyo (25) badan hancur, Jana Sutisna (44) akibat luka di kepala, dan Joni (34) akibat luka di kepala, tangan kiri serta kanan patah.