Ganjar minta pengelolaan permukiman dekat sungai tiru Kali Code
Merdeka.com - Gubernur Ganjar Pranowo bersama Menteri Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani membuka kongres sungai yang akan berlangsung dari tanggal 23 Agustus sampai 30 Agustus 2015 di Purbalingga, Jawa Tengah.
Ganjar meminta para peserta untuk belajar dari kondisi Kali Code di Yogyakarta yang lebih kompleks. Sebab setelah dianalisa bertahun-tahun, persoalan Kali Code tidak hanya problem fisik saja tetapi juga problem kebudayaan.
Bagaimana wilayah pinggiran sungai itu menjadi hunian oleh warga yang tidak mampu. Bahkan karena ketidakmampuan itu, akhirnya mereka sudah lupa dengan kata-kata pulang.
-
Bagaimana cara mengatasi pencemaran sungai? Selanjutnya, contoh permasalahan lingkungan hidup yang perlu diwaspadai adalah pencemaran sungai. Sungai merupakan ekosistem air yang sudah sepantasnya selalu terjaga kebersihannya. Karena sungai merupakan salah satu sumber kehidupan manusia. Namun, sungai justru seringkali mendapatkan banyak bahan kimia yang dibuang sebagai limbah produksi. Akibatnya, ekosistem sungai sebagai habitat ikan dan sebagainya terancam rusak.
-
Apa dampak buruk dari membuang sampah sembarangan? Membuang sampah tidak pada tempatnya dapat membuat lingkungan menjadi kotor dan menyebabkan berbagai penyakit.
-
Mengapa warga Majalengka mencuci pakaian di sungai? Tak ada pilihan lain dari warga, karena ini cara tercepat agar kebutuhan mencucinya bisa terpenuhi.
-
Siapa yang ikut membersihkan sungai? Thariq Halilintar mengajak beberapa temannya untuk turut serta membersihkan tumpukan sampah yang menggenang di Sungai Ciliwung sebagai bagian dari aksi sosial.
-
Apa dampak dari banyaknya sampah? Kini, seiring dengan melonjaknya suhu udara di musim panas, ada peringatan baru dari badan-badan bantuan tentang bahaya kesehatan yang ditimbulkan oleh banyaknya sampah.
-
Mengapa sampah plastik sangat mencemari lingkungan? Selain dampak buruknya yang mampu mencemari lingkungan, permasalahan ini pun tentunya dapat menimbulkan masalah kesehatan bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya karena dinilai sangat tidak higienis. Bukan hanya itu saja, tumpukan sampah ini juga mampu menciptakan ledakan gas metana yang berbahaya bagi keselamatan manusia.
Pengalaman Kali Code itu menurut Ganjar menarik karena setelah melakukan berbagai penelitian puluhan tahun, pengalaman itu ternyata hanya menemukan 3 M.
M yang pertama yaitu Mundur, yang berarti mundur dari garis bantaran sungai, Munggah yang tidak boleh lagi membangun bangunan secara horizontal, tetapi harus vertikal dan Madep yaitu harus menghadap sungai.
"Karena kalau membelakangi sungai, perilaku kita akan membikin sungai menjadi sampah. Sehingga kenapa sekarang, persoalan sungai tidak hanya persoalan kerusakan saja. Karena sungai tiba-tiba ada kursi, kasur juga di situ, bahkan anjing mati pun dilempar di situ," kata Ganjar, Rabu (26/8).
Maka, kata dia, dengan berbagai pertimbangan itu, upaya penyelamatan sungai perlu pendekatan budaya. Hal itu dengan mengubah perilaku masyarakat.
"Sehingga kalau rumah kita menghadap sungai ya kita tak perlu mengencingi (kencing di depan rumah). Kalau buang air ya di jamban," terangnya.
Sementara, Puan Maharani dalam sambutannya juga mengatakan ketika bicara soal sungai, yang harus dipikirkan pertama kali adalah jangan sampai melupakan kebudayaan sekitarnya, karena di tempat itu budaya dan masyarakat sudah melekat.
"Yang diperlukan dalam mengelola sungai adalah perbaikan masyarakat tentang cara berpikir dan berbuat. Apa yang kita lakukan hari ini bukan berakhir hari ini pula, kita harus menemukan kembali akar kehidupan dari sungai," jelasnya.
Puan menambahkan, dari wilayah sekitar sungai-sungai ini urat nadi kebudayaan masyarakat sekitar sungai justru harus bisa muncul program dan inisiatif pembangunan desa di sekitar sungai.
"Di tempat inilah kita dapat membangun masyarakat terutama yang ada di wilayah dengan program-program yang dimulai dari desa. Untuk kehidupan yang lebih baik,” pungkasnya. (mdk/efd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kali penuh sampah jadi pemandangan sehari-hari warga bantaran ciliwung di Tanah Abang
Baca SelengkapnyaSampah plastik, sisa makanan, dan berbagai limbah rumah tangga lainnya menghambat aliran air di Kali Jatibaru.
Baca SelengkapnyaKondisi kali Ciliwung di musim kemarau saat ini sedang surut dan menghitam dengan banyak tumpukan sampah.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil bercengkrama dengan warga sambil minum bir pletok, minuman asal khas betawi.
Baca SelengkapnyaBRI terus berupaya mendorong perbaikan dan revitalisasi sungai di sejumlah wilayah di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDaerah aliran sungai (DAS) Citarum Batujajar, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, kini menjadi lautan sampah.
Baca SelengkapnyaSampah yang menumpuk di area tersebut sebagian besar terdiri dari sampah rumah tangga.
Baca SelengkapnyaRidwan Kamil mengaku tak mau memperdebatkan cara siapa yang paling paten mengatasi masalah sungai di Jakarta.
Baca SelengkapnyaJaya Negara mengatakan saat ini Pemkot Denpasar telah memiliki 3 TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) yang didukung oleh pemerintah pusat.
Baca SelengkapnyaViral petugas kebersihan sengaja buang sampah ke sungai sampai bikin pro kontra warganet. Simak ulasannya.
Baca SelengkapnyaHampir semua rumah di sana terbuat dari kayu jati. Suasananya terasa asri khas pedesaan kuno
Baca Selengkapnya