Ganjar minta warga Rembang & PT Semen Indonesia menahan diri
Merdeka.com - Usai kejadian pembubaran demo di pintu masuk Kawasan Pembangunan Semen Indonesia oleh pihak PT Semen Indonesia, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta supaya kedua belah pihak bisa menahan diri. Baik dari pihak warga Rembang dalam hal ini ibu-ibu yang mendirikan tenda di sekitar pabrik semen maupun pihak pabrik semen itu sendiri.
"Dari sisi lain sebenarnya kita berharap sudah berkali-kali saya sampaikan. Karena kita sudah masuk prosedur hukum, saya meminta tolong, tolong dah berkali-kali hormati dulu dah. Nggak usah ada yang bergerak apapun. Jadi, kalau nggak ada yang bergerak, kedua belah pihak saling menghormati adanya putusan ini," ungkap Ganjar Pranowo di Kantor Gubernur Jawa Tengah di Jalan Pahlawan Kota Semarang, Jawa Tengah Senin (1/12).
Terjadinya bentrokan ini membuat suasana dan ketenangan warga baik yang pro dan kontra pembangunan pabrik semen di Rembang terusik dan bergejolak. Termasuk dirinya sebagai kepala pemerintahan di Jawa Tengah mendapatkan banyak komplain, umpatan, makian bahkan di bully di media sosial.
-
Bagaimana Distan Semarang menenangkan warga? Ia meminta pada masyarakat untuk tidak perlu khawatir terhadap kucing-kucing liar yang ditangkap di Sampangan karena berdasarkan hasil pemeriksaan tak ada satupun yang terkena rabies.
-
Dimana bentrokan terjadi? Pada Minggu (15/10), sebuah bentrokan antar kelompok terjadi di Muntilan, Kabupaten Magelang.
-
Siapa yang mengeroyok warga di Semarang? Sementara itu, usai kasus sekelompok Bonek mengeroyok warga di Semarang pada Februari 2023 lalu, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengundang perwakilan Bonek tiap tribun, Panpel, serta Manajemen Persebaya untuk menjajaki kemungkinan suporter tim Bajul Ijo berbadan hukum.
-
Dimana keributan terjadi? Seorang anggota TNI Koramil 01/Purwodadi mengalami nasib yang kurang baik saat bertugas mengamankan acara hiburan solo organ di Dusun Tanjungan, Desa Ngembak, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan Jawa Tengah.
-
Bagaimana masyarakat Tegal menolaak malapetaka di Rebo Wekasan? Selain itu, masyarakat banyak yang melaksanakan ritual shalat Rebo Wekasan, mengunjungi sanak saudara, bahkan membuat serangkaian acara selama seharian yang kemudian ditutup dengan pertunjukan wayang, mandi Safar di sungai.
-
Apa yang terjadi di Kebumen? Di usia senjanya, Supardi (84), warga Kecamatan Rowokele, Kebumen, menghabiskan masa tuanya dengan rutin membersihkan pekarangan rumahnya. Dedaunan yang jatuh berserakan di halaman belakang, ia bakar hingga menjadi abu.Namun, pada Rabu (30/10/2024), kejadian tragis dialami Supriadi. Pada hari itu, Supardi terjebak dalam kobaran api yang ia nyalakan sendiri.
"Sebab kalau sudah terjadi begini akan terjadi banyak hal. Saya juga di SMS banyak banget, di bully banyak sekali judulnya kirim ke nomor-nomor ini begitu itu di seluruh Indonesia," tuturnya.
Meski sebetulnya, persoalan pro dan kontra pembangunan pabrik semen saat ini sudah masuk di proses gugatan izin lingkungan di PTUN sehingga dengan gejolak ini seolah-olah kedua belah pihak tidak menghormati proses hukum yang masih berjalan.
"Jadi saya bicara sampaikan kepada mereka ada banyak yang tidak tahu. Sebenarnya sudah sampai program ke PTUN. Proses PTUN ini khan sudah berjalan cukup lama khan, jadi kita tunggu saja hasilnya. Nah, kalau itu saling menghormati yang begini-begini tidak akan terjadi," paparnya.
Terkait upaya ibu-ibu Rembang yang melakukan aksi demo kontra terhadap pembangunan pabrik semen melaporkan anggota polisi ke Polda Jateng, Ganjar menilai sah-sah saja mereka melapor ke Polda Jateng. Jika ada pelanggaran, Ganjar percaya Polda Jateng akan melakukan upaya penegakan hukum dengan tegas.
"Nggak apa-apa, harapannya memang begini, saya berharap kalau memang ada pelanggaran nanti Polda Jateng akan bersikap tegas soal itu. Siapa yang melanggar," pungkasnya.
Info di lapangan saat ini sebanyak tujuh orang ibu-ibu dengan didampingi kuasa hukum LBH Semarang dan Walhi sekitar pukul 07.00 WIB tadi berangkat dari Rembang menuju ke Kantor Polda Jateng di Jalan Pahlawan Kota Semarang.
Mereka rencananya hari ini, Senin (1/12) sekitar pukul 11.00 WIB akan melaporkan tindakan represif aparat penegak hukum kepolisian yang dilakukan saat protes pembangunan dengan memblokir pintu masuk pabrik semen pada tanggal 26 dan 27 November lalu dibubarkan paksa oleh polisi. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Insiden itu bermula ketika seorang pekerja PT MEG mengamankan sebuah spanduk warga yang penolakan proyek Rempang Eco-City.
Baca SelengkapnyaKonflik itu disebabkan adanya penyanderaan salah seorang karyawan perusahaan.
Baca SelengkapnyaSigit mengimbau dalam menyelesaikan masalah ini pihaknya juga akan mendorong adanya musyawarah. Sehingga kejadian bentrokan, seperti hari ini bisa dicegah.
Baca SelengkapnyaHal itu guna membantah kabar beredar soal dampak dari bentrokan yang memakan korban jiwa.
Baca SelengkapnyaBuntut warga Pulau Rempang bentrok dengan polisi, sejumlah orang jadi tersangka.
Baca SelengkapnyaBentrokan dipicu proses pengukuran tanah untuk pengembangan kawasan
Baca SelengkapnyaViral Cekcok Warga dan Anggota TNI di Bendungan BKB Semarang, Ini Penjelasan Kapendam
Baca SelengkapnyaPenembakan peluru karet itu telah sesuai prosedur setelah dilakukan imbauan dan tembakan gas air mata.
Baca SelengkapnyaBentrokan kembali terjadi antara warga Rempang, Kepulauan Riau, dengan PT Makmur Elok Graha (MEG).
Baca SelengkapnyaBudi, salah seorang warga mengaku resah dan khawatir jika ada aktivitas tambang pasir
Baca SelengkapnyaAda komunikasi tidak berjalan baik antara aparat mengawal proses relokasi dengan warga yang menolak pembangunan Proyek Rempang Eco City.
Baca SelengkapnyaBP Batam akan mengedepankan langkah-langkah persuasif guna menyelesaikan rencana investasi di Kawasan Rempang.
Baca Selengkapnya