Ganjar Pranowo Sebut Realokasi Anggaran Corona Gampang Banget Dikorupsi
Merdeka.com - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengakui penggunaan anggaran realokasi dan refocusing bantuan sosial untuk virus Corona alias Covid-19 rentan korupsi. Program ini dapat menjadi sasaran empuk oknum pelaku korupsi.
"Betul potensi ini akan sangat tinggi untuk korupsi. Situasi seperti ini korupsi gampang banget. Saya kemarin sampaikan pada teman-teman, realokasi. Realokasi, refocusing, semua tolong dimaksimalkan," jelas Ganjar saat diskusi online, Sabtu (9/5).
Ganjar menceritakan, pengalamannya selama menangani pandemi Covid-19. Sejumlah pihak mulai dari swasta hingga bahkan pejabat negara menawarkan dan mengusulkan hal-hal yang tidak mudah diterima nalar.
-
Kenapa Ganjar khawatir korupsi menjadi budaya? Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo khawatir jika praktik korupsi menjadi budaya di pemerintahan yang dianggap sebuah kewajaran.
-
Bagaimana Ganjar mengomentari rencana Prabowo? Ganjar tidak mempermasalahkan kapasitas Prabowo sebagai Menteri Pertahanan malah mengulas perihal proyek tanggul laut raksasa tersebut dalam seminar nasional.
-
Bagaimana Ganjar Pranowo akan memperbaiki hukum di Indonesia? Mulai dari, memperkuat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), mengembalikan khitah KPK yang bebas intervensi, hingga memastikan penempatan personil-personil penting dalam jabatan di bidang hukum tersaring.
-
Bagaimana dampak korupsi bagi negara? 'Tambang ilegal misalnya, selain kerugian negara secara materil, juga ada hutan yang dibabat habis di sana. Ada tanah negara yang rusak di sana. Ada masyarakat yang tercemar polusi dan terganggu kesehatannya di sana.'
-
Bagaimana Ganjar Pranowo menanggapi kritik? 'Kalau dihajar, saya sudah terlalu sering, dipuji juga pernah. Yang perlu disikapi dari kita jangan baperan karena kita berada pada posisi itu tuh, Anda itu wajib, wajib dikritik,' pungkas Ganjar.
-
Kenapa Ganjar Pranowo soroti penegakan hukum Polri? Chico mengatakan hal ini bisa dilihat dari adanya pencopotan baliho capres-cawapres tertentu.'Terlihat dari kejadian kejadian seperti pemasangan baliho capres cawapres/parpol tertentu yang disinyalir dilakukan oleh aparatnya.
"Saya ini di handphone saya ini hampir tiap hari ditawari macam-macam, mulai dari masalah masker dulu yang harganya tiba-tiba selangit. Saya bilang mana kemanusiaanmu. Terus kemudian muncul APD. Ada perusahaan besar yang mampu, jualannya Rp 1 juta harganya, marah saya, bawa dalam ratas dengan kabinet. Ndak bisa itu merah putihnya di mana itu, itu kalau saya diberi kewenangan, saya cabut izinnya itu. Saya bilang begitu," jelas dia.
Sebab itu, lanjut Ganjar, dia memberikan tugas tersebut kepada pihak inspektorat terkait agar nantinya melaporkan langsung padanya soal bagaimana anggaran bantuan sosial itu dibelanjakan.
"Apalagi kita bicara politik kuratif. Politik kuratifnya apa di kesehatan, kesehatan butuh alat banyak banget dan biasanya di alkes ini korupsinya juga banyak. Wong kondisi normal saja banyak kok. Saya sudah membatalkan alat-alat kesehatan pengadaan itu karena ini ternyata suppliernya ini oke, kerjasamanya ini hebat, nah alkes ini paling gampang, apalagi kondisinya seperti ini, alkesnya terbatas, maka semuanya berbondong-bondong ada yang nawari masker, APD, sampai rapid test," terang Ganjar.
Sementara itu, Ganjar tidak mau salah langkah dalam penggunaan APBD untuk percepatan penanganan penyebaran Covid-19.
"Kami belum berani menggunakan APBD, belum berani karena apa? Kami belum bisa verifikasi (data) secara detail," tutur Ganjar.
Ganjar menyampaikan, untuk data penerima bantuan sosial saja nyatanya masih berbasis rincian tahun 2015. Sebab itu kini Pemprov Jateng ekstra kerja keras memperbaharui data tersebut.
"Akhirnya kemarin saya ngomong dengan Telkom, saya ajak bicara, barusan saya zoom juga dengan para Kades, seluruh Kades perangkat pertanyaannya sama, 'Pak Ganjar mana bantuan dari provinsi? Sorry bro, provinsi belum kasih. 'Anda ini ngawur Pak Ganjar, kami sudah kelabakan'. Belum, saya belum lihat kelabakan, karena tidak ada bantuan yang keluar, tidak ada. Ada bantuan yang satu-satu itu saya biarkan," jelas dia.
Ganjar menyatakan dirinya juga melakukan evaluasi dan pengawasan secara menyeluruh. Sebab itu, dia membuat program Jogo Tonggo yang bertujuan menyisir agar warga mendapatkan bantuan secara merata.
Program tingkat RW itu akan menelusuri rekam data warga mana saja yang mendapatkan Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Penerima Non Tunai (BPNT), bantuan dari pemerintah pusat, bantuan desa, kabupaten, kota, dan lainnya. Caranya dengan menempelkan stiker penanda di rumah-rumah.
Dengan begitu, lanjutnya, APBD dapat digunakan sebagai amunisi bantuan sosial terakhir bagi masyarakat. Bahkan masih ada dari Baznas dan CSR.
"Sehingga nanti anggaran-anggaran ini orang tidak panik, 'Pak ini semua saya belanjakan, kok datanya nggak bener, nanti saya di kecrek, saya ditangkap. Karena semua takut, semua diam. Lah kalau semua kemudian (diam) tidak mau membelanjakan, oh situasi ini bahaya. Itu kira-kira gambarannya," tutup dia.
Reporter: Nanda Perdana PutraSumber: Liputan6.com
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ganjar turut mengutarakan keingiannya untuk melakukan revisi regulasi terkait KPK.
Baca SelengkapnyaKaesang Pangarep yang menyebut bansos dikorupsi di masa pandemi lebih bermasalah ketimbang bansos dipolitisasi di masa Pemilu.
Baca SelengkapnyaMenurut Ganjar, sistem digital pemerintahan harus ditingkatkan.
Baca SelengkapnyaGanjar menerangkan digitalisasi tersebut bisa diterapkan dalam bentuk e-budgeting dan e-planning.
Baca SelengkapnyaBansos yang dikorupsi diketahui pernah terjadi di era Menteri Sosial Juliari Batubara. Kini mantan politikus PDIP itu tengah menjalani hukuman penjara.
Baca SelengkapnyaGanjar juga bercerita soal adanya kekhawatiran pengusaha jika dirinya menang Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo mengingatkan kepada Presiden terpilih RI 2024-2029 Prabowo Subianto bahwa pihak yang berada di dalam pemerintahan bisa saja mengganggu.
Baca SelengkapnyaLewat riset pribadi yang dia lakukan kepada masyarakat Jateng, Ganjar menemukan ada dua masalah pemerintahan.
Baca SelengkapnyaHabiburokhman mewanti-wanti jangan sampai laporan tersebut bermuatan politik apalagi sampai mengkriminalisasi Ganjar.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo mengaku gemas dengan program satu data Indonesia. Sudah lama dicanangkan, hingga kini belum terwujud.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo menyinggung penyesuaian otomatis anggaran pendapatan belanja negara untuk kenaikan anggaran bansos.
Baca SelengkapnyaGanjar menjelaskan strateginya untuk meningkatkan rasio pendapatan pajak.
Baca Selengkapnya