Ganjar Sebut Peneliti dan yang Bicara Soal Pemekaran Wilayah Harus Kredibel
Merdeka.com - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo belum memberikan penolakan atau persetujuan terkait wacana pemekaran wilayah, khususnya Provinsi Surakarta. Dia berpesan agar lebih berhati-hati perlu penelitian dan pembicaraan lebih mendalam.
"Saran saya agak sedikit berhati-hati, diteliti dan dibicarakan, apakah kondisinya seperti itu. Yang meneliti, yang membicarakan juga harus punya kredibilitas. Jangan sampai kemudian memberikan sesuatu rekomendasi yang kurang obyektif. Yang penting obyektif dulu," ujar Ganjar saat ditemui merdeka.com di UNS Inn, Solo, Rabu (9/10).
"Perlu dikaji dulu, apa problemnya?," sambungnya.
-
Bagaimana Ganjar mengomentari rencana Prabowo? Ganjar tidak mempermasalahkan kapasitas Prabowo sebagai Menteri Pertahanan malah mengulas perihal proyek tanggul laut raksasa tersebut dalam seminar nasional.
-
Kenapa Ganjar meminta pendukungnya menjaga Jawa Tengah? Ganjar menyatakan, Jawa Tengah menjadi lumbung suara yang selalu dilirik banyak pihak. Sebab itu, akan ada yang nantinya datang dan mengganggu, sehingga perlu pengawasan.
-
Kapan Ganjar Pranowo menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah? Dikethaui, Ganjar merupakan seorang politisi mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode sejak 23 Agustus 2013 – 5 September 2023.
-
Apa yang diminta Ganjar kepada pendukungnya di Jawa Tengah? 'Kalau partai sudah kokoh, relawan sudah bersatu, tutup rapat, kunci, wis gembok, kuncine ojo ilang, dikunci rapat,' sambungnya.
-
Siapa cawapres Ganjar Pranowo? PDI Perjuangan bersama partai koalisi secara resmi mengumumkan nama bakal calon wakil presiden Mahfud MD untuk mendampingi Capres Ganjar Pranowo, Rabu, 18 Oktober 2023.
-
Kenapa Ganjar Pranowo soroti penegakan hukum Polri? Chico mengatakan hal ini bisa dilihat dari adanya pencopotan baliho capres-cawapres tertentu.'Terlihat dari kejadian kejadian seperti pemasangan baliho capres cawapres/parpol tertentu yang disinyalir dilakukan oleh aparatnya.
Menurut Ganjar, rata-rata daerah atau masyarakat kesulitan jika diminta menyebutkan tiga alasan pemekaran. Mereka, dikatakannya, hanya menyampaikan jika pelayanan yang dilakukan rumit dan jauh. Untuk itu ia mengajak masyarakat dan pemerintah daerah untuk berinovasi.
"Ya ayo inovasi, diperbaiki, ayo tugasmu. Yang sekarang bikin sulit itu apa? Ayo dibuat. Kalau hari ini tidak tumbuh-tumbuh, apa yang membikin faktor tidak tumbuh? Toh Pak Presiden juga sudah mendorong hari ini. Ayo tumbuhkan daerahmu, apa problemnya. Problemnya sudah ketahuan kok mas. Pungli, ayo kita jujur, daerah mana yang masih ada dan tidak ada pungli. Mana yang layanannya mudah dan mempersulit, ada inovasi atau tidak. Ini perlu yang perlu dites dulu," katanya.
Sehingga, lanjut dia, diperlukan argumentasi yang kuat untuk perlu atau tidaknya ada pemekaran. Ia justru khawatir, jangan-jangan masyarakat belum siap, padahal isu sudah didengungkan.
Lebih lanjut Ganjar menyampaikan, Desain Besar Penataan Daerah Kementerian Dalam Negeri, sudah mempunyai desain ke depan Indonesia secara menyeluruh. Sehingga jika wilayah Surakarta sudah masuk dalam desain tersebut, maka bisa juga dimungkinkan adanya pemekaran.
Wacana pemekaran, dikatakannya, pernah muncul dari kalangan Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat. Provinsi Solo, dengan wilayah bekas kekuasaan keraton. Namun saat itu belum ada yang membicarakan pemekaran. Namun wacana tersebut hanya menjadi cerita panjang hingga sekarang.
"Saran saya lebih baik dikaji dulu lebih dalam. Sehingga urgensinya menjadi pas. Karena di Indonesia ini, sudah ada namanya Desain Besar Penataan Daerah. Apakah rencana ini sudah sejalan dengan keputusan nasional. Karena hari ini Pak Tjahjo Kumolo mengatakan ada 200 lebih daerah yang ingin mekar. Tapi belum dibuka pemekaran satupun," pungkas Ganjar.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Ganjar, pejabat negara sebaiknya tidak lagi membagi-bagikan bansos.
Baca SelengkapnyaGanjar menyatakan, Jawa Tengah menjadi lumbung suara yang selalu dilirik banyak pihak.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo menyampaikan Jawa Tengah (Jateng) yang menjadi lumbung suara PDIP di Pilpres 2024 harus dijaga
Baca SelengkapnyaGanjar minta kepala daerah ingin berkampanye segera ajukan cuti
Baca SelengkapnyaGanjar memastikan pihaknya akan menghormati apapun hasil resmi dari KPU nanti.
Baca SelengkapnyaMenurut Ganjar, hasil setiap lembaga survei yang melakukan jajak pendapat terhadap masyarakat berbeda-beda.
Baca SelengkapnyaGanjar menyebut, suara masyarakat Jateng memang layak diperhitungkan.
Baca SelengkapnyaGanjar mengatakan, pihaknya memiliki tiga pilar untuk menjaga agar suara di Jawa Tengah tidak direbut pihak lain.
Baca SelengkapnyaGanjar hari ini menggelar kampanye di sejumlah tempat di Jatim.
Baca SelengkapnyaGanjar mengatakan Jawa Tengah harus tetap menjadi kandang PDIP.
Baca SelengkapnyaJawa Tengah termasuk medan pertempuran yang diperbutkan antar kandidat calon presiden.
Baca SelengkapnyaAjakan Ganjar Pranowo itu pun spontan disambut senyum dan tawa kecil Jusuf Kalla. Keduanya tampak bersikap santai dan hangat di hadapan awak media.
Baca Selengkapnya