Gara-Gara Baliho, Keluarga Keraton Surakarta Kembali Berkonflik
Merdeka.com - Konflik di kalangan keluarga Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat kembali terjadi. Belum lama ini beredar video yang berisi pertengkaran antara raja Surakarta Paku Buwono XIII, Hangabehi dan istrinya, dengan Ketua Lembaga Dewan Adat Keraton GKR Wandansari alias Gusti Moeng.
Dalam video berdurasi 2 menit 48 detik tersebut, Gusti Moeng nampak melayangkan protes keras terhadap Hangabehi yang berada di dalam mobil. Sementara Hangabehi yang pernah dinyatakan sakit permanen hanya sesekali menjawab. Tak lama kemudian, raja menutup kaca mobil.
Dalam video lainnya, Gusti Moeng juga terlibat percecokan dengan seorang wanita yang duduk di kursi depan mobil yang ditumpangi Hangabehi. Wanita tersebut diduga merupakan istri Hangabehi. Gusti Moeng menuduh wanita tersebut selama ini telah menyetir Sinuhun dan mengadudomba dengan dirinya.
-
Siapa yang sering terlibat dalam konflik menantu dan mertua? Sementara ia mengatakan bahwa ketegangan antara pasangan dan mertua mereka tidak terbatas pada ketegangan antara istri dan ibu mertua mereka, Joshua Koh mengatakan konflik antara kedua pihak ini lebih umum terjadi.
-
Siapa yang merasa sakit hati? Ruben mengaku bahwa konflik ini sangat mendalam dan membuatnya merasa sakit hati.
-
Siapa yang sering menyalahkan orang lain? Beberapa orang selalu cepat menghakimi dalam suatu hubungan. Mereka akan selalu memiliki masalah dengan apa yang kamu lakukan dan menyalahkanmu untuk setiap hal kecil.
-
Siapa yang merasa marah? Jordi Onsu, pamannya, merasa marah. Jordi menegaskan bahwa Betrand Peto telah diberi kasih sayang penuh oleh keluarga Ruben Onsu dan tidak pernah dianggap sebagai anak angkat, tetapi sebagai bagian dari keluarga.
-
Siapa yang bisa dianggap menyinggung? Apa yang dianggap 'bahasa yang tidak pantas' oleh seorang kolega bisa jadi tampak tidak berbahaya bagi kolega lain, kata Brandon Smith, seorang terapis dan pelatih karier yang dikenal sebagai The Workplace Therapist.
-
Siapa saja yang terlibat dalam konflik interpersonal? Konflik yang ada di antara dua orang disebut konflik interpersonal. Konflik berada di luar setiap orang (karena itu menjadi awalan 'inter-') dan hanya ada di antara dua orang. Konflik antar pribadi dapat dilihat setiap kali dua orang tidak setuju pada suatu topik. Contohnya yaitu anak balita ketika mereka memperebutkan satu mainan atau dua pasien panti jompo ketika mereka berdebat tentang politik.
Direktur Eksekutif Lembaga Hukum Keraton Kasunanan Surakarta (LHKS), yang juga suami Gusti Moeng, KPH Eddy Wirabhumi, membenarkan adanya peristiwa tersebut. Menurutnya, terjadinya perseteruan itu berawal dari akan dipasangnya tiang baliho besar. Selain melanggar estetika ia menilai bangunan atau baliho tersebut juga melanggar UU 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
"Jadi perlu kami jelaskan, memang beberapa hari yang lalu itu ada sebuah rencana pendirian baliho di depan Sitihinggil Kidul, jadi di kawasan Alun-alun Selatan. Kalau itu jadi sebagian Sitihinggil Itu akan tertutup oleh baliho. Kami sudah mencoba melakukan berbagai macam komunikasi untuk menanyakan aturan hukumnya," katanya, Senin (14/9).
Eddy mengaku telah mendapatkan penjelasan dari Balai Pelestarian Cagar Budaya(BPCB), yakni jika harus dipasang, baliho tersebut harus bersifat semi permanen, sehingga bisa dibongkar sewaktu waktu dan tidak boleh menutupi wajah.
Namun sejumlah orang terap memaksakan pemasangan baliho tersebut, atas perintah Raja Surakarta Paku Buwono XIII, Hangabehi. Sehingga saat raja bertemu dengan Gusti Moeng di alun-alun selatan, muncullah protes keras itu.
Gusti Moeng menjelaskan, peristiwa tersebut terjadi pada Jumat (11/9) pagi. Apa yang dilakukannya tersebut, hanyalah untuk melindungi Sinuhun dari jerat atau pelanggaran hukum yang dilakukan. Yakni terkait perusakan terhadap bangunan atau benda cagar budaya (Sitihinggil).
Dirinya sebenarnya ingin bertemu Sinuhun di kediaman Sasana Putra untuk menjelaskan permasalahan tersebut. Namun niat tersebut ia urungkan dan langsung menuju Alun-alun Selatan, Untuk menemui orang orang yang akan memasang baliho.
"Saya sudah minta untuk ditemukan dengan Sinuhun saat itu juga, tapi mereka tidak mau ya sudah saya kembali ke kantor. Ternyata setelah Jumatan ada yang bilang Sinuhun datang ke Alun-alun Selatan. Orang orang ini kan sudah tidak menghormati Sinuhun, karena Sinuhun sudah di paksa untuk keluar ke Alun-alun Selatan," ungkapnya.
Gusti Moeng mengaku kecewa dengan sikap orang-orang disekitar kakaknya tersebut, termasuk istri dan pengacaranya. Iya menuding orang orang disekitar Sinuhun telah berbuat salah dan menjerumuskan Raja.
"Ini kan Sinuhun diperintah seperti kacungnya, diperintah ke sana menghadapi Situasi di sana dan dipaksa melakukan pelanggaran hukum. Saya terus ke sana (alun-alun Selatan), terus ya sudah seperti dialog saya yang ada di video itu," jelasnya.
Dia menerangkan, karena Kondisi kesehatannya, Sinuhun selama ini tidak pernah mengetahui permasalahan yang terjadi di Keraton Surakarta hingga ke Pengadilan Negeri dan Mahkamah Agung.
Gusti Moeng berdalih apa yang dilakukannya tersebut hanya untuk melindungi raja dari orang orang yang tidak bertanggung jawab di sekitarnya. Apalagi yang dilakukan raja tersebut masuk dalam kategori pelanggaran hukum. Sementara Sinuhun sendiri selama ini dianggap tidak cakap hukum.
"Lah kalau terus terusan begini kan Sinuhun sing ciloko (yang celaka). Saya sangat menyayangkan, tapi sudah terlanjur viral di kalangan tertentu," ujarnya.
Gusti Moeng menambahkan, apa yang terjadi antara dirinya dengan Sinuhun tersebut tidak pernah direncanakan. Ia justru bersyukur bisa bertemu langsung dengan Sinuhun dan bisa menyampaikan kesalahan yang telah dilakukan oleh raja Surakarta tersebut.
"Alhamdulillah ketemu Sinuhun, bisa menyampaikan. Sebetulnya Sinuhun itu salah, dalam arti kebijakannya itu salah. Sinuhun itu jangan sampai melanggar hukum, karena apapun beliau itu kakak saya. Sing ndadekke ratu (menjadikan raja) ya saya. Saya juga harus melindungi secara hukum," ucapnya.
Gusti Moeng meminta kepada sejumlah pihak agar tidak memanfaatkan Sinuhun sebagai tameng atau alat untuk menghancurkan keraton warisan Dinasti Mataram itu. Selanjutnya,
ia akan berkomunikasi dengan pemerintah terkait hal tersebut, untuk bersama sama mengembalikan marwah keraton.
"Saya itu di keraton nyambut gawe (bekerja), lha kok kondisi keraton malah seperti ini. Ya saya nggak rela tho mas. Sakit saya itu, piye kok keraton dijadikan seperti ini. Siapa yang tanggung jawab kerusakan ini nanti," tutupnya. (mdk/fik)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kali ini pemicunya adalah tradisi tahunan saat prosesi tabuh gamelan Sekaten dalam rangka perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, Senin (9/9) lalu.
Baca SelengkapnyaSebuah video berisi perselisihan keluarga Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat viral di sejumlah media sosial.
Baca SelengkapnyaSeseorang berambut panjang yang mengenakan kaos hitam juga memukul pesilat Pagar Nusa yang mengawal rombongan Rizki.
Baca SelengkapnyaPemkot Solo dan Kementerian PUPR lebih memprioritaskan Alun-alun Utara dan Selatan untuk revitalisasi awal.
Baca SelengkapnyaSule tak akan tinggal diam saat haters mengusik kehidupan anak dan menantunya.
Baca SelengkapnyaSaid menegaskan, masyarakat harus bergerak turun ke jalan dan jangan kembali sebelum kedaulatan rakyat berhasil diambil kembali.
Baca SelengkapnyaKorban mengalami luka ringan di kaki dan tangan. Namun sepeda motor mengalami kerusakan.
Baca SelengkapnyaViral video pertengkaran Bupati Rokan Hilir, Riau Afrizal Sintong dan Wakil Bupati Sulaiman di media sosial
Baca Selengkapnya