Gara-Gara Bansos, Camat Dikejar Warga Pakai Parang
Merdeka.com - Firmansyah (38), Camat Kandis, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, nyaris saja menjadi korban penganiayaan oleh warganya sendiri. Pemicunya diduga terkait pembagian bantuan sosial (bansos).
Peristiwa itu terjadi saat korban sedang diwawancarai wartawan terkait penyaluran bansos di kantor kecamatan, Kamis (3/11). Tiba-tiba ia didatangi stafnya untuk memberitahu seorang warga yang diketahui berinisial SP (62) sedang ribut dengan seseorang di depan kantornya.
Firmansyah segera menemui orang tersebut, dan tak lama kemudian kembali lagi. Ternyata orang yang mengamuk itu mengejar Firmansyah sambil mengibaskan parang. Dia hampir saja terkena bacokan jika tidak berlari ke arah kebun di sekitar kantornya.
-
Siapa yang menginformasikan kejadian tersebut? Dari informasi yang dibagikan oleh sang adik, Olivia Zalianty, Marcella mengalami kejadian tidak menyenangkan ketika sedang menjalani latihan untuk pementasan Malahayati.
-
Bagaimana bentrokan itu berakhir? Kondisi tersebut bisa diurai setelah beberapa jam kemudian.
-
Apa yang BRI pastikan mengenai video viral tersebut? BRI memastikan video yang tengah viral di social media terkait 'Uang Hilang di BRI adalah efek dari Pemilu Untuk Serangan Bansos' adalah tidak benar dan tidak berdasar.
-
Siapa yang berdamai dengan masa lalu? Adelia dan Okie disebut-sebut telah move on dari segala isu dan kini berdamai dengan kenangan masa lalu.
-
Apa yang diklaim pelaku dalam video viralnya? Pelaku hanya mengaku-aku kerabat Mayjen TNI Rifky Nawawi,' kata dia.
-
Apa yang dilakukan polisi tersebut? Penyidik menetapkan Bripka ED, pengemudi mobil Toyota Alphard putih yang viral, sebagai tersangka karena melakukan pengancaman dengan pisau terhadap warga.
Dikabarkan, warga tersebut mengamuk gara-gara bansos. Secara kebetulan dia bertemu dengan camat sehingga melampiaskan emosi kepadanya.
Kasi Humas Polres Ogan Ilir Iptu Abdul Haris membenarkan peristiwa itu. Hanya saja masalah ini sudah berakhir dengan perdamaian.
"Benar, tapi sudah damai," ungkap Haris.
Dalam perdamaian yang tertuang dalam surat perjanjian di atas materai itu dinyatakan pelaku menyampaikan permohonan maaf kepada Firmansyah dan tidak akan mengulangi lagi perbuatannya. Permasalahan ini disepakati tidak dilanjutkan ke ranah hukum karena telah diselesaikan secara kekeluargaan.
"Situasi di lokasi sudah kondusif, tidak ada masalah lagi," ujarnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bupati Frans Manery akan dipanggil untuk dimintai keterangan.
Baca SelengkapnyaPemerintah Aceh Barat memediasi perdamaian kedua belah pihak tersebut, Kamis (10/10) kemarin.
Baca SelengkapnyaNasib nahas dialami seorang anggota Brimob Polda Kepri setelah terkena busur panah saat mengamankan penggusuran pemukiman ilegal di Batam, Kepulauan Riau.
Baca SelengkapnyaPengeroyokan itu terjadi di Jalan Raya Banjaran-Soreang, Rabu (20/12) lalu.
Baca SelengkapnyaKondisi nahas dialami dua orang polisi saat menangkap terduga penipu daring di OKI, Sumatera Selatan.
Baca SelengkapnyaKorban tertembak dan terlindas mobil polisi kini dirawat di rumah sakit.
Baca SelengkapnyaKontak senjata tersebut berlangsung hingga pukul 15.25 WIT, dan sudah tidak terdengar lagi bunyi letusan senjata.
Baca SelengkapnyaKeberanian Brigadir Andri berbuah apresiasi. Kapolda memuji anak buahnya melawan geng motor.
Baca SelengkapnyaSejak awal kasus ini memang diutamakan proses di luar persidangan.
Baca SelengkapnyaMahfud menjelaskan konflik di Desa Wadas sudah diselesaikan oleh Komnas HAM.
Baca SelengkapnyaRatusan massa yang marah merusak seluruh kobong, membakar dua gazebo dan mencari Pimpinan Ponpes dan Padepokan berinisial KH.
Baca SelengkapnyaKapolres menyesalkan tindakan warga yang menghalangi penangkapan pelaku kejahatan bahkan menyerang dan menyandera polisi.
Baca Selengkapnya