Gara-gara duit Rp 5 ribu, petani tewas dibacok saat minum teh
Merdeka.com - Anto Tarigan (55) seorang petani yang berdomisili di kebun 88 Simpang Pemburu kelurahan Rantau Bais kecamatan Tanah Putih kabupaten Rokan Hilir Riau tewas dibacok dua orang tak dikenal di sebuah warung, sekitar pukul 15.15 WIB. Peristiwa itu terjadi saat korban datang ke warung tersebut bersama temannya Gabung Siregar.
Kedatangan mereka untuk memasang mesin air milik pemilik warung tersebut, Heni Sirait. Saat temannya sedang memasang mesin air, korban duduk di dalam warung sambil minum teh ditemani pelayan warung tersebut Lusiana (31). Namun tiba-tiba datang dua orang pria tidak dikenal ke warung dengan sepeda motor.
"Salah satu pelaku turun dan membawa parang kemudian langsung membacok korban secara membabi buta tanpa perlawanan," kata Kapolres Rokan Hilir AKBP Hendri Posma Lubis, Sabtu (18/2).
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Apa yang dialami korban? 'Dia alami luka cukup serius. Setelah kejadian, korban kemudian dilarikan ke RSUD Dekai, guna mendapatkan penanganan medis,' kata Kapolres Yahukimo AKBP Heru Hidayanto.
-
Bagaimana pria itu meninggal? Dr. Santu Bag, yang memimpin proses postmortem, menemukan seekor anak ayam sepanjang 20 cm terjebak di saluran pernapasan dan pencernaan Yadav, yang menyebabkan asfiksia fatal.
-
Mengapa korban diduga meninggal? Diduga kuat, korban meninggal karena sakit karena tidak ditemukan luka akibat kekerasan.
-
Siapa yang menjadi korban tewas? Korban meninggal dunia:1. Catur Pancoro (47) warga Tulangan, Sidoarjo.2. Hadi umar F (21), warga Mojo Lebak Mojokerto.3. Aditya Sapulete (38), warga Cungkup Pucuk, Lamongan.
-
Apa yang terjadi pada korban? Korban pun akan terpanggang di dalamnya. Sebagai bagian dari desain hukuman yang kejam, saat perunggu yang panas membakar korban dan membuatnya berteriak.
Akibatnya, korban mengalami luka parah di sekujur tubuh. Setelah membacok korban, seorang pelaku keluar warung sambil berpesan kepada pemilik warung.
"Pelaku menyebutkan kepada pemilik warung bahwa dia membacok korban gara-gara uang Rp 5 ribu. Kemudian pemilik warung menghubungi pihak Puskesmas terdekat, sedangkan kedua pelaku kabur," kata Posma.
Di lokasi, korban masih bisa bernapas dan langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat. Namun sayang, dalam perjalanan menuju RS Duri, korban meninggal dunia. Polisi yang mendapat informasi langsung datang ke lokasi untuk melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).
"Saksi sudah kita mintai keterangannya, saat ini petugas sedang berada di lapangan melakukan penyelidikan untuk mencari keberadaan pelaku," pungkas perwira menengah jebolan Akademi Kepolisian tahun 1998 ini.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peristiwa tersebut terjadi di Kampung Kalimo, Distrik Waris, Kabupaten Keroom, Papua.
Baca SelengkapnyaPelaku ditangkap pada Jumat (28/7) dini hari di sebuah rumah di kecamatan Batujaya setelah pelariannya selama 10 hari.
Baca SelengkapnyaKorban dipukul menggunakan gagang cangkul hingga akhirnya terkapar. Kemudian dimasukkan ke dalam karung dan dibuang ke TPA.
Baca SelengkapnyaKorban dianiaya dengan cara disiram diduga dengan air keras lalu dibacok dengan celurit.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu bermula saat kedua pelaku memergoki korban tengah mencuri jengkol di kebun milik PR.
Baca SelengkapnyaDua bulan buron, satu dari dua pelaku pembunuhan pengantin baru di Ogan Ilir, Sumatera Selatan, ditangkap polisi.
Baca SelengkapnyaSementara korban dilarikan ke rumah sakit dan tewas tak lama dalam perawatan.
Baca SelengkapnyaDi sekitar jasad korban ditemukan sejumlah alat ritual.
Baca Selengkapnya