Gara-gara model rambut, Gilang diduga dipukul guru
Merdeka.com - SMPN 3 Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali, sempat geger, Kamis (25/2). Gara-garanya, orangtua murid Made Gilang Ari Permana (13) mengamuk di sekolah itu, lantaran diduga anaknya dipukul seorang guru karena persoalan model rambut.
Ayah Gilang, Made Astika, yang tidak terima anaknya diperlakukan seperti itu marah di sekolah anaknya. Menurut Gilang, pada Rabu (24/2) sekitar pukul 16.00 WITA, dia sedang berkumpul bersama teman-temannya, karena kelas sedang dibersihkan kawannya sedang piket.
Saat itu, seorang guru olahraga bernama Jayadi memanggilnya. Jayadi, kata Gilang, mempermasalahkan potongan rambutnya dianggap tidak sesuai aturan sekolah. Gilan memangkas rambutnya dengan model potongan tipis di kedua sisinya dan lebat pada bagian atasnya.
-
Apa yang dilakukan guru terhadap murid? Korban dicabuli pada saat jam pelajaran dengan diiming-iming uang. Aksi itu ada yang dilakukan pelaku di pustaka, dan ada juga di kelas. Kejadian sudah berulang-ulang,' jelasnya.
-
Kenapa Guru Olahraga dendam ke Kepala Sekolah? Berdasarkan dokumen polisi, Darien dan Eiswert pernah melakukan pembicaraan mengenai 'tantangan kinerja' Darien. Eiswert juga telah melakukan penyelidikan terhadap Darien pada Desember tahun lalu atas potensi penyalahgunaan dana sekolah sekitar Rp31 juta. Eiswert, berdasarkan laporan NPR, juga pernah menegur Darien karena ia memecat seorang pelatih tanpa persetujuan Eiswert dan ia juga pernah memberi tahu Darien bahwa kontraknya kemungkinan 'tidak akan diperpanjang semester depan'.
-
Siapa guru yang mencabuli murid? Kasat Reskrim Polres Kota Pariaman, Iptu Rinto Alwi mengatakan, peristiwa itu terjadi beberapa bulan yang lalu dan pelaku sudah berhasil diamankan. 'Kejadian tahun ini, beberapa bulan yang lalu. Pelaku berhasil ditangkap pada 15 Mei 2024. Pada 29 Mei 2024 perkaranya sudah dilimpahkan ke Kejaksaan,' tuturnya.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas kekerasan di sekolah? Satuan pendidikan harus menyadari mereka memiliki tugas dan fungsi perlindungan anak, selain tugas layanan pembelajaran.
-
Apa yang dilakukan siswa terhadap gurunya? Seorang siswa Madrasah Aliyah (MA) YASUA, Desa Pilangwetan, RT 02 RW 03, Kecamatan Kebonagung, tega membacok gurunya sendiri.
-
Kenapa Pak Guru marah ke murid? Ana sawijining murid SD sing tekon karo gurune sing ndilalah lagi rada nesu.
"Yang tidak piket kumpul di luar. Terus dilihat rambut saya, langsung dikapluk sama dijambak saya," kata Gilang di sekolahnya didampingi ayahnya.
Sepulang sekolah, Gilang menangis di depan ayahnya dan menceritakan kejadian itu. Astika tidak terima dengan perlakuan guru itu, dan memutuskan datang ke sekolah meminta penjelasan dan tanggung jawab pihak sekolah.
"Saya heran, kenapa guru sampai melakukan tindakan seperti itu. Kalau memang anak saya rambutnya panjang, kan bisa dikasih tahu suruh potong sedikit. Saya sendiri sebagai orangtuanya juga tidak suka punya anak rambut panjang. Tapi jangan sampai memukul kemudian menjambak lah," kata Astika, bekerja di Kantor Kementerian Perhubungan.
Astika mengaku menyesalkan tindakan kasar sang guru terhadap anaknya.
"Saya keberatan dengan tindakan ini, karena guru digaji bukan untuk menempeleng, tapi untuk mendidik. Kejadian seperti ini bukan yang kali ini saja, tapi baru ketahuan sekarang, karena sebelumnya anak-anak takut melapor," ujar Astika.
Saat dikonfirmasi, Jayadi membantah tuduhan memukul murid. Menurutnya, dia hanya memperingatkan Gilang karena rambutnya tidak sesuai peraturan sekolah.
"Kejadiannya sebenarnya simpel sekali. Saya melihat cara-cara berpakaian dan bercukur. Saya di sini menginginkan agar anak terbiasa dengan peraturan yang baik. Tapi saya lihat dia kok dibawa dicukur tipis, di atas ada jambulnya. Saya panggil, kepalanya saya pegang, kamu kok begini cukurannya, besok cukur lagi ya. Jawabnya dia, 'ya pak'. Setelah itu tidak ada masalah," kata Jayadi.
Kepala Sekolah SMPN 3 Banjar, Made Subawa, memastikan tidak ada kekerasan dari Jayadi kepada Gilang. Sebab tidak ada tanda-tanda memar pada kepalanya.
"Kalau dipukul, pasti ada setidaknya bekas seperti memar atau luka. Baru kali ini ada laporan seperti ini. Saya pastikan baik siswanya maupun guru yang bersangkutan untuk dibina, dan tidak akan terulang lagi kejadian serupa. Saya juga atas nama sekolah memohon maaf kepada orangtua siswa, mudah-mudahan bisa dimaklumi," kata Subawa.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Guru tersebut mengakui telah memotong rambut JS dengan bentuk tidak wajar dengan dalih mendisiplinkan siswa.
Baca SelengkapnyaWali murid protes rambut anaknya digunduli guru gara-gara tak pakai ciput.
Baca SelengkapnyaKesal dengan penampilan sang siswi, guru tersebut lalu memperingatkan mereka dengan hukuman agar memakai ciput.
Baca SelengkapnyaAksi guru ini diduga maraknya kekerasan yang dilakukan wali murid.
Baca SelengkapnyaMulanya, korban ribut dalam majelis lalu diberitahu terduga pelaku. Tetapi tak juga didengar hingga terjadilah peristiwa itu.
Baca SelengkapnyaDirinya pun khawatir anaknya akan ditertawakan siswa lain jika berpenampilan dengan rambut botak tengah.
Baca SelengkapnyaDinas Pendidikan Pemprov Jakarta memastikan telah mengambil tindakan atas kejadian itu.
Baca SelengkapnyaSebanyak 11 siswi SMKN 56 Jakarta mengaku menjadi korban pelecehan seksual yang diduga dilakukan guru seni budaya di sekolah kejuruan tersebut.
Baca SelengkapnyaAksi guru ini berbuntut panjang. Orang tua murid tidak terima anaknya diperlakukan demikian.
Baca SelengkapnyaPolisi juga telah memeriksa sejumlah saksi dan mengumpulkan sejumlah bukti.
Baca SelengkapnyaPadahal guru itu mengaku tidak sengaja karena murid itu sembunyi di balik pintu.
Baca SelengkapnyaSebuah video menunjukkan seorang guru pria diduga menghina pekerjaan orang tua siswa sebagai petani.
Baca Selengkapnya