Gara-gara Status, Aktivis Perempuan di Jombang Dianiaya Sekelompok Orang
Merdeka.com - Seorang aktivis perempuan di Jombang berinisial TAM, mengaku dianiaya sejumlah orang saat melakukan pengajian. Kasus itu pun disebut berkaitan dengan status yang diunggahnya di media sosial soal kasus dugaan pelecehan seksual yang saat ini tengah ditangani oleh Polda Jatim.
Ana Abdillah Direktur Women Crisis Center (WCC) Jombang menceritakan, kejadian yang menimpa korban tidak hanya membuatnya trauma. Namun, keluarganya pun juga turut trauma lantaran mendapat ancaman atau intimidasi dari sejumlah orang.
"Kejadiannya hari Minggu (9/4) kemarin. Segerombolan orang telah melakukan penganiayaan terhadap perempuan pembela HAM di Jombang dan mengintimidasi keluarga korban," kata dia saat dihubungi merdeka.com, Selasa (11/4).
-
Siapa yang mengalami trauma berat? Dua anak Aiptu FN mengalami trauma berat dan harus mendapat pendampingan karena selalu teringat peristiwa perampasan mobil ayahnya oleh 12 debt collector.
-
Siapa yang mengalami stres traumatis? Stres traumatis bisa muncul akibat peristiwa traumatis seperti bencana alam, serangan, atau kehilangan orang tercinta.
-
Siapa yang bisa mengalami trauma? Trauma ini bisa saja muncul tak hanya pada mereka yang menyaksikan bunuh diri secara langsung saja, namun juga pada mereka yang menyaksikan videonya.
-
Apa yang dialami korban? 'Dia alami luka cukup serius. Setelah kejadian, korban kemudian dilarikan ke RSUD Dekai, guna mendapatkan penanganan medis,' kata Kapolres Yahukimo AKBP Heru Hidayanto.
-
Bagaimana orang dengan trauma bereaksi terhadap situasi traumatis? Mereka dapat merasakan perasaan takut, cemas, marah, atau kesedihan yang berlebihan dan sulit dikendalikan.
Ia menambahkan, korban yang terhitung masih berusia 23 tahun dan berstatus mahasiswi dari sebuah perguruan tinggi di Jombang ini dianiaya oleh 6 orang laki-laki. Saat itu, korban diketahui tengah mengikuti sebuah pengajian di Ploso, Jombang.
"Kemudian segerombolan orang berbondong-bondong masuk ke dalam rumah dan menghampiri korban. Tanpa banyak bicara, gerombolan terduga pelaku merampas paksa handphone korban, membenturkan kepala korban ke tembok serta mengancam korban tidak akan selamat," tambahnya.
Tidak berhenti di situ saja. Minggu malam, rumah korban kembali didatangi oleh segerombolan orang. Namun, mereka dapat diusir oleh sejumlah warga setempat.
Ia menyebut, korban mengenali para pelaku yang melakukan penganiayaan terhadapnya. Mereka dikenali sebagai para penjaga salah satu pondok pesantren di Jombang.
"Setahu korban, para pelaku ini adalah orang-orang yang menjaga pesantren," ungkapnya.
Dikonfirmasi soal latarbelakang penganiayaan itu, ia menyebut, sebelum terjadi penganiayaan, korban memposting komentar soal kasus dugaan pelecehan seksual dengan tersangka MSAT. Kasus yang membelit MSAT sendiri, kini masih dalam penanganan Polda Jatim.
"Sebelumnya korban memang membuat status (di media sosial) soal tidak berjalannya kasus tersebut. Kemudian dihubungkan dengan korban yang mengenali para pelaku sebagai penjaga ponpes tersangka pelecehan seksual," tukasnya.
Atas kejadian ini, korban pun melaporkan kasus tersebut ke polisi dengan nomor laporan polisi LP-B/15/V/RES.1.6/2021/RESKRIM/JOMBANG/SPKT/Polsek Ploso. Sayangnya, Kasat Reskrim Polres Jombang AKP Teguh Setiawan tidak dapat dikonfirmasi. Dihubungi melalui nomor ponselnya, ada nada sambung namun tidak diangkat.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sadis, Gerombolan Pemuda Keroyok hingga Lindas Kepala Perempuan di Sukabumi
Baca SelengkapnyaSunan menambahkan, belum mengetahui pasti penyebab kekerasan yang dialami korban. Dari foto yang diperlihatkan korban padanya, penganiayaan itu luar sadis.
Baca SelengkapnyaPraka RM sempat berbicara dengan ibu korban dan perkataannya sungguh kejam dan tak punya hati.
Baca SelengkapnyaPelaku punya riwayat ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa).
Baca SelengkapnyaWarga kadang mendengar suara rintihan dari rumah pelaku.
Baca SelengkapnyaPenganiayaan terjadi pada Sabtu (13/1), sekitar pukul 03.30 WIB.
Baca SelengkapnyaKondisi A sempat lumayan parah sehingga tidak bisa bangun selama dua hingga tiga hari.
Baca SelengkapnyaPaman Intan, Hanafi Hasan, merasakan kepedihan yang mendalam dan rasa syok yang luar biasa
Baca SelengkapnyaKorban mengunggah pengakuan bahwa dirinya menjadi korban KDRT lewat akun media sosialnya.
Baca SelengkapnyaLPSK masih mendalami keterangan saksi dan keluarga korban pembunuhan Vina Cirebon.
Baca SelengkapnyaPolisi telah mengetahui pelaku perundungan siswi SMP itu berjumlah delapan orang.
Baca SelengkapnyaKeluarga yang diwakili kuasa hukum melaporkan trauma itu kepada Komnas HAM untuk diberikan pendampingan.
Baca Selengkapnya