Gara-Gara Tonton Adegan Ranjang Pasutri, Anak di Tasikmalaya Cabuli Balita
Merdeka.com - Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Tasikmalaya, Ato Rinanto mengungkapkan aksi pencabulan menimpa seorang balita dilakukan sejumlah anak. Aksi anak tersebut diduga diduga dipicu menonton adegan ranjang pasangan suami istri di Kecamatan Kadipaten, Tasikmalaya Kota.
"Setelah kita melakukan pendalaman memang ada aksi yang dilakukan oleh anak kepada balita perempuan yang usianya tiga tahun. Aksi ini dilakukan setelah melihat adegan ranjang pasutri itu. Jadi semacam ada dorongan untuk melakukan serupa sehingga mereka mencoba ke balita perempuan," kata Ato, Selasa (18/6).
Ato menyebut, hingga saat ini balita korban pencabulan diketahui baru satu. Untuk anak yang melakukannya sendiri ia belum mengungkap, apakah salah satu atau dilakukan secara bersama-sama.
-
Bagaimana korban terjebak ke dalam budak seks? Korban yang baru lulus SMK tidak berpikir panjang untuk menemui pelaku lantaran dijanjikan pekerjaan untuk mengelola kafe di Kota Solo. Ternyata ini hanya modus pelaku. Selama lima bulan, sejak Mei-September 2022, korban disekap dan disetubuhi pelaku berinisial JM itu.
-
Siapa pelaku pemerkosaan? 'Kejadian ini berawal dari kejadian longsor di daerah Padalarang Bandung Barat. Kebetulan keluarga korban ini rumahnya terdampak sehingga mereka mengungsi ke kerabatnya (AR) untuk sementara,' ucap Kapolres Cimahi, AKBP Tri Suhartanto, Selasa (3/9).
-
Kapan pelecehan seksual terjadi? 'Korban penyandang disabilitas sudah dewasa, keluarga mengecek korban ke rumah sakit dan ternyata betul hamil,' kata Tri di Cimahi, Selasa (3/9).
-
Kapan pemerkosaan itu terjadi? 'Keluarga korban direlokasi, namun untuk mempersiapkan tersebut korban masih tinggal dengan pamannya. Pada kesempatan itu pamannya tersebut itu melakukan kekerasan seksual kepada yang bersangkutan itu sebanyak 4 kali. Sehingga mengakibatkan korban hamil dan saat ini korban sudah melahirkan,' kata Kapolres Cimahi, AKBP Tri Suhartanto melanjutkan.
-
Siapa yang menjadi korban perundungan? Apalagi saat berkomunikasi melalui panggilan video, R mengaku pada Kak Seto bahwa ia sering menjadi korban perundungan dari teman-temannya maupun guru.
-
Siapa yang melakukan pelecehan terhadap korban? Kapolres Cimahi AKBP Tri Suhartanto menyampaikan bahwa peristiwa pelecehan seksual dilakukan oleh pelaku hingga korban mengalami kehamilan terjadi di wilayah Kabupaten Bandung Barat.
Dengan kondisi tersebut, kata Ato, KPAI pun memfokuskan melakukan pendampingan kepada anak yang diduga sudah menonton adegan ranjang pasutri yang menikah sirri itu. Hal tersebut menurutnya harus dilakukan agar tidak ada lagi korban dalam mempraktekan adegan yang sudah ditonton enam anak.
"Kami akan melakukan pendampingan kepada anak. Bisa juga kita memeriksa kondisi anaknya seperti bagaimana untuk mengetahui langkah apa yang harus kita lakukan agar mereka tidak melakukannya lagi," kata dia.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah anak di Kecamatan Kadipaten, Kota Tasikmalaya, mendapatkan tontonan adegan ranjang sepasang suami istri. Pasangan tersebut pun dipolisikan oleh tokoh masyarakat sekitar karena aksi tidak terpujinya.
Kepala KPAID Tasikmalaya, Ato Rinanto menyebut awalnya menerima informasi dari tokoh masyarakat di Kecamatan Kadipaten, Tasikmalaya, tentang adanya anak yang menonton adegan ranjang pasangan suami istri berinisial E (25) dan L (25)."Setidaknya ada enam anak yang sudah menonton adegan ranjang L dan E itu," kata Ato, Selasa (18/6).
Awal mulanya hal tersebut diketahui saat salah seorang anak menceritakan apa yang dialaminya kepada guru ngajinya. Oleh guru ngajinya kemudian dilaporkan kepada tokoh masyarakat.
Selain melaporkan ke KPAID Tasikmalaya, tokoh masyarakat pun melaporkan hal tersebut ke Polres Kota Tasikmalaya pada Jumat (14/6). KPAID Tasikmalaya sendiri usai menerima laporan langsung melakukan penyelidikan dan turun ke lokasi.
"Jadi pasutri ini menontonkan adegan ranjang kepada enam anak di rumahnya di Kecamatan Kadipaten saat Ramadan kemarin. Pasutri tersebut pun diketahui merupakan warga asli sana. Dan setelah adegan ranjang selesai, pasutri ini menarik uang (Rp 5.000) atau kopi, bahkan mie instan yang sudah nonton adegan ranjang mereka," katanya.
Saat ini, disebut Ato, kasus tersebut tengah ditangani lebih lanjut oleh pihak Polres Tasikmalaya Kota. KAPID Tasikmalaya sendiri belum mengetahui motif pasutri itu mempertontonkan adegan ranjangnya kepada para anak.
"Kita akan gali lebih dalam tentunya. Saat ini kami fokus kepada penanganan psikis anak yang sudah nonton karena pasti ada dampak yang dialami mereka," katanya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketiga pelaku kini ditahan di Rutan Mapolres Buleleng.
Baca SelengkapnyaKedua pelaku sempat kabur. Namun polisi berhasil meringkus keduanya.
Baca SelengkapnyaKasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Hendro Sukmono menyatakan, keempat pelaku sudah ditangkap pihaknya.
Baca SelengkapnyaPemulihan psikologis dilakukan dengan koordinasi bersama Biro SDM Polda Metro Jaya.
Baca SelengkapnyaPelaku mencabuli korban sejak pertengahan 2022 sampai 2023. A
Baca SelengkapnyaPolisi yang mendapat laporan pencabulan tersebut menangkap pelaku dan ditetapkan sebagai tersangka.
Baca SelengkapnyaKasus ini terungkap setelah polisi melibatkan psikolog sehingga perbuatan ayah tiri korban terbongkar.
Baca SelengkapnyaTerkait penyebaran foto korban sedang diperkosa di media sosial juga sudah didalami kepolisian.
Baca SelengkapnyaPencabulan ini dilakukan setelah pelaku menonton video porno dan tak kuat menahan nafsu.
Baca SelengkapnyaIstri Pergi Kerja Cuci dan Gosok Pakaian, Suami Berulang Kali Cabuli Anak Tiri
Baca SelengkapnyaMengetahui peristiwa itu, ibu korban melaporkan kepada keluarganya dan pihak kepolisian.
Baca SelengkapnyaMiris, Bocah TK di Pekanbaru Dicabuli Teman Sekolah Sesama Jenis
Baca Selengkapnya