Gara-gara Uang Retribusi, Danki Brimob Ribut dengan Warga di Polewali Mandar
Merdeka.com - Komandan Kompi (Danki) Brimob Batalyon A Polewali Mandar, Ipda Ojan Prabowo berseteru dengan warga gara-gara uang retribusi memasuki lokasi wisata permandian Salu Pajaan, Desa Batetangnga, Kecamatan Binuang, Polman, Sulawesi Barat. Perseteruan tersebut terjadi pada Senin (20/1).
Kapolda Sulawesi Barat, Brigjen Polisi Baharuddin Djafar mengatakan, peristiwa itu terjadi ketika Ipda Ojan bersama kerabatnya mempertanyakan legalitas retribusi masuk lokasi wisata itu.
"Oleh warga yang mengelola lokasi wisata itu, Ipda Ojan dimintai uang retribusi berkali-kali. Ditanya oleh oknum Brimob ini apakah ini legal, ada resi atau tidak, wajar kalau dia bertanya begitu tapi mungkin cara bertanyanya tidak etis. Akhirnya ribut dan dia dikeroyok warga di situ," jelasnya, Selasa (21/1).
-
Apa yang dialami ojol saat dikeroyok? Akibat pengeroyok itu, pria lansia tersebut mengalami sejumlah luka di bagian wajah, mata, kening, badan dan dada.
-
Siapa yang menerobos iring-iringan TNI? Tampak emak-emak ini menerobos iring-ringan TNI yang hendak mengantar Kapolda Aceh Irjen Ahmad Haydar yang akan purna tugas dari Makodam ke Mapolda Aceh.
-
Siapa yang terlibat dalam insiden ini? Seorang driver taksi online di kawasan Jakarta Pusat tengah ramai jadi perbincangan usai kedapatan emosi ke penumpang wanita.
-
Kenapa Polisi diserang? Polisi diserang karena tersangkameronta dan berteriak sehingga mengundang perhatian orang-orang di sekelilingnya. 'Itu bukan orang tidak dikenal itu, keluarga tersangka (yang menyerang). Ditangkap di rumah, kemudian dibawa, diborgol teriak-teriak dia. Begitu ceritanya,' kata dia.
-
Siapa yang terlibat dalam insiden tersebut? Dalam sebuah video yang dibagikan akun Instagram @kejadiansmg pada Selasa (12/9), tampak seorang pengendara motor merekam sebuah mobil yang mencoba menghentikannya.
-
Siapa yang terlibat dalam peristiwa ini? 'Kami memanggil pihak keluarga pengendara sepeda motor yang pura-pura kesurupan untuk dimintai keterangan,' ucap dia.
Kesalahpahaman itu kemudian membuat Ipda Ojan dikeroyok dan disandera warga. Bahkan jalan keluar untuk mobil Danki Brimob ini dipalang sehingga tidak bisa keluar. Akhirnya Ipda Ojan menghubungi rekan-rekannya untuk meminta bantuan.
"Datanglah teman-temannya dan mengeluarkan tembakan di sekitar situ," ujar Baharuddin.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Polewali Mandar, AKP Syaiful Isnaini mengatakan, pihaknya langsung menuju lokasi kejadian setelah mendapat informasi kejadian itu. Brimob Batalyon III Kompi A dan Polsek Binuang kemudian mengevakuasi korban menggunakan kendaraan dinas.
Akibat penganiayaan itu, Ipda Ojan mengalami luka di beberapa bagian tubuhnya, antara lain luka lebam di pipi kiri, bengkak di kepala bagian belakang telinga kiri dan luka lecet di samping lutut sebelah kiri. Ada juga warga bernama Thamrin yang cidera saat berusaha melerai.
Secara detil dijelaskan kronologi kejadian bermula saat Herman (38), tukang parkir tempat wisata itu minta uang retribusi. Tapi karena salah seorang kerabat Ipda Ojan yang ada di atas mobil menyahut kalau kedatangannya atas undangan ibu Yuliani, mereka lalu diperkenankan masuk.
"Setelah memarkir kendaraan, korban (Ipda Ojan) menuju lokasi parkiran untuk menanyakan perihal legalitas pungutan parkir yang dilakukan masyarakat karena Herman hanya meminta uang namun tidak memiliki karcis. Terjadi adu mulut antara keduanya sehingga memancing perhatian warga kemudian berdatangan dan langsung mengeroyok korban," tutup Syaiful.
Penjelasan Kepala Desa
Soal dugaan pengeroyokan yang dilakukan warga ke Danki Brimob ini, keterangan berbeda disampaikan Kepala Desa Batetangnga, Muhammad Said. Dia mengungkapkan, jika Danki Brimob itu yang duluan memukul warga.
Said mengatakan, awalnya Ipda Ojan itu dipersilakan masuk oleh Herman saat ada yang menyebut atas undangan Ibu Yuliani. Mereka bahkan sempat makan durian.
"Tapi tidak lama polisi itu datangi Herman dan bertanya soal karcis dan segala macam. Herman lalu lari mencari karcis karena ada juga orang lain yang mau dikasih karcis. Polisi Brimob tersinggung dan bilang kenapa kau lari. Herman menjawab, tidak pak, mau ambil karcis. Lalu Herman kasih lihatlah ke polisi karcis itu," jelasnya.
Tapi, dia menambahkan, polisi itu justru lemparkan karcis itu dengan alasan tidak sah dan tak ada izinnya.
"Herman dipukul, didorong hingga merapat di dinding. Herman berteriak, hai bapak-bapak, sekalian kasi ini parang polisi, sekalian bunuh saya," ujar Said.
Selanjutnya, Ipda Ojan yang mendekati kerumunan warga dan mengamuk. Di situlah, Said mengungkapkan, Ipda Ojan dikeroyok warga padahal dia yang mengamuk-ngamuk. Namun kini kedua belah pihak telah menyelesaikan permasalahan ini secara kekeluargaan.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus pengeroyokan anggota TNI ini sudah ditangani oleh Sub Den Pom TNI Pamekasan.
Baca SelengkapnyaKorban tertembak dan terlindas mobil polisi kini dirawat di rumah sakit.
Baca SelengkapnyaBentrok antara anggota Brimob dengan Polisi terjadi di Kota Tual, Maluku, Minggu (28/7) malam.
Baca SelengkapnyaKasad melalui Pangdam IV/Diponegoro, menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Boyolali atas kejadian ini.
Baca SelengkapnyaMassa yang beringas pun menghajarnya dengan bangku plastik, kayu hingga helm.
Baca SelengkapnyaDisebut-sebut, peristiwa itu terjadi saat rombongan Brimob mengawal salah satu caon gubernur tetapi diadang sejumlah warga.
Baca SelengkapnyaKondisi nahas dialami dua orang polisi saat menangkap terduga penipu daring di OKI, Sumatera Selatan.
Baca SelengkapnyaBrigadir Polisi Dua (Bripda) MAI harus menjalani penempatan khusus (patsus) akibat menganiaya istrinya, DA yang memergokinya berduaan dengan perempuan lain.
Baca SelengkapnyaKapolrestabes Bandung, Kombes Budi Sartono menjelaskan bahwa penggunaan gas air mata hanya dilakukan untuk membubarkan massa yang memblokade jalan.
Baca SelengkapnyaPengeroyokan itu terjadi di Jalan Raya Banjaran-Soreang, Rabu (20/12) lalu.
Baca SelengkapnyaKorban hendak melerai kerusuhan, namun dia justru dianiaya lima pelaku
Baca SelengkapnyaPolisi menyebut peristiwa ini hanya kesalahpahaman dan ketidaksabaran.
Baca Selengkapnya