Garis Polisi Dibuka, Pelajar SD dan SMP di Kupang Kembali Belajar
Merdeka.com - Ratusan siswa SD GMIT Oehani dan SMP Negeri 3 Satu Atap Taebenu, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) mulai beraktivitas, usai lima ruang kelas diobrak-abrik sejumlah orang tidak dikenal (OTK).
Hari ini, Senin (20/9) para siswa mulai melakukan aktivitas tatap muka secara terbatas, untuk mengikuti ujian tengah semester.
Ujian digelar setelah pada sabtu (18/9) kemarin Polsek Kupang Tengah membuka garis polisi dan mengizinkan sekolah dibersihkan.
-
Apa yang siswa SMP itu lakukan? 'Korban langsung melompat ke luar jendela, saat melompat korban sempat tersangkut di genteng lantai 2 Gedung SMPN 73, kkemudian jatuh ke lantai 1,' sambungnya.
-
Apa modus ratusan pelajar tersebut? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Kenapa siswa di SDN Ambon belajar di lantai? Tidak ada bangku membuat para siswa harus duduk di lantai dan menunduk saat menulis materi pelajaran.
-
Bagaimana anak-anak belajar di Kampung Saungkuriang? 'Akhir KKN ini, kami menerima kunjungan empat sekolah SD di Kecamatan Cipondoh, untuk merasakan langsung pesona Kampung Saungkuriang. Dengan kegiatan memberi makan hewan, membuat ekoprint, dan beberapa kerajinan dari barang bekas. Serta membuat aquaponik di mana anak-anak dapat menanam sekaligus memelihara ikan,' paparnya.
-
Dimana lokasi penangkapan para pelajar? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Dimana anak-anak bisa belajar? Aktivitas seperti berjalan-jalan di alam, memasak bersama, atau mengunjungi taman atau kebun binatang memberi anak-anak kesempatan untuk bertanya dan belajar.
"Polisi sudah izinkan kami bersihkan ruangan sehingga sekarang anak-anak bisa ikut ujian sekolah," ujar kepala sekolah Feredich Hetmina, Senin (20/9).
Sebelumnya, ratusan siswa ini terpaksa diliburkan karena isi ruang kelas masih berantakan, serta masih adanya garis polisi yang dipasang hingga Jumat (17/9) malam.
Kepala Sekolah Feredich Hetmina menguraikan, dia mendapat informasi tentang kejadian itu dari seorang guru. Setelah itu ke sekolah untuk mengecek kondisi kejadian itu.
"Tapi karena ada acara pemakaman kerabat yang meninggal dilanjutkan dengan acara keluarga, maka saya baru bisa ke sekolah pada malam hari setelah ada kerabat rekan guru yang memberitahu saya," ungkapnya.
Saat datang, ia memeriksa sejumlah ruangan kelas dan melihat kondisi ruangan yang berantakan.Kepala sekolah menelepon Bhabinkamtibmas, namun karena sudah malam maka pihaknya pulang dan meminta penjaga sekolah untuk mengontrol lingkungan sekolah.
Kepala sekolah mengaku sudah diperiksa penyidik Polsek Kupang Tengah sejak Jumat (17/9) hingga Sabtu (18/9) subuh sekitar pukul 03.30 wita.
Pada Sabtu (18/9), kepala sekolah menggelar rapat dengan para guru. Ia pun mengambil kebijakan meliburkan siswa, padahal proses pembelajaran tatap muka terbatas baru digelar satu pekan ini.
"Ada lima ruangan kelas yang berantakan yakni ruangan kelas I, II, III, VII dan IX. Kami terpaksa pulangkan anak-anak karena tidak bisa menggelar pembelajaran tatap muka terbatas dengan kondisi seperti ini," jelas Feredich.
Ia juga membantah soal adanya persoalan internal sekolah dengan pihak ketiga sebagai pemicu kejadian ini.
"Dugaan utang foto copy dan buku sudah kami lunasi. Saya sudah bayar utang foto copy dan bendahara sudah bayar biaya buku," ujarnya.
Ia juga menegaskan kalau dana BOS pun dikelola atas sepengetahuan komite sekolah. "Pencairan dana dan pertanggungjawaban atas sepengetahuan ketua komite sekolah, Lewi Riwu Rohi yang juga mantan kepala sekolah," kata Feredich.
Sebelumnya, Sejumlah ruang kelas di SD GMIT Oehani dan SMP Satu Atap Negeri 3 Taebenu diobrak-abrik orang tidak dikenal, Kamis (16/9).
Fasilitas sekolah seperti meja, kursi, buku-buku dirusak. Bahkan dalam foto nampak bendera merah putih pun dibiarkan jatuh di lantai.
Warga Desa Kuaklao, Simson Yunedi Tanu yang rumahnya tidak jauh dari sekolah tersebut menjelaskan, saat kejadian kampung mereka sepi ditinggal warga karena mengikuti ibadah pemakaman di kampung tetangga.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi penyerangan terhadap dua SMAN tersebut pun viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaMotif dua pelajar melakukan perusakan dan pembakaran kelas masih didalami.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan pelajar yang tak sekolah dan mesum di gedung kosong.
Baca SelengkapnyaBantuan itu dilakukan setelah warga yang sebelumnya sempat mengungsi akibat penyerangan OPM.
Baca SelengkapnyaBubarkan Tawuran Pelajar, Satpam SMP di Bantul Malah Disabet Pakai Sajam
Baca SelengkapnyaAksi persekusi dan penganiayaan terhadap mahasiswa Papua yang berunjuk rasa di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaOrganisasi Papua Merdeka (OPM) dengan brutal membakar sekolahan di Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan.
Baca SelengkapnyaDemo berlangsung ricuh hingga malam hari. Tembakan gas air mata membuat udara di sekitar lokasi demo membikin sesak dan perih di mata.
Baca SelengkapnyaPara pelaku ini menamakan kelompoknya dengan nama Bathrix Putra.
Baca SelengkapnyaPembakaran ini dilakukan saat sekolah tidak ada kegiatan belajar mengajar pada Jumat ini hari.
Baca SelengkapnyaTeror itu terjadi pada Jumat, 12 Juli 2024 dilakukan oleh anggota KKB Memokon, Jender Siktaop Alias Usoki, Aquino Kaladana, Yuni Mimin dan Enos Kakyarmabin.
Baca SelengkapnyaKKB juga sempat terlibat kontak tembak dengan TNI-Polri.
Baca Selengkapnya