Garut heboh grup sesama jenis di facebook beranggotakan pelajar
Merdeka.com - Kabupaten Garut, Jawa Barat, tengah dihebohkan kemunculan grup Facebook sesama jenis. Parahnya, anggota grup diisi siswa SMP dan SMA dengan jumlah anggota mencapai 1.000 orang lebih.
Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kabupaten Garut, Rahayu mengatakan, lembaganya pertama kali memperoleh informasi itu sekitar dua hari yang lalu, dari grup media sosial.
"Bukan hanya kaget, tapi juga sangat prihatin sekaligus miris," ujar Rahayu, Minggu (7/10).
-
Bagaimana cara mencari nama grup sekolah keren? Melansir dari berbagai sumber, Selasa (7/11), simak ulasan informasinya berikut ini.
-
Siapa yang ingin dikenal di grup WA sekolah? Perkenalan diri di grup WhatsApp sekolah adalah langkah pertama yang penting dalam membangun hubungan yang baik dengan teman-teman dan guru.
-
Siapa yang termasuk dalam LGBTQ? Ini merupakan komunitas yang merujuk pada jenis identitas seksual lain selain heteroseksual.
-
Siapa pelaku aksi bullying tersebut? Kepolisian Resor Bulukumba telah mengamankan dua pelaku.
-
LGBTQ adalah apa? LGBTQ adalah singkatan dari Lesbian Gay Biseksual Transgender Queer. Ini merupakan komunitas yang merujuk pada jenis identitas seksual lain selain heteroseksual.
-
Dimana aksi bullying itu terjadi? Sebuah video aksi perundungan terhadap seorang remaja berinisial R (18) oleh tiga pemuda di Pasar Borong Rappoa, Kindang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan viral.
Dalam waktu singkat, rangkaian penyebaran isu itu sudah beredar luas melalui Whatsapp. Tak ayal ragam ungkapan penyesalan dan keprihatinan langsung muncul.
Bahkan setelah dilakukan penelusuran masuk ke dalam akun 'Kumpulan Barudak Gay SMP/SMA Garut' itu, ditemukan tiga grup penyuka sesama jenis yang beredar. Pertama dikhususkan untuk anak sekolah SMP dan SMA.
"Sedangkan dua grup lain untuk beberapa wilayah kecamatan," ujar dia.
Terkait temuan tersebut, Rahayu mengaku akan melapor ke Polres Garut karena membahayakan generasi muda.
"Pemerintah harus berikan tindakan hukum kepada pembuat grup dan para pelaku agar jera," pinta dia.
Keluhan serupa disampaikan Ketua Garut Education Watch (GEW), Sony Mulyadi Supriadi. Menurutnya, kemunculan ini harus segera mendapat perhatian serius dari semua pihak terutama pemerintah daerah.
"Ini merupakan tanggung jawab bersama dan semua harus turun tangan untuk mengatasinya," kata dia.
Ia mengatakan, kemunculan akun penyuka jenis itu menunjukkan lemahnya pengawasan semua pihak atas gejala sosial yang terjadi di masyarakat. Meskipun mayoritas anggotanya terdiri dari pelajar SMP dan SMA, bukan berarti tanggung jawab hanya dipikul sekolah dan dinas pendidikan.
"Semua elemen yang ada, mulai ulama/tokoh agama, aparat penegak hukum dan juga masyarakat, harus turun langsung (mengatasi)," katanya.
Namun khusus lembaga pendidikan terutama sekolah, lembaganya meminta peranan guru Bimbingan Konseling (BK) lebih aktif mengawasi dan memberikan bimbingan siswa didiknya.
"Yang jelas sangat prihatin, bahkan dari informasi yang kami peroleh, jumlah anggotanya sudah mencapai 1.200 orang," ungkap dia.
Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna, mengaku lembaganya telah menerima informasi adanya grup penyuka sesama jenis melalui akun Facebook. Untuk itu, lembaganya akan segera melakukan penyelidikan.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejumlah pendidik di Garut Jawa Barat dibuat resah dengan berkembangnya kasus LGBT pelajar.
Baca SelengkapnyaOrang tua diminta untuk mengawasi handphone anak jika memiliki tiga aplikasi sebagai media komunikasi mereka.
Baca SelengkapnyaPuluhan pelajar salah satu sekolah menengah kejuruan (SMK) negeri di Garut, Jawa Barat, Minggu (21/1) dini hari digelandang ke Mapolres Garut.
Baca SelengkapnyaMereka pun sepakat dan korban tak dapat lagi melawan karena kalah kuat.
Baca SelengkapnyaPara pelaku ini menamakan kelompoknya dengan nama Bathrix Putra.
Baca SelengkapnyaKanit PPA Satreskrim Polres Tulungagung, Ipda Fatahillah, mengatakan, ada dua berkas konten video porno yang saat ini mereka dalami.
Baca SelengkapnyaPelaku menawarkan prostitusi melalui Facebook dengan tarif beragam.
Baca SelengkapnyaKorban maupun keempat tersangka adalah pelaku tawuran dari dua sekolah di wilayah Jakarta Selatan.
Baca SelengkapnyaCegah Tawuran Pelajar, Polda Metro Bakal Bikin Grup WhatsApp Bersama Para Guru
Baca SelengkapnyaPolisi juga mendapati beberapa pelaku di antaranya positif narkotika melalui tes urine yang dilakukan.
Baca SelengkapnyaPerkelahian massal itu berawal dari ajakan melalui salah satu platform media sosial (medsos).
Baca SelengkapnyaPenangkapan para remaja tersebut dilakukan setelah polisi melakukan patroli siber.
Baca Selengkapnya