Gatot Soal Petinggi KAMI Ditangkap: Mereka Bukan Pejuang Karbitan
Merdeka.com - Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Gatot Nurmantyo menyerahkan proses hukum tiga petinggi KAMI kepada kepolisian. Dia menyebut, tidak perlu mengasihani para petinggi KAMI yang ditangkap karena mereka bukan pejuang karbitan.
"Saya sampaikan tidak usah diributkan kita serahkan saja proses hukum kepada kepolisian saya yakin mereka profesional. Tidak perlu dikasihani bang Ganda, bang Jumhur, bang Anton Permana karena mereka pejuang-pejuang KAMI yang bukan karbitan," katanya dalam YouTube Refly Harun seperti dilihat pada Jumat (16/10).
Sebelumnya, polisi menangkap tiga orang petinggi KAMI yaitu, Syahganda Nainggolan, Jumhur Hidayat dan Anton Permana. Selain itu polisi juga menangkap anggota KAMI Medan.
-
Kenapa polisi ini disekap? 'Kejadian itu berawal dari rasa sakit hati pelaku AI terhadap istri korban. Karena telah memberitahukan tempat tinggal dan alamat bekerja tersangka terhadap orang yang mencarinya,' ujar Kasat Reskrim Polrestro Tangerang, Rabu (8/11). Kemudian, AI menceritakan hal ini kepada N dan S dan disepakati oleh para pelaku untuk melakukan tindakan percobaan pembunuhan terhadap korban.
-
Bagaimana polisi disekap? 'Dalam prosesnya pada Rabu (18/10), AI menghubungi korban untuk menemui dirinya dengan menggunakan satu kendaraan. Alasannya untuk menemui rekan bisnis. Saat itu, pelaku telah menyiapkan tali ties, lakban hingga senjata tajam jenis badik untuk menyerang korban,' ungkap Kompol Mikael.
-
Siapa yang menyekap polisi? Tiga pelaku diamankan. AI, N dan S diduga pelaku percobaan pembunuhan terhadap anggota Pam Obvit Polda Metro Jaya, Bripka Topan Febriyanto.
-
Apa yang dilakukan polisi tersebut? Penyidik menetapkan Bripka ED, pengemudi mobil Toyota Alphard putih yang viral, sebagai tersangka karena melakukan pengancaman dengan pisau terhadap warga.
-
Siapa yang diduga ditangkap paksa? Ketua Kelompok Tani Kampung Susun Bayam (KSB) Furqan diduga ditangkap paksa Polres Jakarta Utara jelang buka puasa pada Selasa, 2 April 2024.
-
Bagaimana polisi menangkap mereka? Penangkapan ini tidak lepas dari kegiatan patroli rutin yang ditingkatkan di wilayah Kepolisian Resor Kota Besar Medan dan jajaran untuk membantu menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).
Gatot menilai, penangkapan anggota KAMI oleh polisi terkesan dipaksakan. Dia meminta Polri bertindak profesional. Kendati begitu, Gatot tetap menghormati proses hukum.
"Saya menyesalkan penangkapan pengurus KAMI yang penangkapannya terkesan dipaksakan dan saya hanya mengimbau Polri bertindak profesional karena masyarakat sudah cerdas dan masyarakat sudah melaksanakan pengawasan terhadap kinerja kepolisian RI ini," ucapnya.
Gatot mengatakan, sejak awal KAMI didirikan memang sangat beresiko dari yang teringan dan terberat. Dia mengingatkan, tujuan KAMI sama untuk kemajuan Indonesia dan demokrasi yang baik.
Mantan Panglima TNI ini yakin para petinggi KAMI yang ditangkap bersyukur karena berada dalam perjuangannya.
Gatot menekankan, bahwa KAMI tidak bisa ditekan hanya karena penangkapan anggotanya.
"Saya hanya katakan bahwa KAMI tidak bisa ditekan karena kami yakin akan kebenaran kami akan terus maju karena rakyat adalah KAMI dan KAMI adalah rakyat yang sama-sama ingin bangsa ini maju merupakan cita-cita kami semua jadi saya sampaikan lanjutkan perjuangan," kata Gatot. (mdk/fik)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sehingga, Agung menegaskan tidak perlu bagi KPK memandang dalam operasi senyap atau OTT takut informasinya bocor.
Baca SelengkapnyaHasto Kristiyanto melaporkan penyidik KPK ke Dewas atas penyitaan HP dan buku catatannya
Baca SelengkapnyaMekanisme OTT yang selama ini dilakukan KPK, menjadi salah satu pembahasan menarik selama fit and proper test Capim.
Baca SelengkapnyaKejagung siap pecat anggota yang terbukti bersalah
Baca SelengkapnyaKetiganya ada yang terjerat narkoba dan bolos dinas
Baca SelengkapnyaPolisi mengabulkan penangguhan penahanan terhadap seseorang berinisial ARH.
Baca SelengkapnyaDisusul dengan permintaan maaf Johanis ke TNI dengan menyebut penyelidiknya khilaf saat OTT (Operasi Tangkap Tangan) kasus dugaan suap di Basarnas.
Baca SelengkapnyaKomarudin Watubun sempat memerintahkan Satgas PDIP agar mengawal pemeriksaan Hasto di Polda Metro Jaya, Rabu (5/6).
Baca SelengkapnyaMegawati mengaku meski mampu melawan dan memiliki anak buah yang kuat, namun dia memutuskan tidak melawan.
Baca SelengkapnyaHasto dengan santai mengatakan sudah biasa hukum dipergunakan bukan bertujuan sebagai keadilan
Baca SelengkapnyaPanglima perintahkan dua jenderal periksa anggota TNI yang geruduk Mapolrestabes Medan, Sumatera Utara.
Baca SelengkapnyaKPK dinilai tidak berhak menyita barang-barang milik Hasto
Baca Selengkapnya