Geger kendurian pasangan gay di Boyolali
Merdeka.com - Belum lama ini, Pulau Bali dibikin heboh oleh kabar pernikahan pasangan sesama jenis. Bahkan, buntut dari kejadian itu, satu orang ditetapkan sebagai tersangka.
Kali ini, giliran warga Boyolali, Jawa Tengah, dibikin heboh. Sebabnya adalah ada dua pria di daerah itu pada Sabtu (10/10) pekan lalu menggelar kenduri, tetapi berdandan layaknya pengantin, mirip pesta pernikahan.
Dua lelaki berinisial Dar dan Dum itu berdandan seperti mempelai pria dan wanita. Mereka duduk berdampingan di pelaminan, di ruangan sudah didekorasi. Alunan musik campursari pun terdengar mengalun sepanjang acara. Meski sempat terdengar kabar pembatalan acara itu, tetapi pesta tak berlangsung lama itu akhirnya terjadi juga.
-
Apa itu pernikahan sesama jenis? Pernikahan sesama jenis telah menjadi topik yang kontroversial dalam beberapa tahun terakhir, dengan banyak orang berdebat tentang pernikahan sesama jenis dari berbagai sudut pandang.
-
Kenapa pernikahan sesama jenis kontroversial? Secara umum, pandangan agama mengenai pernikahan sesama jenis bervariasi. Beberapa agama melarangnya, sedangkan lainnya membatasi atau mengizinkannya dalam kondisi tertentu.
-
Siapa yang terlibat dalam pernikahan ini? Dalam acara sakral yang digelar di Desa Long Beluah, Kecamatan Tanjung Palas Barat, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara itu terlihat pengantin pria bernama Mirza Robert MN Pitt mendatangi rumah mempelai perempuan didampingi sang ibu.
-
Siapa yang terlibat dalam perkawinan dengan manusia? Neanderthal dan manusia diketahui berkawin di Eropa dan Timur Tengah, bahkan mungkin sejak 250.000 tahun yang lalu. Denisovan, kerabat dekat dari Asia, juga terlibat dalam perkawinan dengan manusia sekitar 50.000 tahun yang lalu.
-
Dimana pernikahan tersebut? Acara pernikahan yang diadakan di Bali ini mengusung tema Bollywood.
-
Bagaimana proses pernikahan mereka? Pernikahan tersebut berhasil digelar melalui jalur pendekatan taaruf dari kedua belah pihak.
Dar, sang 'pengantin pria', mengenakan setelan jas dengan mengenakan songkok. Sementara Dum, sang 'mempelai wanita', nampak mengenakan busana Jawa, lengkap dengan untaian bunga melati. Meskipun keduanya duduk di kursi pelaminan, tetapi tak ada penghulu, ritual, dan prosesi perkawinan sebenarnya. Sebab, dua orang duduk di pelaminan itu sama-sama berjenis kelamin pria.
Kepala Desa setempat berinisial S mengatakan, acara pesta dihelat kedua warganya itu bukan lah sebuah pernikahan. Pihak desa, ujar dia, tak akan pernah mengizinkan pernikahan sesama jenis.
"Itu bukan pernikahan. Kami tidak akan memberikan izin. Jelas, jika dilakukan itu bertentangan dengan hukum dan norma yang berlaku," kata S saat dihubungi merdeka.com kemarin.
Sum, tokoh masyarakat setempat menambahkan, dia dan warga sekitar sudah sejak lama mengetahui pasangan tersebut menjalin hubungan asmara layaknya sepasang kekasih. Warga sebenarnya menolak, terlebih jika mereka nekat meresmikan hubungannya dengan pernikahan.
"Masyarakat di sini sebenarnya tidak setuju. Intinya kami tidak melegalkan dan menerima hubungan sejenis," kata Sum.
Sum menduga, Dar dan Dum nekat menggelar acara seperti pesta pernikahan buat menyampaikan pesan kepada masyarakat. Meski tak lazim, mereka tetap ingin menunjukkan jika keduanya adalah sepasang kekasih, dan berusaha masyarakat bisa menerima hubungan mereka.
Sementara itu dalam acara syukuran itu, seorang pemandu acara terus mengingatkan kepada tamu yang datang kalau acara itu bukan perkawinan. Selain warga sekitar, cukup banyak komunitas waria dari Boyolali dan sekitarnya melawat ke cara tersebut.
Polres Boyolali, Jawa Tengah menerjunkan tim guna mencari data pesta mirip pernikahan pasangan gay di Boyolali. Kapolres Boyolali, AKBP Budi Sartono, menegaskan jika ditemukan unsur tindak pidana, pihaknya akan membawa kasus tersebut ke ranah hukum.
"Kami sudah menerjunkan tim untuk mencari data di lokasi kejadian. Jika ditemukan atau ada indikasi pemalsuan identitas atau ada surat nikah, tentu akan kami proses," ujar Budi Sartono saat dihubungi merdeka.com kemarin.
Budi menegaskan, hingga saat ini pihaknya belum menemukan indikasi tersebut. "Semua KTP asli, surat nikah, penghulu juga tidak ada. Warga juga belum ada yang resah, belum ada laporan. Mereka malah membantu masak untuk hidangan pesta," ujar Budi.
Kendati demikian, pihaknya masih terus melakukan penyelidikan terhadap kasus tersebut. Hingga saat ini, lanjut dia, belum ada pasal yang bisa menjerat keduanya. Dia juga mengimbau kepada pasangan gay agar tidak melanggar aturan dan norma yang ada di Indonesia.
"Masak mereka langsung kita tangkap tanpa ada pasal atau peraturan yang mereka langgar. Kalau ada waria berduaan terus kita tangkap, ya gimana nanti. Kan di Indonesia ini banyak sekali waria," tutup Budi.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Video tersebut diunggah akun @pedulipessel dan beredar pada Senin (13/5).
Baca SelengkapnyaSeorang pria yang nampak memangku diduga seorang wanita dengan posisi tidak senonoh.
Baca SelengkapnyaYossi menyebut dari hasil penyelidikan sementara, telah dibenarkan kalau kejadian itu terjadi pada 30 November 2023 sekitar pukul 22.30 WIB.
Baca SelengkapnyaPasangan itu belum diketahui identitasnya. Polisi masih melakukan penyelidikan.
Baca SelengkapnyaBelum diketahui siapa sosoknya. Sebab, wajah dari dua pasangan itu ditutupi oleh tirai jendela kafe yang tidak tembus pandang.
Baca SelengkapnyaAksi bule mesum itu viral di media sosial dan tersebar dalam pesan berantai.
Baca SelengkapnyaKedua pelaku berinisial SN dan RY itu merupakan pasangan suami istri yang diamankan di dua lokasi berbeda di wilayah Kabupaten Tangerang.
Baca SelengkapnyaIronisnya, pasangan itu adalah kepala desa dan seorang janda di Ogan Ilir, Sumatera Selatan.
Baca SelengkapnyaBripda AN, saat ini masih diperiksa Propam Polda Sultra.
Baca SelengkapnyaMobil berhasil dicegah keluar gedung parkir. Beberapa petugas pun menghampiri dan mengerubungi pengemudi.
Baca SelengkapnyaPolisi mencari penyebar video pasangan bule mesum di pantai yang viral di media sosial. Pelaku diduga sengaja merusak citra pariwisata Pulau Dewata.
Baca SelengkapnyaPolisi telah mendatangi cafe di Kawasan Dau, Kabupaten Malang, diduga sebagai lokasi kejadian.
Baca Selengkapnya