Geger penemuan mayat bayi, saat polisi olah TKP sang ayah datang
Merdeka.com - Malang benar nasib Fajar Sulaeman. Bayi berusia 16 bulan tersebut tewas di tangan ibunya sendiri, yakni Fitriyanti (25). Fitri kini sudah diamankan Polsek Banjaran, Polres Bandung dan menjadi tersangka atas kematian darah dagingnya itu.
Terungkapnya kematian Fajar berawal ketika seorang warga, Ari melihat sesosok mayat bayi di Sungai Singaparaya, Kampung Ciceret, Desa Ciapus, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, pada Rabu (5/4) lalu.
"Ari pada saat pulang bekerja membajak sawah di tempat kejadian perkara melihat mayat diduga mayat bayi," kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Yusri Yunus saat dikonfirmasi, Jumat (7/4).
-
Siapa yang menemukan bayi tersebut? Bayi mungil yang diberi nama Bella oleh ART Nana Mirdad, yang pertama kali menemukannya, akhirnya bisa tenang dan tertidur setelah merasa hangat dan kenyang setelah minum susu.
-
Siapa yang menemukan kerangka bayi? Selama penggalian pada 2024, telah ditemukan kerangka anak di lapisan yang diperkirakan berusia 7.600 tahun dan cincin perak yang diduga digunakan untuk bayi.
-
Di mana kerangka bayi itu ditemukan? Penggalian berakhir tahun ini Tekin, mengatakan dua kerangka itu adalah milik seorang bayi dan seorang anak yang berusia sekitar 6-7 tahun yang ditemukan 2 pekan lalu di area yang sama selama proses penggalian berlangsung.
-
Kenapa bayi nya meninggal? Salah satu penyebab bayi laki-laki itu meninggal dunia karena lokasi melahirkan tidak memadai.
-
Bagaimana bayi perempuan itu meninggal? Bayi perempuan yang diberi nama 'Neve,' diambil dari nama sungai di daerah tersebut, diketahui meninggal dunia ketika usianya hanya sekitar 40 hingga 50 hari.
-
Apa yang terjadi pada bayi tersebut? 'Tapi bayi itu selamat. Dia sehat,' ungkap Nana Mirdad seraya membagikan cuplikan-cuplikan video penanganan sang bayi oleh tenaga medis di UGD.
Ari yang terkaget melihat sesosok mayat melaporkan pada warga lainnya Cucu Supriatna. Setelah itu, warga lainnya yang dibuat penasaran mendatangi TKP. Temuan itu langsung dilaporkan ke Polsek Banjaran.
"Kapolsek Banjaran Kompol Susianti Rachmi bersama anggota Polsek Banjaran serta unit Inafis satserse polres Bandung mendatangi TKP," ujarnya.
Beberapa saat kemudian, usai olah TKP, datang pria bernama Dadang Sulaeman yang merupakan ayah korban. "Dadang mengakui itu merupakan anaknya," kata dia.
Pengakuan Dadang itu ditindaklanjuti kepolisian dengan memeriksa istrinya tersebut. Fitriyanti pada polisi mengakui, bahwa bayi yang ditemukan di sungai Singaparaya adalah anak kandungnya.
"Sudah mengakui bahwa dia sudah membuang bayi tersebut dengan cara dilempar dari jembatan," tandasnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hasil pemeriksaan di Puskesmas Sragi 1, korban ada luka di leher dan di perut dan punggung ada luka memar
Baca Selengkapnyapolisi langsung lakukan penangkapan. Hasil pemeriksaan tubuh korban mengalami kekerasan fisik.
Baca SelengkapnyaKepolisian masih menyelidiki penemuan mayat bayi prematur diduga dikubur hidup-hidup orangtuanya tersebut.
Baca SelengkapnyaJasad bayi ini ditemukan oleh warga saat mengais cabai.
Baca SelengkapnyaPeristiwa naas ini terjadi saat sang istri meninggalkan rumah untuk menghadiri acara kondangan tetangga.
Baca SelengkapnyaDiduga, sebelum dibuang ke saluran irigasi, bayi tersebut mendapatkan penyiksaan dari orang tuanya.
Baca SelengkapnyaKini ibu bocah tersebut masih menjalani pemeriksaan di Polres Metro Bekasi Kota.
Baca SelengkapnyaBayi tersebut sudah dirawat oleh pasangan suami istri tersebut sejak usia 4 bulan.
Baca SelengkapnyaSang ibu, RY telah ditahan, tapi polisi menemukan kendala saat memeriksanya.
Baca SelengkapnyaMayat bayi ditemukan tergeletak di kawasan Banjir Kanal Barat, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Baca SelengkapnyaJasad bayi yang baru lahir itu sudah membiru dan mengeluarkan bau tak sedap.
Baca SelengkapnyaIbu kandung korban tak habis pikir mengapa sang besan tega membunuh anak dan calon cucu pertamanya.
Baca Selengkapnya