Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Geger Sperma di Kolam Renang Bisa Bikin Perempuan Hamil

Geger Sperma di Kolam Renang Bisa Bikin Perempuan Hamil Ilustrasi sperma. ©2013 Merdeka.com/Shutterstock/Mopic

Merdeka.com - Komisioner KPAI bidang Kesehatan, Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif (NAPZA) Sitti Hikmawatty, menjadi sorotan setelah pernyataannya apabila perempuan dan pria berenang bersama bisa mengakibatkan kehamilan. Menurut Sitti, bahwa kehamilan yang berindikasi dari kolam renang merupakan contoh dari hamil tak langsung atau hamil tanpa bersentuhan secara fisik.

Dia mengatakan kemungkinan ini akan semakin besar terjadi ketika seorang wanita sedang dalam keadaan masa subur. Sitti menjelaskan pernyataan tersebut didapatnya dari jurnal seorang ilmuwan asal luar negeri meski tak mengungkap lebih jelas referensi yang dibacanya.

"Pertemuan yang tidak langsung misalnya, ada sebuah mediasi di kolam renang. Ada jenis sperma tertentu yang sangat kuat, walaupun tidak terjadi penetrasi, tapi ada pria terangsang dan mengeluarkan sperma, dapat berindikasi hamil," kata Sitti dalam video yang tersebar luas di media sosial, Jumat (21/2).

Pernyataan Sitti kemudian ramai menjadi bahan perbincangan warganet khususnya di Twitter. Pernyataan dari komisioner KPAI ini dibicarakan hingga 62,7 ribu kali dan menjadi trending di Twitter pada hari Minggu (23/2).

Ramainya pemberitaan terkait pernyataan kontroversialnya akhirnya membuat Sitti Hikmawatty buka suara dan meminta maaf kepada publik. Ia mengakui bahwa pernyataannya soal wanita dapat hamil saat berenang di kolam bersama pria merupakan sebuah kesalahan.

Dia juga mengklarifikasi bahwa pernyataan tersebut adalah statemen pribadi. Bukan suara dari KPAI.

"Saya meminta maaf kepada publik karena memberikan statemen yang tidak tepat," ujar Sitti lewat keterangan tertulis yang diterima merdeka.com, Minggu (23/2).

KPAI Bentuk Dewan Etik

Ketua KPAI Susanto mengatakan, pernyataan Sitti merupakan sikap pribadi. Menurut dia, KPAI telah membentuk dewan etik terkait pernyataan Sitti yang kontroversial tersebut.

Dewan etik itu dibentuk setelah KPAI melakukan Rapat Pleno pada Senin (24/2). Hasil pleno memilih mantan Hakim Mahkamah Konstitusi, I Dewa Gede Palguna, mantan Pimpinan Komnas HAM dan Ketua Dewan Pers, Stanley Adi Prasetyo dan mantan Sekretaris Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Ernanti Wahyurini sebagai dewan etik.

"Dewan etik akan melaksanakan tugas selama 1 bulan dan dapat diperpanjang jika dipandang perlu. Terkait proses ini, KPAI segera akan melaporkan kepada Bapak Presiden dan Pimpinan DPR RI," kata Susanto, Selasa (25/2).

Penjelasan IDI

Sementara itu, Ketua Biro Hukum dan Pembinaan Anggota Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Nazar mengatakan, kehamilan pada perempuan dapat terjadi jika terpenuhinya sejumlah kondisi. Termasuk kualitas sperma, mutu ovum, dan yang menjadi komponen penting terjadinya pembuahan adalah suasana dalam organ reproduksi perempuan.

Dengan begitu, tidak mungkin perempuan dapat hamil saat berada di kolam renang ketika ada lelaki ikut berenang di kolam itu.

"Kenyataannya tidak mungkin apalagi kolam renang yang airnya sendiri bukan air murni yang ada kaporit segala macam di dalamnya tidak mampu sperma itu bertahan," ujarnya, Minggu (23/2).

Dia menjelaskan, ada kondisi yang membuat pembuahan itu bisa terjadi. Mulai dari mutu sperma dengan kondisi sangat prima, keadaan sel telur di ovum yang baik serta media atau suasana yang membantu terjadinya pembuahan yang hanya ada dalam organ reproduksi perempuan.

"Yang lebih menentukan lagi pembuahan itu kan dalam kondisi yang spesial dalam organ reproduktif yang harusnya 'favourable'," tuturnya.

Istana Ingatkan Pejabat Hati-hati Bicara

Pihak Istana Negara pun angkat bicara terkait polemik pernyataan komisioner KPAI Sitti Hikmawatty. Istana mengingatkan agar pejabat lebih berhati-hati dalam berbicara.

"Kami tentu mendorong agar seluruh pimpinan lembaga negara untuk berhati-hati dalam menyampaikan pendapat, meskipun mengatasnamakan pribadi," ujar Juru bicara presiden bidang sosial, Angkie Yudistia, Senin (24/2).

Angkie mengatakan, setiap pendapat yang disampaikan mestinya merujuk pada data atau naskah akademik yang baik. Sebab, pendapat itu akan menjadi perhatian publik. Meski demikian, Angkie mengatakan, Sitti telah meminta maaf atas pernyataan yang menimbulkan kontroversi tersebut. Sitti juga telah menyatakan bahwa pernyataan itu atas nama pribadi bukan lembaga.

"Sudah dikonfirmasi oleh pihak yang bersangkutan bahwa itu opini pribadi dan tidak mewakili KPAI. Yang bersangkutan juga sudah meminta maaf atas opininya serta mengakui kesalahan dalam kalimat yang disampaikan," ucap Angkie.

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pemerintah Desak Polisi Usut Tuntas Kasus Ayah Hamili Anak Kandung Hingga Melahirkan, Korban Alami Trauma Barat
Pemerintah Desak Polisi Usut Tuntas Kasus Ayah Hamili Anak Kandung Hingga Melahirkan, Korban Alami Trauma Barat

Kondisi korban anak saat ini ketakutan dan merasa trauma. Apalagi setelah mengetahui kasus ini viral.

Baca Selengkapnya
Fakta Baru Terungkap, Mama Neneng Selalu Merekam Saat Putrinya Berhubungan Badan dengan Pacar
Fakta Baru Terungkap, Mama Neneng Selalu Merekam Saat Putrinya Berhubungan Badan dengan Pacar

Pelaku merekam adegan persetubuhan antar anaknya dengan pacarnya di sebuah kontrakan.

Baca Selengkapnya
PP Kesehatan Atur Penyediaan Kondom Buat Pelajar, Disdik Jakarta Bakal Sosialisasikan Dulu ke Siswa
PP Kesehatan Atur Penyediaan Kondom Buat Pelajar, Disdik Jakarta Bakal Sosialisasikan Dulu ke Siswa

Menurut Budi, penyediaan alat kontrasepsi bagi pelajar yang diatur PP Kesehatan itu akan ditindaklanjuti.

Baca Selengkapnya
Pakar Kesehatan Ajak Masyarakat Lebih Kritis Soal Informasi yang Mengesampingkan Bahaya BPA
Pakar Kesehatan Ajak Masyarakat Lebih Kritis Soal Informasi yang Mengesampingkan Bahaya BPA

Opini yang mengesampingkan bahaya BPA banyak beredar, masyarakat diharapkan kritis dalam memilah informasi yang ada.

Baca Selengkapnya
Mitos Ibu Hamil ke Pantai, Benarkah Berpengaruh pada Janin?
Mitos Ibu Hamil ke Pantai, Benarkah Berpengaruh pada Janin?

Ada cerita yang beredar di masyarakat tentang mitos ibu hamil ke pantai. mitos ini mengklaim bahwa ibu hamil akan mendapat dampak negatif saat pergi ke pantai.

Baca Selengkapnya
Tragis! Lansia di Bandung Barat Lecehkan Keponakannya Berstatus Disabilitas hingga Hamil
Tragis! Lansia di Bandung Barat Lecehkan Keponakannya Berstatus Disabilitas hingga Hamil

korban mengalami pelecehan seksual oleh pelaku selama kurun waktu enam bulan

Baca Selengkapnya
Siswi SD Diperkosa Tetangga hingga Hamil, Bayinya Dibuang di Teras Rumah Warga
Siswi SD Diperkosa Tetangga hingga Hamil, Bayinya Dibuang di Teras Rumah Warga

Siswi SD itu malu hingga membuang bayinya di teras rumah warga. Bayi itu ditempatkan dalam kardus dengan tulisan yang akhirnya mengungkap kediaman pelaku.

Baca Selengkapnya
BKKBN: Pemberian Kontrasepsi Prinsip Cegah Kehamilan di Bawah 20 Tahun
BKKBN: Pemberian Kontrasepsi Prinsip Cegah Kehamilan di Bawah 20 Tahun

BKKBN menegaskan prinsip pemberian kontrasepsi untuk mencegah kehamilan pasangan usia subur di bawah 20 tahun

Baca Selengkapnya
Melahirkan di Kamar Mandi, Siswi SMK Nekat Sayat Leher Bayinya
Melahirkan di Kamar Mandi, Siswi SMK Nekat Sayat Leher Bayinya

Siswi mengalami pendarahan usai melahirkan bayinya.

Baca Selengkapnya
DPR: Pemerintah Harus Revisi Ayat Tentang Penyediaan Alat Kontrasepsi pada Remaja
DPR: Pemerintah Harus Revisi Ayat Tentang Penyediaan Alat Kontrasepsi pada Remaja

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menjawab anggapan pemberian kontrasepsi bagi remaja membuka peluang seks bebas bagi pelajar.

Baca Selengkapnya
Cerita Pilu ABG di Bali Disetubuhi Berkali-kali di Toilet Umum, Kasus Terbongkar Usai Tepergok Warga
Cerita Pilu ABG di Bali Disetubuhi Berkali-kali di Toilet Umum, Kasus Terbongkar Usai Tepergok Warga

Pelaku adalah pacar korban. Modusnya tiap beraksi, siap bertanggung jawab jika korban hamil.

Baca Selengkapnya
Kisah Pilu Siswi SMP di Padang Diperkosa Pacar & 4 Siswa Hingga Hamil 4 Bulan
Kisah Pilu Siswi SMP di Padang Diperkosa Pacar & 4 Siswa Hingga Hamil 4 Bulan

Korban dan pelaku merupakan anak di bawah umur yang sama-sama berstatus sebagai pelajar SMP.

Baca Selengkapnya