Geledah Rumah Terduga Teroris di Berau, Polisi Sita Buku Catatan dan Kartu SIM
Merdeka.com - Penangkapan M Zulkifli (19) alias Abu Arkam di Berau, Kalimantan Timur oleh Densus 88 Antiteror Polri, mengejutkan Rajis (43), tak lain orang tua Zulkifli. Zulkifli dikenal sosok pendiam. Zulkifli selama ini tinggal bersama orang tua di Tanjung Redeb.
"Saya ditanya polisi dari Polres, benarkah orang tua dari Zulkifli? Saya jawab iya. Kemudian ditanya lagi, bisa kami periksa? Silakan, saya persilakan masuk," kata Rajis ditemui wartawan, Rabu (20/3) malam.
Rajis menerangkan, putranya itu disebut polisi sebagai terduga teroris. "Saya bilang, anak saya itu, setahu saya mondok di Makassar. Dan di sini (tinggal di rumah di Berau), baru 1,5 bulan. Alasannya, tidak tahan di pondok, mau ikut bapak," ujar Rajis.
-
Apa yang dilakukan Zulkifli di Aceh? Selama duduk dibangku sekolah, Zulfikli bergabung di Hollandsch Inlansche School kemudian melanjutkan SMP di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) di Aceh.
-
Siapa yang ditangkap sebagai buronan? Jajaran Direktorat Reserse Umum Kepolisian Daerah Jambi menangkap satu orang buron atau daftar pencarian orang (DPO) pelaku perusakan kantor gubernur beberapa waktu lalu.
-
Siapa yang ditangkap? Seorang pria di China utara ditangkap oleh pihak kepolisian setelah ia membuat surat penangkapan palsu untuk dirinya sendiri di media sosial.
-
Siapa yang terjaring razia? Hasilnya, puluhan muda-mudi yang bukan suami istri terjaring razia saat asyik berduaan di sejumlah kamar kos.
-
Siapa Zainul Arifin? Berkiprah di lingkup organisasi sejak usia muda, KH Zainul Arifin dinilai sebagai sosok pejuang sekaligus tokoh organisasi di Indonesia.
"Dia (M Zulkifli) ke Makassar ikut ibu kandungnya, mantan istri saya. Itu yang bawa dia (M Zulkifli) ke sana sampai dipondokkan. Kata polisi sekarang masih diperiksa," tambah Rajis.
Diterangkan Rajis, pada hari Selasa (19/3) kemarin, putranya itu izin keluar rumah. "Saya tidak tahu di mana dia (M Zulkifli) diambil. Pagi-pagi dia izin mau keluar. Tiba-tiba, kok anak ini enggak pulang-pulang. Jam 4 sore, sudah ada bapak-bapak polisi di sini," ungkap Rajis.
"Tidak dikasih tahu polisi (lokasi penangkapan Zulkifli). Yang jelas, yang datang ke rumah Selasa kemarin ada lebih 10 orang. Ada juga Pak Lurah. Kalau anak saya tinggal di sini baru 1,5 bulan. Saya, sudah tinggal 12 tahun," terang Rajis.
Masih dijelaskan Rajis, pendidikan Zulkifli dari SD hingga SMP, ditempuh di Berau. Namun setelah lulus SMP dibawa ke Makassar. "Sehari-hari di rumah saja, cuma bantu antar adiknya di TK. Tidak ada aktivitas lain, main HP tidak tahu apa-apa, kok ada pemeriksaan," ucap Rajis.
Rajis tetap berkeyakinan, anaknya tidak berkaitan apapun dengan aksi teror. "Saya yakin anak saya tidak terkait apa-apa. Belajar agama, mondok saja. Pernah juga di Temboro (Jawa Timur), tidak sampai setahun di 2018 kemarin," jelasnya lagi.
Sejauh ini, menurut Rajis, polisi tidak menemukan barang mencurigakan terkait aksi teror. "Alhamdulillah tidak temukan apa-apa. Cuma buku catatan, dan kartu (SIM card) lama. Makanya polisi bilang, kalau tidak ditemukan apa-apa, akan dipulangkan. Kalau ada apa-apa, dipanggil pemeriksaan lagi," demikian Rajis.
Diketahui, Densus 88 Antiteror Polri menangkap terduga teroris jaringan Sibolga, M Zulkifli alias Abu Arkam, di Berau, Kalimantan Timur, Selasa (19/3). Menurut Karo Penmas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo, Abu Arkam diterbangkan ke Mabes Polri, untuk menjalani pemeriksaan. Diduga, Abu Arkam hendak merampok bank sebagai modal aksi teror.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
SL adalah warga Tangerang. Tetapi dua tahun terakhir tinggal di rumah meretuanya.
Baca SelengkapnyaKedua tersangka merupakan teroris Negara Islam Indonesia (NII) di Kabupaten OKU Timur, Sumsel.
Baca SelengkapnyaDensus 88 mengamankan barang bukti berupa tas, telepon genggam dan kartu identitas.
Baca SelengkapnyaBegitu pulang, dia terkejut rumahnya dalam kondisi terbuka dan beberapa barang hilang.
Baca SelengkapnyaPenghuni kontrakan dikenal sebagai pedagang bubur sumsum.
Baca SelengkapnyaGawai, busur panah dan anak panah disita Densus dari sebuah rumah di Sukoharjo
Baca SelengkapnyaSaat ini pihak kepolisian masih melakukan pemeriksaan guna mengetahui motif pelaku nekat menghabiskan nyawa ibu kandungnya sendiri.
Baca SelengkapnyaAswin menyebut saat mengamankan orangtua pelaku tidak ditemukan jejak berbahaya.
Baca SelengkapnyaTiga terduga teroris yang ditangkap Densus 88 menempati rumah di Dusun Jeding, Desa Junrejo, Kota Batu selama 1,5 tahun.
Baca SelengkapnyaTersangka kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang M Ramdanu menyerahkan diri.
Baca SelengkapnyaBerdasakan informasi di lapangan, warga berinisial S tersebut diamankan Tim Densus 88 Jumat pekan lalu.
Baca SelengkapnyaNdun bersama Enggar dan teman-temannya pada sore itu sedang mengoprek-oprek sepeda motor matic sejak siang hingga dini hari.
Baca Selengkapnya