Gelombang laut selatan Jawa Tengah capai 5-7 meter
Merdeka.com - BMKG Stasiun Meteorologi Cilacap meminta masyarakat khususnya pengguna jasa kelautan mewaspadai gelombang tinggi di wilayah pesisir selatan Jawa Tengah.
Potensi gelombang tinggi ini diperkirakan masih akan berlangsung dalam tiga hari ke depan. Sedang gelombang maksimum terjadi pada Kamis (19/7) mencapai 5-7 meter.
Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap, Teguh Wardoyo menjelaskan, gelombang tinggi terjadi sejak Selasa (17/7) di wilayah pesisir selatan Jawa Tengah. Dampak gelombang tinggi telah mengakibatkan sejumlah kerusakan. Beberapa warung dan kapal nelayan di pantai Ayah dan pantai Suwuk Kebumen dihantam gelombang.
-
Kenapa terjadi banjir dan longsor di Pesisir Selatan? Diketahui, 9 dari 19 Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat (Sumbar) terdampak bencana menyusul tingginya intensitas hujan yang mengguyur wilayah itu, Kamis (7/3). Salah satunya terjadi di Kabupaten Pesisir Selatan.
-
Dimana gelombang tinggi terjadi? Terdapat 15 titik di Selat Sunda yang perlu diwaspadai terkait potensi munculnya gelombang tinggi. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut cuaca di perairan Selat Sunda sedang tidak stabil.
-
Kenapa banjir dan longsor terjadi di Pesisir Selatan? Untuk diketahui 9 dari 19 Kabupaten dan Kota di Sumatera Barat (Sumbar) terendam banjir akibat tingginya intensitas hujan yang menguyur wilayah tersebut pada Kamis, (7/3). Selain banjir, pada beberapa daerah juga terjadi longsor dan pohon tumbang, salah satunya adalah Pesisir Selatan.
-
Apa dampak cuaca ekstrem di Jateng? Dampak Cuaca Ekstrem Terjang Jateng, Sebabkan Longsor hingga Angin Kencang di Beberapa Tempat Cuaca ekstrem yang terjadi membuat ratusan rumah warga rusak.
-
Kapan cuaca panas ekstrem di Jawa Tengah? Akhir-akhir ini cuaca panas ekstrem melanda beberapa wilayah di Pulau Jawa. Cuaca ekstrem pula melanda Provinsi Jawa Tengah.
-
Apa kerugian banjir dan longsor di Pesisir Selatan? Bencana banjir dan longsor di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) diperkirakan menimbulkan kerugian hingga Rp157 miliar.
"Pihak BMKG Cilacap telah memberikan peringatan dini, yang selalu terupdate setiap saat. Khusus untuk tanggal 17 Juli 2018 kemarin, tinggi gelombang maksimum bisa mencapai 4-6 meter," kata Wardoyo, Kamis (19/7).
Berdasarkan pantauan satelit cuaca dan gradien angin pada Rabu (18/7) pukul 19.00 WIB, pada skala Regional terdapat Pusat Tekanan Tinggi di Samudera Hindia sebelah barat Australia (1023 milibar), Pusat Tekanan Tinggi di Samudera Pasifik sebelah Timur Australia (1021 milibar), Badai Tropis "SON-TINH " di sekitar perairan Selatan Vietnam (994 milibar) dan Badai Tropis " AMPIL" di Samudera Pasifik Timur Laut Filipina (996 milibar). Interaksi kondisi tersebut berdampak terhadap peningkatan kecepatan angin dan ketinggian gelombang khususnya di perairan Selatan Jateng.
"Waspada khususnya kepada seluruh pengguna Jasa Kelautan yang ada di wilayah pesisir selatan Jateng, untuk tetap berhati hati dan mengimbau untuk tidak melaut. Karena gelombang tinggi sangat berbahaya dan bisa datang sewaktu waktu," ujar Wardoyo.
Akibat gelombang tinggi tersebut, pada Rabu (18/7) perahu KM Yati Putra terhempas ombak dan satu nelayan dilaporkan hilang.
Koordinator Basarnas POS SAR Cilacap, Mulwahyono menjelaskan perahu nelayan KM Yati Putra dengan 3 ABK hendak berangkat melaut dari TPI Kemiren Kecamatan Cilacap Selatan pada pukul 06.00. Namun baru saja berangkat, perahu terhempas ombak dan terbalik. Dua ABK selamat sedang satu lainnya hilang diduga tenggelam dan masih dalam pencarian
"Korban dalam pencarian, Sugiono (30) warga sumingkir Kecamatan Jeruk Legi. Korban sampai kamis (19/7) pagi ini belum ditemukan" kata Mulwahyono, Kamis (19/7).
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tingginya gelombang laut sangat berbahaya bagi nelayan yang sedang melaut.
Baca SelengkapnyaTidak menutup kemungkinan tinggi gelombang saat puncak musim angin timuran bisa mencapai kisaran 4-6 meter.
Baca SelengkapnyaBMKG mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terutama bagi nelayan yang beraktivitas di laut pada malam hari.
Baca SelengkapnyaDinas Kelautan dan Perikanan Jawa Tengah mengungkap garis pantai utara Jawa Tengah mengalami pergeseran dampak abrasi sejauh 5 kilometer dari titik awal.
Baca SelengkapnyaRentetan gempa Tuban sejak Jumat pagi dipicu sesar aktif di Laut Jawa.
Baca SelengkapnyaGempa dengan magnitudo 6,5 terjadi pukul 15.52 Wib yang berpusat dari 130 kilometer timur laut wilayah Tuban, dengan kedalaman 10 kilometer.
Baca SelengkapnyaBanjir satu meter di kawasan Pejaten membuat warga beraktivitas menggunakan perahu.
Baca SelengkapnyaCurah hujan yang tinggi menyebabkan debitnya yang masuk ke badan sungai menjadi lebih besar hingga akhirnya meluap.
Baca SelengkapnyaPotensi terjadinya gempa besar dan tsunami ini sejatinya hampir merata di sepanjang pesisir selatan pulau Sumatera, Jawa, Bali, hingga Nusa Tenggara.
Baca SelengkapnyaPenyebab banjir dan genangan lantaran hujan yang melanda wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya pada Selasa (13/02) hingga Rabu (14/02).
Baca SelengkapnyaSeorang nelayan Kebumen tenggelam karena diterjang gelombang tinggi saat melaut.
Baca SelengkapnyaKenaikan permukaan air laut sebesar berkisar 1 sampai 15 cm per tahun di beberapa lokasi
Baca Selengkapnya