Gelombang Tinggi, Tim SAR Pencari Sriwijaya Air Belum Bisa Menyelam
Merdeka.com - Operasi SAR pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak yang jatuh di Perairan Kepulauan Seribu, pada Sabtu sore 9 Januari 2021 berlanjut. Memasuki hari kesebelas, Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI (Mar) Rasman menyebut, tim gabungan khususnya penyelam mengalami kendala akibat cuaca buruk.
Rasman mengatakan, situasi di sekitaran perairan Kepulauan Seribu diterpa angin kencang. Akibatnya, gelombang tinggi pun muncul.
"Hari ini kondisi cuaca sangat tidak bersahabat. Sangat tidak menguntungkan untuk dilakukan penyelaman. Data terakhir yang saya terima di lapangan, tinggi gelombang 1,5 meter sampai 2,5 meter dengan kecepatan angin sekitar 31 knot," kata dia di Jakarta International Container Terminal (JICT) 2, Jakarta Utara, Selasa (19/1).
-
Dimana angin kencang menyebabkan kerusakan? Di daerah Plengkung Wijilan dekat Alun-Alun Utara Yogyakarta, sebuah delman jadi korban setelah tertimpa pohon yang ambruk akibat angin kencang.
-
Apa dampak gempa pada pesawat? Gempa tetap bisa memengaruhi penerbangan dari aspek navigasi dan keselamatan.
-
Dimana angin kencang terjadi? Di Desa Watuagung, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, hujan yang turun disertai angin kencang pada Selasa (9/1) sore menyebabkan pohon dan sebuah kendang ayam roboh.
-
Dimana gelombang tinggi terjadi? Terdapat 15 titik di Selat Sunda yang perlu diwaspadai terkait potensi munculnya gelombang tinggi. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut cuaca di perairan Selat Sunda sedang tidak stabil.
-
Bagaimana dampak turbulensi? Turbulensi sendiri dapat dirasakan sebagai guncangan pada tubuh pesawat dan bisa memicu penumpang terluka hingga korban jiwa. Dampaknya juga bisa mencakup kerusakan pesawat hingga kecelakaan fatal.
-
Apa yang terjadi ketika gempa? Gempa bumi adalah apa yang terjadi ketika dua lempengan tiba-tiba bergeser. Permukaan tempat yang tergeser itu disebut bidang patahan
Rasman mengatakan, gelombang tinggi dengan angin yang kencang mengancam keselamatan tim penyelam yang ditugaskan untuk melakukan pencarian di bawah laut.
"Artinya ini sangat riskan apabila dilaksanakan penyelaman karena berbahaya bagi rekan-rekan kita. Oleh karena itu sampai saat ini belum ada yang turun, masih ada di kapal. Kapal pun juga sekarang berlindung di belakang pulau. supaya tidak terombang ambing oleh gelombang yang cukup tinggi," ucap dia.
Rasman mengatakan, pihaknya terus memantau perkembangan cuaca untuk memulai pencarian puing maupun korbanpesawat Sriwijaya.
"Mudah-mudahan cuacanya mendukung, tidak terlalu lama kondisi seperti ini sehingga rekan-rekan kita bisa turun ke lapangan," ucap dia.
Sebelumnya, Rasman menerangkan, secara umum operasi SAR pada hari kesebelas tak jauh berbeda dengan hari-hari sebelumnya. Hanya saja, karena objek yang dicari semakin sedikit, area pencarian pun dipersempit.
"Kita lebih fokus kepada sektor yang selama ini kita bisa mendapatkan banyak objek-obyek pencarian. Jadi kita tidak lagi menyebarkan terlalu jauh. Kita lebih fokus ke situ," ucap dia.
Rasman menerangkan, operasi SAR kali ini dibagi menjadi empat sektor dengan luas masing-masing sektor kurang lebih sekitar 15 sampai 30 meter. Rasman mengatakan, tim SAR gabungan tetap memantau obyek-obyek yang mengapung di atas permukaan laut.
"Nanti di situ penyelam akan mencari obyek-obyek," ujar dia.
Rasman menyebut, jumlah penyelam yang dilibatkan dalam operasi SAR hari ini sekira 300 personel. Sementara itu terkait kapal yang diturunkan untuk melakukan pencarian, Rasaman menyebut jumlahnya 60 unit. Ditambah lagi, 21 unit alutsista seperti sea raider, jetski, RIB dan perahu karet.
"Kemudian kapal yang punya kemampuan deteksi bawah air kita masih punya tiga," ucap dia.
Reporter: Ady AnugrahadiSumber: Liputan6.com
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sementara terkait apakah ada korban jiwa atau tidak, belum mengetahui secara pasti karena masih dalam upaya proses penyelamatan.
Baca SelengkapnyaCuaca buruk menyebabkan gelombang tinggi di perairan Tasikmalaya, Satpolairud minta nelayan tak melaut dulu.
Baca SelengkapnyaTingginya gelombang laut sangat berbahaya bagi nelayan yang sedang melaut.
Baca SelengkapnyaBMKG mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terutama bagi nelayan yang beraktivitas di laut pada malam hari.
Baca SelengkapnyaKapal KM Parikudus yang membawa sekitar 30 penumpang terbalik di Perairan Pulau Rambut, Kelurahan Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu
Baca SelengkapnyaKapal pengangkut barang, KM Lintang Timur Selatan, karam di Selat Malaka, Senin (31/7) sekitar pukul 07.30 WIB. Sebelas awaknya pun hilang.
Baca SelengkapnyaTidak menutup kemungkinan tinggi gelombang saat puncak musim angin timuran bisa mencapai kisaran 4-6 meter.
Baca SelengkapnyaPara nelayan terpaksa tidak melaut saat ombak besar karena sangat membahayakan keselamatan.
Baca SelengkapnyaOleh sebab itu, masyarakat diminta waspada terhadap dampak cuaca saat ini.
Baca SelengkapnyaWarga yang berada di dua lokasi terisolir ini tidak bisa pergi ke mana-mana. Sebab, akses menuju lokasi tersebut terputus total dari dua arah sekaligus.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu mengakibatkan sebagian dari 16 ton beras buloh terendam air.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Dishub Jakarta menghentikan sementara operasional angkutan kapal untuk wilayah Jakarta pada Selasa (10/12).
Baca Selengkapnya