Gempa Magnitudo 6,7 Nias Selatan dan Sumut Terletak di Zona Seismic Gap
Merdeka.com - Wilayah pantai Nias Selatan, Sumatera Utara, diguncang gempa bumi dengan magnitudo 6,7 hari ini pukul 04.09 WIB. Episenter gempa terletak pada koordinat 0,71° LS ; 98,50° BT dengan kedalaman hiposenter 25 km.
Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono mengatakan gempa yang terjadi merupakan jenis dangkal akibat adanya aktivitas subduksi lempeng di zona megathrust segmen Mentawai-Siberut.
Hasil analisis sumber menunjukkan bahwa gempa ini memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault) yang merupakan ciri khas dari gempa megathrust.
-
Dimana gempa terjadi? Sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram @batang.update memperlihatkan seorang anak dan ibu yang mencoba berlindung dari gempa Batang berkekuatan Magnitudo 4,4 pada 7 Juli kemarin.
-
Dimana gempa megathrust terjadi? Gempa megathrust terjadi di zona subduksi, di mana satu lempeng tektonik, biasanya lempeng samudra yang lebih berat, menyusup ke bawah lempeng benua yang lebih ringan. Proses ini menciptakan medan tegangan yang sangat besar di sepanjang batas lempeng.
-
Apa itu gempa megathrust? Gempa megathrust adalah jenis gempa bumi yang terjadi di zona subduksi, yaitu wilayah di mana satu lempeng tektonik bergerak menukik ke bawah lempeng lain. Istilah 'megathrust' berasal dari kata 'mega' yang berarti besar dan 'thrust' yang berarti dorongan atau tekanan.
-
Bagaimana gempa megathrust terjadi? Proses terjadinya gempa megathrust melibatkan interaksi kompleks antara lempeng tektonik di zona subduksi. Berikut penjelasan mengenai mekanisme dan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap terjadinya gempa ini: 1. Interaksi Lempeng Tektonik Gempa megathrust terjadi di zona subduksi, di mana satu lempeng tektonik, biasanya lempeng samudra yang lebih berat, menyusup ke bawah lempeng benua yang lebih ringan. Proses ini menciptakan medan tegangan yang sangat besar di sepanjang batas lempeng.
-
Dimana gempa bumi terjadi? Gempa tersebut persisnya berada di wilayah lautan Samudera Hindia, dengan kedalaman 10 kilometer, titik koordinat 105,9 BT dan 7,61 LS, berjarak sekitar 85,7 km barat daya Kecamatan Bayah, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten.
"Gempa ini terletak di Zona Seismic Gap atau zona kekosongan gempa besar di Kepulauan Mentawai bagian utara," jelasnya melalui pesan singkat, Senin (14/3).
Menurutnya, gempa besar terakhir di zona ini berkekuatan 8,5 skala richter atau gempa dahsyat yang terjadi pada 10 Februari 1797. Gempa tersebut memicu tsunami di Mentawai, Sumatera Barat, Sumatera Utara.
Banyak rumah hanyut akibat tsunami saat itu. Bahkan, kapal besar dapat terdorong 5,5 km ke daratan. Tsunami ini juga menewaskan lebih dari 300 orang.
"Kita patut meningkatkan kewaspadaan terkait kejadian gempa pagi ini mengingat zona ini merupakan seismic gap yang sudah lebih dari 200 tahun. Apakah ini gempa pembuka atau bukan hal ini masih sulit diprediksi," ujarnya.
Guna mengantisipasi risiko tsunami, Daryono mengimbau masyarakat pesisir untuk melakukan evakuasi mandiri saat terjadi gempa yang lebih kuat. Caranya, menjauh dari pantai tanpa menunggu peringatan dini tsunami dari BMKG.
"Evakuasi mandiri adalah sebuah ikhtiar yang dapat menjamin keselamatan dari tsunami," ucapnya.
Daryono menambahkan, hingga pukul 7.30 WIB tadi belum ada laporan mengenai dampak kerusakan akibat gempa magnitudo 6,7. Hingga pukul 05.10 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan sudah terjadi 4 kali aktivitas gempa susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar 6.0.
Hasil pemodelan BMKG juga menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami, karena kekuatannya belum mampu menciptakan deformasi dasar laut untuk menimbulkan gangguan kolom air laut.
Sebagai informasi, gempa magnitudo 6,7 ini berdampak dan dirasakan di daerah Padang, Siberut, Nias Selatan, dan Gunung Sitoli dengan skala intensitas IV MMI yaitu dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah.
Kemudian juga dirasakan di Padang Panjang, Bukittinggi, Pasaman Barat, Tuapejat, Pariaman dengan skala intensitas III MMI atau getaran dirasakan nyata di dalam rumah. Terasa seakan-akan ada truk yang berlalu.
Selain itu, getaran gempa dirasakan pula di Dhamasraya, Payakumbuh, Kerinci, Tapanuli Selatan, Pesisir Selatan, Batusangkar, Padang Pariaman, Solok dengan skala intensitas II MMI yang artinya getaran dirasakan beberapa orang dan benda-benda ringan yang bergantung bergoyang.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan mempersiapkan langkah-langkah mitigasi untuk mengurangi dampak dari gempa megathrust.
Baca SelengkapnyaBahkan menurut BMKG, potensi terjadinya megathrust hanya tinggal menunggu waktu saja.
Baca SelengkapnyaKetahui zona wilayah megathrust di Indonesia yang berpotensi terjadinya gempa bumi serta Tsunami berskala besar.
Baca SelengkapnyaKepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan potensi terjadinya di gempa megathrust di Indonesia sangat bisa saja terjadi
Baca SelengkapnyaBerikut adalah gempa Megathrust yang pernah terjadi di dunia.
Baca SelengkapnyaContohnya pernah terjadi pada tahun 2000 di Pulau Sumatera hingga tahun 2007 dengan range 7,9 Skala Ritcher (SR) sampai dengan paling besar 9,2 SR.
Baca SelengkapnyaPenting untuk mewaspadai risiko gempa megathrust yang terjadi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBadan Geologi Kementerian ESDM memaparkan analisis tentang gempa bumi magnitudo 6,2 yang mengguncang wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaMengingat potensi bahaya yang ditimbulkannya, penting bagi negara-negara yang berada di zona rawan megathrust untuk mempersiapkan diri dengan baik.
Baca SelengkapnyaBMKG belum melaporkan secara rinci terkait pemicu dan dampak yang ditimbulkan terhadap masyarakat
Baca SelengkapnyaBMKG melaporkan peristiwa gempa bumi magnitudo 6,2 yang berpusat di perairan selatan Jawa Barat dipicu deformasi batuan dalam.
Baca SelengkapnyaGempa juga dirasakan beberapa saat oleh warga di daerah Dawelor Dawera, Pulau-Pulau Babar, Amahai, dan Saumlaki
Baca Selengkapnya