Gempa Porak-Porandakan Sulbar, Banyak Warga Masih Terjebak Reruntuhan
Merdeka.com - Tim SAR masih berharap bantuan alat berat untuk evakuasi korban gempa bumi di Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat. Gempa kekuatan magnitudo 6,2 guncang Sulbar, Jumat (15/1) dini hari. Sejumlah gedung ambruk.
Pantauan merdeka.com ini, sejumlah fasilitas umum baik perkantoran maupun rumah warga rata dengan tanah. Minimnya alat berat ekskavator, memperlambat proses evakuasi warga yang terperangkap dalam reruntuhan.
©Firdaus/AFPSambil menunggu alat berat, Tim SAR dan warga yang selamat terpaksa melakukan penyelamatan dengan seadanya, dilakukan dengan cara manual. Palu dan linggis menjadi alat utama saat ini.
-
Bagaimana korban gempa bisa bertahan hidup? Menurut ahli, seseorang dapat bertahan selama satu minggu atau lebih di bawah reruntuhan bangunan setelah gempa. Akan tetapi, hal ini tergantung pada sejauh mana cidera yang dialami, kondisi tempat terperangkap, faktor akses terhadap air, udara, dan cuaca.
-
Siapa yang bantu tim evakuasi? Dalam pencarian dan evakuasi korban, tim gabungan di Sumatera Barat juga turut dibantu kantor SAR Bengkulu, kantor SAR Jambi dan Kantor SAR Medan.
-
Bagaimana cara warga Bantul mengatasi dampak gempa? Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan bahwa masyarakat bersama pemerintah kabupaten setempat mengatasi dampak gempa bumi bermagnitudo 6,0 pada Jumat (30/6) dengan saling bergotong-royong di lokasi terdampak.
-
Bagaimana warga melawan abrasi? Warga membuat penahan gelombang air laut dengan tumpukan pasir dan patok bambu untuk menahan gelombang dan abrasi laut di Pantai Pisangan.
-
Bagaimana kondisi mereka setelah gempa? Saat gempa usai, anak perempuan dan ibunya itu ditemukan warga sedang menangis histeris. Wajah dan sekujur tubuhnya dipenuhi dengan debu yang sangat tebal karena kondisi rumah mereka yang sudah hancur.
-
Bagaimana tim SAR menemukan korban? Seorang pendaki belum ditemukan. pencariannya akan dilanjutkan hari ini dengan menurunkan 50 tim gabungan untuk menyisir lokasi yang belum ditelusuri kemarin.
Kantor gubernur Sulbar jadi salah satu gedung ambruk akibat bencana alam dahsyat tersebut. Bahkan ada dua orang yang masih terperangkap dan belum bisa diselamatkan karena beton yang besar sulit untuk dievakuasi.
Begitu juga di kompleks rumah susun (Rusun) Korem Tayang. Informasi sementara, ada 2 warga yang meninggal dunia karena tertimpa reruntuhan.
©Firdaus/AFPPemandangan yang tak jauh beda, bangunan rata dengan tanah terjadi di kompleks perumahan BTN Axuri Rimuku. Satu rumah warga milik Adriani juga rata, sementara pemiliknya juga hingga saat ini masih terperangkap dan belum berhasil dikeluarkan dari reruntuhan.
"Dipastikan sebagian warga terperangkap akibat gempa tadi subuh. Kita masih menunggu alat berat untuk bisa mengeluarkannya," kata Kadis Pemuda dan olah Raga Sulbar, Hamsi saat ditemui di kantor Gubernur yang memantau langsung gedung kantor gubernur yang ambruk.
©2021 Merdeka.comSementara rumah sakit Mitra Mamuju, di bagian belakang gedung juga dikabarkan ada pasien dan keluarga pasien yang terperangkap. Informasi sementara, satu orang meninggal dunia dari rumah sakit ini.
Bencana gempa yang memporak porandakan kota Mamuju, masyarakat bersama pemerintah, Polri dan TNI terlihat harus kerja keras melakukan pertolongan kepada warga yang korban gempa dengan alat seadanya.
Di RS Bhayangkara sendiri, korban sudah mulai berdatangan dengan kondisi luka maupun meninggal dunia.
©2021 Merdeka.comWaspada Gempa Susulan
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengingatkan potensi gempa susulan yang memicu tsunami di Sulawesi Barat. Diprediksi ada potensi gempa susulan yang lebih besar yang terjadi di Mamuju dini hari tadi.
"Perlu kami sampaikan pula bahwa pertama adalah masih ada potensi gempa susulan berikutnya yang masih kuat bisa mencapai kekuatan seperti yang sudah terjadi 6,2 atau sedikit lebih tinggi," katanya dalam konferensi pers daring, Jumat (15/1).
Dia mengingatkan, potensi terjadinya tsunami. Karena kondisi batuan sudah diguncang akibat gempa sebanyak 28 kali, serta pusat gempa di pantai. Memungkinkan terjadinya longsor bawah laut yang menjadi penyebab tsunami.
"Itu karena kondisi batuan digoncang 28 kali sudah rapuh dan pusat gempa di pantai memungkinkan terjadinya longsor ke dalam laut atau longsor bawah laut masih atau dapat pula berpotensi tsunami jika pusat gempa masih di pantai atau laut," jelasnya.
©2021 Merdeka.comBMKG mengimbau masyarakat di daerah yang terdampak untuk menjauhi bangunan atau gedung yang rentan. Serta masyarakat diminta menjauhi daerah pantai. Tidak perlu menunggu peringatan dini tsunami karena bisa terjadi dalam waktu cepat.
"Kami mengimbau warga masyarakat di daerah terdampak tidak hanya menjauhi bangunan yang rentan atau gedung-gedung tapi juga apabila kebetulan masyarakat ada di pantai dan merasakan guncangan gempa segera menjauhi pantai. Tidak perlu menunggu peringatan dini tsunami. Karena bisa sangat cepat," tegasnya.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bencana tanah longsor terjadi di areal tambang emas rakyat di Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo, Minggu (7/7).
Baca SelengkapnyaEvakuasi korban longsor Tulabolo pada hari keempat terkendala cuaca
Baca SelengkapnyaProses evakuasi terkendala air tanah yang keruh serta lubang yang sempit
Baca SelengkapnyaKorban terakhir berhasil dievakuasi ke posko oleh tim gabungan sekitar pukul 08.20 WIB.
Baca SelengkapnyaDelapan orang meninggal dunia tersebut berhasil dievakuasi bersama lima orang lainnya ditemukan selamat.
Baca SelengkapnyaSelain menggunakan eskavator, tim SAR gabungan juga harus menggeser secara manual material batuan tersebut untuk membuka akses pencarian.
Baca SelengkapnyaTim SAR gabungan terus berjibaku menyingkirkan material tanah longsor untuk mencari 10 korban yang masih hilang.
Baca SelengkapnyaTim SAR gabungan saat ini tengah berjuang membawa turun 8 pendaki yang meninggal dunia saat terjadi erupsi di Gunung Marapi.
Baca SelengkapnyaKepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Gorontalo Hariyanto mengatakan 48 orang masih dalam pencarian.
Baca SelengkapnyaLongsor yang menewaskan hampir 700 orang itu juga mengakibatkan lebih dari 1.200 orang kehilangan tempat tinggal.
Baca SelengkapnyaTidak hanya mengirimkan bantuan berupa kebutuhan pokok untuk pengungsi, TNI AL juga menyiapkan 400 prajurit dari berbagai satuan ke lokasi.
Baca SelengkapnyaKepala Basarnas Makassar Mexianus Bekabel mengatakan tim SAR gabungan kembali menemukan satu orang korban meninggal dunia.
Baca Selengkapnya