Generasi milenial dukung inovasi pembangunan desa
Merdeka.com - Menilik tentang generasi milenial serasa tak pernah ada ujungnya. Ada banyak hal menarik yang menyertai booming-nya generasi yang satu ini. Mulai dari kebiasaan, gaya hidup, ideologi, sampai pada menjamurnya start up kreatif sebagai pertanda bahwa generasi milenial bukan hanya generasi penikmat kemudahan dan kecanggihan, namun juga sebagai kreator yang bisa diandalkan oleh zamannya.
Generasi milenial kota tak hanya identik dengan eksis di media sosial dengan gaya hidupnya. Mahasiswa Bina Nusantara (Binus) juga punya kepedulian terhadap pembangunan desa. Mereka datang ke Desa Pasirmulya di Kabupaten Bandung, menjawab kebutuhan masyarakat akan pentingnya peran teknologi serta kreativitas dalam pembangunan desa.
"Selama tinggal di desa, mahasiswa melakukan eksplorasi nilai-nilai kearifan lokal dan juga mengenai potensi pengembangan sebagai desa wisata dengan mengandalkan hasil kekayaan alamnya, dalam hal ini kebun kopi," kata dosen Univeritas Bina Nusantara Wendy P. Tarigan pada acara Milenial Bicara Desa di Kampus Binus, Jakarta, Kamis (4/10).
-
Bagaimana Karang Taruna Sedyo Bakti membantu para pemuda desa dalam mengembangkan potensi wisata? Misalnya kita mengadakan outbond atau pelatihan agar para pemuda ini bisa menjadi pemandu wisata. Terus ada pelatihan fotografi. Selain itu yang rutin kita lakukan setiap tahun adalah pelatihan kewirausahaan,' ujar Fauzan.
-
Siapa Duta Petani Milenial? Selain Lesti yang ditunjuk jadi Duta Petani Milenial, sederet artis ini juga pernah ditunjuk jadi duta.
-
Bagaimana desa mengembangkan wisata pertanian? Pengembangan ini didukung dari pembuatan fasilitas 'greenhouse' dari komunitas peduli lingkungan. Selain itu ada pula pengembangan wisata edukasi peternakan kambing dan sapi. Kasi Kesejahteraan Kelurahan Sriharjo, Gotro Raharjo mengatakan, pengembangan wisata edukasi ini rencananya akan melibatkan generasi muda karang taruna setempat.
-
Siapa yang membantu desa dalam program ini? Nantinya, pengelolaan sampah di tempat itu akan bekerja sama dengan SPEAK (Strategi Pengkajian Edukasi Alternatif Komunikasi) Indonesia melalui Program Hijau dan Voices For Just Climate Action (VCA).
-
Bagaimana Desa Mukapayung mengembangkan pariwisata? Mengutip laman jadesta.kemenparekraf.go.id, masyarakat di Desa Mukapayung banyak yang menggantungkan hidupnya di sektor pariwisata. Mereka mengembangkan sejumlah destinasi alam, mulai dari trail running, lembah curugan Gunung Putri, camping, hiking sampai panjat tebing.
-
Bagaimana Desa Brilian membantu pelaku UMKM? Kalurahan Pleret Bangun Kios Baru Manfaatkan Program Desa Brilian, Begini Dampaknya Bagi Pelaku UMKM Pada Desember 2022, Kalurahan Pleret, Kabupaten Bantul, terpilih sebagai salah satu penerima program Desa Brilian dari Bank Rakyat Indonesia (BRI). Dengan adanya program itu, Kalurahan Pleret mendapat suntikan bantuan dana sebesar Rp500 juta.Besarnya dana itu dimanfaatkan oleh Pemerintah Kalurahan Pleret untuk membangun tempat jualan pelaku UMKM di timur Lapangan Kanggotan.
Kebun kopi dengan keindahan alamnya, sambung Wendy, dikemas dan dikembangkan menjadi Desa Wisata Coffeetainment.
"Kebun kopi bukan hanya sebagai pengasil produk unggulan desa, tapi juga jadi tempat wisata. Sehingga memberi nilai tambah bagi desa dan warganya," lanjutnya.
Hal itu sejalan dengan upaya Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) untuk menghilangkan citra desa yang tertinggal, kumuh dan dihuni penduduk berpenghasilan rendah atau miskin itu juga dilakukan lewat empat program prioritas. Produk Unggukan Kawasan Pedesaan (Prukades), Pembangunan Embung, pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), dan pembangunan sarana olahraga desa.
"Dana Desa dan keempat program prioritas Kemendes PDTT telah menyulap desa menjadi maju dan mandiri," kata Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo yang menjadi keynote speaker pada acara yang dikuti ratusan mahasiswa Binus itu.
Menurut Eko, peraturan pemerintah juga mengharuskan penggunaan Dana Desa secara swakelola, sehingga hanya berputar di desa.
"Dari tenaga kerja, bahan material, hingga konsumsi yang digunakan selama pelaksanaan proyek berasal dari warga desa sendiri," tuturnya.
Untuk menyebarkan semangat membangun desa ini, Menteri Eko mengajak generasi milenial untuk ikut membangun dan mempromosikan produk unggulan desa serta desa-desa wisata yang dikelola oleh BUMDes.
"Ide kreatif generasi milenial dan eksistensinya di media sosial bisa menjadi energi besar dalam pembangunan desa di era milenial," paparnya.
Helatan Desa Membangun Indonesia Goes to Campus yang diselenggarakan Kemdes PDTT dan SINDO Weekly ini juga menghadirkan narasumber lain, di antaranya Rudy Suryanto Sekjen Forum BUMDes Indonesia, Sanny Gaddafi CEO 8villages, dan Bonivius, Kepala Biro Humas Kemendes PDTT.
Menteri Eko berharap kepada anak anak muda khususnya mahasiswa untuk melihat potensi yang ada di desa khususnya daerah masing masing, jangan terfokus di kota kota besar, karena desa sendiri mempunyai persoalan yang bisa menjadi oportuniti. Bukan itu saja, kesempatan untuk sukses lebih mudah karena daya saingnya rendah.
"Jadi anak anak muda itu melihat potensi di desa karena di desa itu banyak persoalan, tetapi persoalan itu jelas dan ini akan menjadi oportuniti bagian dari mereka, dan kompetisinya lebih rendah dan jadi untuk mereka chance untuk suksesnya lebih mudah. Contohnya mengelola pariwisata, mengelola E-Commerse, mengelola paska panen dan sebagainya," ungkapnya usai melakukan seai tanya jawab dengan mahasiswa Binus.
Menurutnya, pelibatan generasi muda untuk membangun desa adalah sesuatu yang perlu dilakukan. Karena generasi muda adalah calon pemimpin bangsa. Sehingga mereka harus mendapat pemahaman bahwa potensi di desa banyak.
"Pembangunan itu bisa aktif kalau stakeholder bangsa bisa dilibatkan, termasuk anak-anak muda. Dan kita setiap tahun ada kerja sama dengan Forum BUMDes, itu lebih dari 100 universitas di Indonesia itu mengirim lebih dari 75 ribu mahasiswa untuk melakukan KKN tematik di seluruh Indonesia," pungkasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mendagri menegaskan, penguatan desa perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya urbanisasi.
Baca SelengkapnyaMenparekraf menekankan bahwa UMKM harus berada di garis depan
Baca SelengkapnyaRaffi blusukan bareng menteri di sebuah desa. Kehadirannya langsung menjadi pusat perhatian.
Baca SelengkapnyaBupati Trenggalek berharap anak muda bisa berkontribusi untuk Indonesia jadi lebih baik
Baca SelengkapnyaInaugurasi Desa BRILiaN Batch 1 2024, BRI Beri Apresiasi Bagi 40 Desa Terpilih
Baca SelengkapnyaMentan Amran menyatakan, kaum millenial memiliki potensi besar untuk membawa inovasi dalam pertanian.
Baca SelengkapnyaSuswono mengaku menghadiri deklarasi tersebut dalam upaya memperkuat dukungan dari generasi muda.
Baca SelengkapnyaAnak muda diharapkan dapat fokus ciptakan peluang usaha dan lapangan pekerjaan yang terbuka untuk menghadirkan solusi permasalahan Indonesia.
Baca SelengkapnyaMendagri menggarisbawahi pentingnya peran kepala desa atau lurah sebagai garda terdepan yang berhadapan langsung dengan masyarakat.
Baca SelengkapnyaSecara umum program Desa BRILiaN 2024 dibagi menjadi 3 batch dan dilaksanakan pada April-November 2024.
Baca SelengkapnyaAndika memaparkan salah satu faktor utama penyebab kesenjangan ekonomi di Jawa Tengah adalah terbatasnya koneksi internet.
Baca SelengkapnyaBRI kembali menyelenggarakan kegiatan pelatihan kepada desa binaan BRI pada tahun 2024 melalui Kick Off Desa BRILiaN 2024 Batch 3.
Baca Selengkapnya