Generasi penerus penenun sarung Donggala semakin langka
Merdeka.com - Generasi baru penenun sarung tenun Donggala, Sulawesi Tengah semakin langka sehingga Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sulawesi Tengah kesulitan mencari tenaga untuk dibekali keterampilan warisan budaya tersebut.
"Kalau instruktur sudah ada beberapa orang yang siap. Hanya saja kita terkendala peserta untuk diberikan keterampilan," kata Nur Ali, seorang instruktur di pusat pelatihan tenun Rumah Pintar di Palu, seperti dikutip dari Antara, Jumat (23/5).
Saat ini Rumah Pintar yang diresmikan Wakil Presiden Boediono pada Desember 2013 tersebut baru dua orang peserta yang setiap hari diberikan penguatan keterampilan menenun.
-
Siapa yang kesulitan mendapatkan pekerjaan? Indira adalah bagian dari kelompok generasi terbesar di Indonesia, Generasi Z, yang mencakup lebih dari 74 juta orang, atau 27,9 persen dari populasi Indonesia, yang lahir antara tahun 1997 dan 2012.
-
Kenapa sulit cari kerja di Indonesia? Susahnya mencari pekerjaan masih menjadi masalah di Tanah Air Tak hanya karena lapangan kerja yang minim, rendahnya kemampuan pribadi juga jadi sebab kesulitan mencari pekerjaan
-
Apa bukti keahlian pengrajin kuno? Celana ini, yang usianya telah mencapai lebih dari 3.200 tahun, merupakan bukti yang sangat kuat akan kompleksitas dan tingkat keahlian luar biasa yang dimiliki oleh pengrajin kuno dalam menciptakan pakaian yang sangat fungsional dan inovatif.
-
Kenapa perajin tempat panggangan sate kewalahan? Para perajin sempat kewalahan dengan melonjaknya sebagian pesanan karena keterbatasan bahan baku yang didatangkan dari luar daerah.
-
Siapa yang kesulitan cari kerja? Dan Colflesh, seorang warga Amerika Serikat mengeluh dia sangat kesusahan mendapat pekerjaan meski sudah bergelar sarjana.
-
Bagaimana Sulut menyiapkan tenaga kerja? “Kami sudah menyiapkan tambahan pendidikan bahasa Jepang gratis untuk siswa SMA/SMK di Sulut. Bahkan saat ini ada 300 orang yang siap diberangkatkan untuk bekerja di Jepang dan mereka sudah diterima di sektor pertanian,“ kata Kandouw.
Keduanya adalah Lesnur dan Ani, dua ibu rumah tangga dari Desa Watusampu, salah satu desa yang dulunya menjadi pusat tenun Sarung Donggala.
Nur Ali mengatakan Rumah Pintar masih terus mencari generasi baru yang siap untuk diberikan keterampilan menenun karena belakangan ini penenun umumnya dilakoni generasi tua.
"Harapan kami semakin banyak yang bisa menenun maka semakin baik pula kemajuan sarung tenun Donggala ini," katanya.
Dia mengatakan upaya Dekranasda dalam melestarikan dan mengembangkan Sarung Tenun Donggala merupakan kesempatan bagi generasi baru yang ingin belajar tenun.
Nur Ali sendiri merupakan keluarga yang dibesarkan dari lingkungan penenun Sarung Donggala. Ayahnya Hamidan sudah menjadi penenun sejak tahun 1950-an di Jalan Jambu, Kota Palu.
"Sarung tenun Donggala ini selalu pasang surut. Tahun 1980-an Sarung Donggala bangkit karena ada dua pengusaha. Tahun 1990-an mulai redup. Sekarang baru mulai bangkit lagi," katanya.
Ketua Dekranasda Sulawesi Tengah Zalzulmida Djanggola mengatakan dirinya berharap Sarung Tenun Donggala yang selama ini dikenal sebagai warisan kebudayaan masyarakat terus eksis dan berkembang.
Zalzulmida mengatakan Dekranasda berharap Sarung Donggala menjadi sebuah industri yang pesat di tengah hebatnya industri tekstil saat ini.
"Sarung Donggala begitu dikenal, tetapi sayangnya belum dilirik sebagai industri yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya.
Dia mengatakan untuk membantu para pengrajin, Dekranasda menyediakan benang khusus yang didatangkan dari pulau Jawa sehingga semakin mempercepat proses pembuatan Sarung Donggala karena bahan baku selalu tersedia. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perajin tembaga di Desa Tumang sedang mengalami krisis regenerasi. Para pemudanya dinilai tidak mau repot belajar membuat kerajinan dengan kualitas tinggi.
Baca SelengkapnyaKonon kerajinan sangkar burung di sana sudah ada sejak zaman Penjajahan Jepang. Namun kini eksistensinya makin redup.
Baca SelengkapnyaPara perajin payung lukis di Juwiring sudah banyak yang meninggal. Tak banyak generasi muda yang berminat meneruskannya.
Baca SelengkapnyaMakin ke sini, bahan baku pembuatan kerajinan itu makin sulit diperoleh sehingga harga produk mereka bertambah mahal
Baca SelengkapnyaSalah satu masalah yang dihadapi para perajin saat ini adalah tidak adanya regenerasi pembuat keramik di sana.
Baca SelengkapnyaAnak muda zaman sekarang cenderung tidak tertarik untuk menjadi seorang pembatik
Baca SelengkapnyaAda satu aturan atau sumpah yang harus dipatuhi oleh masyarakat yaitu kepandaian bertenun hanya boleh diwariskan kepada anak cucu.
Baca SelengkapnyaMata pencaharian sebagai perajin keris telah diwariskan secara turun-temurun, melintasi berbagai era peradaban.
Baca SelengkapnyaDi balik keindahan kain lurik khas Klaten ini, ada semangat memanusiakan manusia
Baca SelengkapnyaBeberapa pekan lalu, Kantor DPD PDIP Jawa Timur didatangi kelompok pengrajin Industri Tas dan Koper (Intako) kulit, Tanggulangin Sidoarjo.
Baca SelengkapnyaTari Dulang, kesenian tradisional penuh makna warisan dari Kesultanan Langkat.
Baca SelengkapnyaKelangkaan benang sudah berlangsung selama tiga pekan terakhir.
Baca Selengkapnya