Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Genggam Merah Putih, Saman Perjuangkan Toleransi di Fakfak

Genggam Merah Putih, Saman Perjuangkan Toleransi di Fakfak Genggam Merah Putih, Saman Perjuangan Toleransi di Fakfak. ©2019 Merdeka.com/Liputan6.com

Merdeka.com - Samanhudin Iha (40), warga Fakfak, Papua Barat menceritakan upayanya menjaga toleransi di tempat tinggalnya. Kala itu, dia mengibarkan bendera merah putih mengadang kerumunan massa pendemo yang membawa bendera bintang kejora.

Saman lalu meneriakkan pekik merdeka. Dengan gagah berani, ia membawa bendera dan menggerakkan ke kanan dan kiri di tengah massa pendemo yang beringas yang mengibarkan, simbol perlawanan pergerakan Papua merdeka.

"Saya tidak takut mati untuk merah putih. Hari ini saya menangis untuk merah putih. Tete (kakek) saya pejuang, saya makan uang pejuang. Jangan dengar dorang (mereka), kita ada untuk merah putih. Merah putih jaga toleransi torang di Fakfak," kata Saman kepada Liputan6.com, saat menceritakan video dirinya yang viral terkait aksi gagah berani Saman di tengah massa pendemo anti rasis yang digelar di Fakfak pada Rabu (21/8).

Orang lain juga bertanya?

Aksi Saman memegang bendera merah putih akhirnya diikuti oleh massa yang lebih banyak lagi. Mulai dari anak kecil, mama-mama hingga orangtua. Mereka berlarian keliling kota sambil mengibarkan bendera merah putih. Tujuan gerakan ini hanya satu, yakni untuk massa pro Papua merdeka menurunkan bendera bintang kejora yang juga dipegangnya.

"Dorang (massa pro Papua merdeka) tidak mau turunkan benderanya. Kami juga pasti lawan. Kitorang (kami semua) sama-sama keras. Sa (saya) keras, dorang (mereka) juga keras. Kitorang baku tahan bendera. Sa dan masyarakat tak mau turunkan merah putih, tapi massa merah putih semakin banyak. Massa pro Papua merdeka akhirnya kalah dan mereka lari ke pinggiran kota. Kami pukul mundur mereka keluar kota," kata Sama mengisahkan.

Aksi Saman dan warga di Kota Fakfak tak pernah direncanakan. Warga marah, aksi unjuk rasa yang sebelumnya digagas damai menjadi brutal. Padahal kesepakatannya, demo akan berlangsung damai dan mengusung anti rasisme dan seluruh masyarakat Fakfak pasti mendukung.

Tapi rencana itu tinggal rencana. Saman menceritakan mulai pukul 09.00 WIT hari Rabu (21/8), massa pro Papua merdeka sudah beringas dan membakar Pasar Thumburuni, pasar terbesar di Kota Fakfak. Massa tiba-tiba datang dari arah kota, secara brutal membakar deretan kios di Jalan Baru Kota Fakfak.

"Sa lihat dorang bawa bendera bintang kejora. Pikiran saya su (sudah) tra (tidak) beres. Ada apa ini? Makanya kami lawan juga dengan bendera merah putih, sebagai simbol perlawanan kami dengan dengan dorang," katanya.

Aksi anarki massa tak terbendung lagi, hingga akhirnya massa merah putih membakar kantor Dewan Adat Papua (DAP) di Fakfak. "Kami menganggap DAP tak merah putih, makanya kami bakar. Terlebih di sanalah kelompok bintang kejora berkumpul," ujar Saman.

Kabupaten Fakfak selalu dikenal sebagai kota yang menjunjung tinggi nilai toleransi dan keberagaman. Fakfak menjadi salah satu simbol ketentraman di tanah Papua, dengan berbagai macam etnis dan agama yang tercamput di dalamnya.

Kota Fakfak berada di Provinsi Papua Barat. Fakfak menjadi kota tertua di provinsi tersebut. Fakfak menjadi penghasil pala, maka itu Fakfak dikenal dengan sebutan Kota Pala dan menjadi penghasil rempah-rempah terbaik di tanah Papua.

Kabupaten Fakfak terletak di kepala burung bagian selatan, letaknya sangat strategis karena mempunyai hubungan dengan Kota Ambon yang relatif lebih pendek dibandingkan dengan kota-kota lain di pulau Papua.

Faisal, pemuda setempat menyebutkan kekerabatan di Fakfak usianya lebih tua dibandingkan agama yang dianut warga. "Kami berasal dari satu rahim, sehingga kami tak pernah terpecah belah hanya kerena perbedaan. Maka dari itu, aksi massa kemarin, kami tak ingin ada kelompok massa yang ingin memecah belah persatuan di tanah ini," jelas Faisal.

Faisal menceritakan masyarakat Fakfak memiliki filosofi satu tungku tiga batu yang dikenalkan nenek moyang sejak zaman dulu. Tungku adalah simbol dari kehidupan, sedangkan tiga batu adalah simbol dari kau, saya dan dia yang melambangkan agama, suku, status sosial dalam satu wadah persaudaraan.

Kadang satu tungku, tiga batu juga diartikan persatuan di Fakfak tak tergoyahkan karena pemerintah, adat dan agama menyatu bersama.

Batu dalam arti di sini adalah kokoh dan tak mudah pecah. Semua harus seimbang jika ada yang tak seimbang, maka kuali akan jatuh dan pecah. "Filosofi ini yang menjadi pegangan kami masyarakat Fakfak, walaupun berbeda suku, ras dan agama tetap menyatu dalam toleransi," ucapnya.

Filosofi warga fakfak satu tungku tinga batu juga mengajarkan masyarakat Fakfak tak pernah membedakan agama satu dan yang lain, termasuk suku atau dari mana masyarakat berasal.

"Masyarakat Fakfak banyak yang kawin campur, dari suku lain, bahkan dari agama lain. Tetap kami satu dan tak pernah pecah. dalam satu rumah, kadang ada 2-3 agama yang berbeda. Kitorang tetap rukun. Hanya dari tata cara ibadah yang berbeda, tujuannya satu yakni Tuhan yang Maha Esa," ujarnya.

Satu tungku tiga batu juga seiring dengan Bhineka Tunggal Ika. Makanya, untuk mempertahankan kerukunan di Fakfak, aksi Saman tak pernah goyah dalam mempertahankan NKRI di kampungnya.

"Kami cinta Indonesia, tak ada yang bisa renggut bendera ini dari tangan saya. Saya rela mati demi NKRI," suara Saman bergetar.

Reporter: Katharina JanurSumber: Liputan6.com

(mdk/fik)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jelang Muktamar PKB, Pemuka Adat Bali Beri Gelar Cak Imin Tokoh Toleransi
Jelang Muktamar PKB, Pemuka Adat Bali Beri Gelar Cak Imin Tokoh Toleransi

Penghargaan ini diserahkan di tengah acara doa bersama sejumlah tokoh lintas iman di Pura Jagatnatha Puja Mandala, Bali.

Baca Selengkapnya
Salam Lintas Agama Dinilai Upaya untuk Merawat Kemajemukan di Indonesia
Salam Lintas Agama Dinilai Upaya untuk Merawat Kemajemukan di Indonesia

Salam lintas agama merupakan salah satu upaya berkesinambungan merawat kemajemukan dimiliki Indonesia.

Baca Selengkapnya
Guru Besar IAIN Minta Jangan Benturkan Kearifan Lokal dengan Nilai Agama, Takut Muncul Perpecahan
Guru Besar IAIN Minta Jangan Benturkan Kearifan Lokal dengan Nilai Agama, Takut Muncul Perpecahan

Kearifan lokal bisa menjadi menjadi benteng, atau keseimbangan dalam menjawab tantangan masyarakat modern

Baca Selengkapnya
Eks Pentolan Jemaah Islamiyah Bicara Merawat Kebhinekaan & Jaga NKRI dari Terorisme
Eks Pentolan Jemaah Islamiyah Bicara Merawat Kebhinekaan & Jaga NKRI dari Terorisme

Kelompok Jemaah Islamiyah (JI) telah membubarkan diri. Apakah ini akhir dari kelompok teror tersebut atau hanya manuver untuk bergerak di bawah tanah?

Baca Selengkapnya
Kong Fuk Miau, Kelenteng yang Berdampingan dengan Masjid Jami di Kota Muntok
Kong Fuk Miau, Kelenteng yang Berdampingan dengan Masjid Jami di Kota Muntok

Kong Fuk Miau, kelenteng yang berdampingan dengan Masjid Jami yang menjadi simbol nyata toleransi sesama umat beragama.

Baca Selengkapnya
Pancasila Pemersatu Anak Bangsa Sehingga Tak Mudah Dipecah Belah
Pancasila Pemersatu Anak Bangsa Sehingga Tak Mudah Dipecah Belah

Idealnya suasana rukun dan damai bukan karena dirukunkan atau didamaikan.

Baca Selengkapnya
Momen Munarman eks Sekjen FPI Baca Ikrar Setia ke NKRI, Lilitkan Bendera di Kepala
Momen Munarman eks Sekjen FPI Baca Ikrar Setia ke NKRI, Lilitkan Bendera di Kepala

"Allahumma sholli ala sayyidina muhammad wa ala ali sayyidina muhammad. Yang bertanda tangan dibawah ini saya nama munarman," lanjut Munarman.

Baca Selengkapnya
Melihat Indahnya Toleransi di Dusun Thekelan Semarang, Sudah Diwariskan Secara Turun-temurun
Melihat Indahnya Toleransi di Dusun Thekelan Semarang, Sudah Diwariskan Secara Turun-temurun

Walaupun terbuka bagi siapapun, warga Thekelan tetap menjaga teguh adat istiadat dan tradisi mereka.

Baca Selengkapnya
Menag Yaqut: Umat Kristiani Punya Saham Atas Republik Ini, Jadi Jangan Minder
Menag Yaqut: Umat Kristiani Punya Saham Atas Republik Ini, Jadi Jangan Minder

"Jadi nggak boleh merasa kecil, sama-sama punya saham kok, yang beda kan devidennya saja, nah pembagiannya itu dibuat harus proporsional," kata Menag Yaqut.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Desa Balun Lamongan, Warga dengan 3 Agama Berbeda Hidup Rukun dan Kompak Meriahkan Pawai Ogoh-ogoh
Mengunjungi Desa Balun Lamongan, Warga dengan 3 Agama Berbeda Hidup Rukun dan Kompak Meriahkan Pawai Ogoh-ogoh

Saking harmonisnya hubungan antarwarga beda agama, kampung ini dijuluki Desa Pancasila.

Baca Selengkapnya
BPIP: Bangsa Ini Sudah Biasa Bertindak dengan Menghargai Perbedaan
BPIP: Bangsa Ini Sudah Biasa Bertindak dengan Menghargai Perbedaan

Dengan perilaku toleransi tinggi, Indonesia diyakini kebal dengan serangan paham radikal terorisme ingin pecah belah NKRI.

Baca Selengkapnya
Tradisi Kearifan Lokal Mampu Depankan Toleransi
Tradisi Kearifan Lokal Mampu Depankan Toleransi

Menurutnya, ketupat pernah digunakan oleh Sunan Kalijaga dalam penyebaran agama Islam di Pulau Jawa.

Baca Selengkapnya