Gepeng miliki paspor, emas & ringgit Malaysia di Aceh dibina Dinsos
Merdeka.com - Sepekan ini Banda Aceh dikejutkan dengan temuan enam orang gelandangan dan pengemis (Gepeng) beroperasi di Banda Aceh memiliki paspor, uang ringgit, emas dan sejumlah uang rupiah. Sekarang semua Gepeng ini sudah ditempatkan pada rumah penampungan milik Dinas Sosial (Dinsos) Aceh di Ladong, Aceh Besar.
Semua Gepeng yang asli putra Aceh ini nantinya di rumah penampungan ini akan dilakukan pembinaan dan rehabilitasi mental mereka. Sehingga tidak lagi menjadi gepeng dan akan bekerja secara normal seperti biasanya.
Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Banda Aceh, Tarmizi Yahya membenarkan program penertiban gepeng tersebut. Saat ini, semua gepeng yang ditangkap oleh Satpol PP Kota Banda Aceh sejak kemarin sudah berada di rumah penampungan.
-
Bagaimana cara pengemis kaya raya ini mendapatkan uang? Dalam sehari, dia mendapat Rp500.000 hingga Rp1 juta per hari.
-
Apa saja harta yang dimiliki pengemis kaya? Dalam razia itu terungkap Legiman memiliki tabungan mencapai Rp900 juta. Tak hanya itu, dia juga memiliki tanah senilai Rp275 juta dan rumah senilai Rp250 juta.
-
Siapa saja pengemis kaya raya di Indonesia? Berikut ini 5 pengemis yang ternyata kaya raya: Legiman di Pati, Jawa Tengah Pada tahun 2019, seorang pengemis bernama Legiman terciduk Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Dalam razia itu terungkap Legiman memiliki tabungan mencapai Rp900 juta. Tak hanya itu, dia juga memiliki tanah senilai Rp275 juta dan rumah senilai Rp250 juta. Dalam sehari, dia mendapat Rp500.000 hingga Rp1 juta per hari. Sri Keryati di Jakarta Pusat. Dia kedapatan memiliki jumlah emas dan uang hingga Rp23 juta. Sri terjaring petugas dinas sosial saat tengah mengemis di JPO (Jembatan Penyebrangan Orang) Kramat Sentiong, Jakarta Pusat. Dari PMKS (penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) itu, petugas mendapatkan sejumlah emas, uang kertas sebesar Rp22.750.000 dan uang receh sebanyak Rp313.900. Sehingga totalnya berjumlah Rp23.063.900. Muklis di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan menjaring pengemis bernama Muklis yang memiliki harta yang banyak. Muklis terjaring di Flyover Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Saat digeledah, Muklis kedapatan memiliki uang Rp90 juta. Uang itu dikumpulkan dari hasil mengemis selama 6 tahun. Uang tersebut dalam bentuk pecahan Rp100 ribu mencapai Rp80 juta. Uang pecahan Rp50 ribu total Rp10 juta. Uang pecahan Rp20 ribu, dan uang receh kecil sebanyak Rp250 ribu. Luthfi Haryono di Gorontalo Pengemis di Gorontalo, bernama Luthfi Haryono membuat heboh jagat media sosial. Luthfi juga berkedok sumbangan masjid dengan membawa proposal ilegal ke setiap rumah dan warung. Waktu ditangkap Luthfi kedapatan bawa uang Rp43 juta dan emas. Sri Siswari Wahyuningsih di Semarang, Jawa Tengah Siswari diketahui memiliki deposito sebesar Rp140 juta dan rekening tabungan sebesar Rp16 juta. Tak hanya itu, dia juga memiliki surat BPKB kendaraan roda dua. Pengemis terlihat sangat lusuh itu mempunyai tiga anak yang saat ini duduk di bangku kuliah. Bahkan ketiga anaknya kuliah di kampus ternama Kota Semarang. Anaknya yang pertama berinisial HMS kuliah di Universitas Perbankan (Unisbank) di Jalan Tri Lomba Juang, Kota Semarang. Kemudian anak kedua berinisial SMS kuliah di jurusan Bahasa Inggris, Universitas Sultan Agung (Unisula), Jalan Raya Kaligawe, Kota Semarang.
-
Siapa yang mendapat bantuan? Baik Nurohmad dan Adi Sukam benar-benar merasakan adanya program ini.
-
Apa yang didapatkan gelandangan itu? Lebih lanjut, pejalan kaki tersebut menerangkan jika hal itu merupakan rezeki dari Sang Pencipta. 'Karena kejujuranmu, kamu minta 1 dollar, tapi Allah akan beri kamu lebih banyak. Karena Dia penciptamu, tahu yang kamu butuhkan,' katanya.
-
Siapa yang memberikan pembekalan kepada Diah Permatasari? Diah mengaku tak pernah terbayang bahwa ia akan menjadi salah satu peserta yang mengikuti pembekalan sebagai istri peserta PPSA dan mendapatkan arahan langsung dari Gubernur Lemhannas.
"Saat ini mereka yang kita tertibkan sebanyak enam orang sudah kita antar ke Ladong, rumah penampungan milik Dinsos Provinsi Aceh," kata Tarmizi Yahya, Jumat (20/3) di Banda Aceh.
Kata dia, kegiatan ini merupakan program Pemerintah Kota Banda Aceh melalui Dinas Sosial sebagai upaya untuk membina dan meningkatkan kemampuan para gepeng, sehingga mereka memiliki keterampilan dan mampu hidup mandiri.
"Kita ingin mereka tidak selamanya mengemis, mereka kita kumpulkan nanti kita latih di rumah penampungan di Ladong, Aceh Besar. Setelah diberi bekal berupa keterampilan kemudian dikembalikan ke keluarganya dengan harapan dapat mandiri dengan usahanya dan tidak mengemis lagi" katanya.
Tarmizi sendiri belum bisa memastikan keterampilan yang akan diberikan pada mereka. Setidaknya mereka akan dilatih keahlian yang produktif, seperti menjahit, membuat kue dan lainnya. Sehingga diharapkan mampu memberi penghasilan bagi para gepeng ini.
"keterampilan, saya pikir banyaklah ya, seperti menjahit, keterampilan membuat kue dan makanan lain, kerajinan, dan sebagainya. Harapan kita setelah itu mereka mampu mandiri dan tidak mengemis lagi," tuturnya.
Untuk tindak lanjut program ini, Tarmizi mengaku telah melakukan koordinasi dengan pihak Dinas Sosial Provinsi Aceh. Katanya, para gepeng nantinya ditempatkan di rumah penampungan milik Dinsos Aceh di Ladong, Aceh Besar. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mahakarya dari kota Serambi Mekkah ini memang menjadi primadona di masa lampau, bahkan pihak kolonial pun tergoda untuk meminangnya.
Baca SelengkapnyaSeorang pria asal Malaysia datang jauh-jauh ke Garut untuk kunjungi rumah keluarga janda cantik dan membawa banyak oleh-oleh untuk keluarga.
Baca SelengkapnyaPelaku membawa gelang emas seberat lebih kurang 17 gram.
Baca SelengkapnyaBerikut cerita ayah kandung Pegi Setiawan tentang anaknya.
Baca SelengkapnyaPegi mengaku bahagia sekaligus terharu mendapatkan hadiah sepeda motor itu.
Baca SelengkapnyaCerita pria dulunya pengemis dan suka mabuk kini berhasil mengubah hidupnya menjadi pribadi lebih baik.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Jawa mempercayai bahwa tongkat ini memiliki karomah yang kuat. Barang siapa yang memegangnya, diyakini bisa menjadi seorang pemimpin.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan Pegi Setiawan yang mendapatkan hadiah motor dari pengusaha Tasikmalaya.
Baca Selengkapnya