Gerak Cepat Pemerintah Tangani Tsunami Banten
Merdeka.com - Tsunami Selat Sunda pada Sabtu (22/12) malam telah memporak-porandakan beberapa wilayah seperti Pandeglang, Banten dan Lampung Selatan. Tsunami Banten itu telah mengakibatkan korban berjatuhan hingga merenggut banyak korban jiwa.
Pemerintah langsung bergerak cepat, berbagai upaya dilakukan untuk membuka jalan evakuasi korban dan menyelamatkan korban selamat di balik reruntuhan akibat tsunami Banten. Berikut gerak cepat pemerintah:
TNI AL Kerahkan 5 Kapal
-
Bagaimana tsunami itu terjadi? Pemicu awalnya terjadi ketika suhu yang menghangat menyebabkan lidah gletser yang menipis runtuh, demikian temuan para peneliti. Kondisi itu mengguncang lereng gunung yang curam, menyebabkan longsoran batu dan es menghantam Dickson Fjord di Greenland.
-
Bagaimana tsunami terjadi? Tsunami merupakan gelombang air laut besar yang dipicu oleh pusaran air di bawah laut akibat pergeseran lempeng bumi, erupsi gunung berapi bawah laut, hingga jatuhnya meteor ke laut.
-
Bagaimana BPBD tangani banjir Semarang? Endro mengatakan, berbagai upaya sudah dilakukan BPBD seperti menyiagakan pompa portable pada titik yang dilanda banjir, melakukan penanganan sementara di titik-titik longsor, serta melakukan pembersihan lokasi pohon tumbang akibat cuaca buruk itu.
-
Bagaimana cara BPBD Bantul mengatasi kekurangan alat peringatan tsunami? Ke depan akan kita anggarkan lebih banyak lagi. Pengadaan EWS tsunami juga akan kita ajukan ke APBD maupun pusat. Kapan terealisasi tidak tahu yang penting kami mengusulkan dulu,' kata Agus.
-
Dimana Pemkab Banyuwangi fokus menangani banjir? Salah satu yang menjadi perhatian Ipuk adalah kawasan rawan banjir. Seperti di Lingkungan Lebak, Kelurahan Tukangkayu, Banyuwangi yang sempat dicek langsung oleh Ipuk pada Rabu (1/11). Kawasan yang dilintasi aliran sungai Kalilo itu, kerap dilanda genangan air di kala intensitas hujan tinggi.
-
Kapan tsunami Aceh terjadi? Peristiwa menyedihkan terjadi di bumi serambi Mekkah Indonesia, Aceh. Pada tahun 2004 tepatnya pada hari Minggu pagi, tanggal 26 Desember.
TNI AL mengerahkan KRI Torani-860 dari Koarmada I dan KAL Sanca-815 dari Lantamal III Jakarta dan dua KAL lainnya dari Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Banten, serta prajurit untuk membantu penanganan korban tsunami Selat Sunda.
Kadispenal Laksamana Pertama TNI Mohammad Zaenal mengatakan, selain empat kapal tersebut, pihaknya juga mempersiapkan KRI Teluk Cirebon-543 untuk dikerahkan ke lokasi bencana.
"TNI AL mengerahkan sejumlah kapal dan prajurit ke lokasi terdampak tsunami sebagai reaksi awal penanggulangan bencana tersebut," katanya.
Kementerian PUPR Kerahkan Alat Berat
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengerahkan alat berat dan sarana sanitasi sebagai upaya tanggap darurat bencana tsunami yang melanda di sejumlah wilayah Pandeglang, Banten dan Lampung.
"Sejumlah alat berat sudah dikerahkan dan sebagian sudah bekerja membuka dan membersihkan jalan. Pekerjaan di lapangan terus dilakukan dan akan dihentikan bilamana ada peringatan peningkatan risiko terjadinya air pasang," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono seperti dilansir dari Antara, Minggu (23/12).
Jumlah alat berat yang dikerahkan sebanyak tujuh ekskavator, 12 dump truk, dan dua loader. Mobilisasi alat berat terus dilakukan di mana akan ada tambahan sebanyak satu unit ekskavator, satu dozer, satu loader, satu grader, dua tronton dan empat dump truk.
Kemensos Siapkan Dapur Umum
Kementerian Sosial menyiapkan lima titik Dapur Umum Lapangan dan Tim Layanan Dukungan Psikososial (LDP) untuk memberikan layanan kepada masyarakat terdampak bencana di Banten.
Mensos Agus Gumiwang mengatakan Titik dapur umum dan LDP Provinsi Banten berada di Labuan, Carita, Panimbang, Tanjung Lesung, Cinangka. Dapur umum yang dikelola oleh tim Tagana dan dinas sosial setempat beroperasi dengan kapasitas produksi 3.000 nasi bungkus per hari. Sementara untuk tim LDP bertugas melakukan asesment korban bencana yang ada di tenda-tenda pengungsian.
Presiden Tinjau Lokasi tsunami
Presiden Jokowi mengunjungi wilayah Pandeglang, Banten pada Senin (24/12), setelah tsunami menerjang kawasan Pantai Anyer dan sekitarnya pada Sabtu malam kemarin.
Presiden Jokowi langsung meninjau beberapa lokasi terdampak tsunami. Kemudian menuju puskesmas dan pengungsian untuk menyapa warga.
Mantan gubernur DKI Jakarta itu juga sempat melakukan rapat koordinasi di posko depan Kecamatan Labuhan. Jokowi ingin memastikan bahwa penanganan dampak bencana tsunami dapat diselesaikan dengan cepat dan baik, terutama evakuasi korban dan adanya bantuan pelayanan kesehatan.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Prabowo menekankan pentingnya 'negara hadir', sigap, gesit dalam merespons bencana alam.
Baca SelengkapnyaPemerintah Kabupaten Gresik menetapkan status tanggap darurat bencana selama 21 hari terkait gempa di perairan Tuban atau lebih dekat dengan Kepulauan Bawean.
Baca SelengkapnyaBanjir lahar dingin disertai banjir bandang terjadi karena tingginya intensitas hujan di daerah tersebut.
Baca SelengkapnyaTNI juga telah membentuk dapur umum terkait erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
Baca SelengkapnyaHendri berujar, sarana dan prasarana juga disiagakan.
Baca SelengkapnyaPj Gubernur mengimbau warga selalu waspada mengingat cuaca hujan masih akan terjadi beberapa saat ke depan.
Baca SelengkapnyaPenetapan status dilakukan satu hingga dua minggu, karena dampak gempa di Kabupaten Batang sudah ada sekitar 49 rumah rusak.
Baca SelengkapnyaWakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal meminta Pemerintah meningkatkan kesiagaan menyusul Indonesia sedang menghadapi cuaca ekstrem.
Baca Selengkapnya700 Unit rumah rusak dampak gempa tersebut dan 82 orang mengalami luka berat dan luka ringan.
Baca SelengkapnyaPemprov NTT telah menyalurkan beras bantuan sebanyak 5 ton.
Baca SelengkapnyaBMKG sebelumnya mengatakan, gempa megathrust di Indonesia tinggal menunggu waktu.
Baca SelengkapnyaSuharyanto menerangkan, kesiapsiagaan tersebut dilatarbelakangi prediksi oleh para ilmuan dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Baca Selengkapnya