Gerakan macan dan monyet berkelahi, jurus andalan silat Cimande
Merdeka.com - Aliran pencak silat Cimande cukup fenomenal di Jawa Barat. Silat ini tumbuh dan berkembang di Kampung Cimande, Tarikolot RT 10 RW 3, Caringin, Kabupaten Bogor.
Silat Cimande, tidak hanya terkenal di dalam negeri, tapi juga tersohor hingga ke mancanegara. Pasalnya, silat Cimande telah menelurkan perguruan-perguruan pencak silat, hingga kemudian dia disebut aliran ini sebagai ibunya pencak silat.
Menurut sesepuh Kampung Cimande Tarikolot, Raden Haji Ujang Aden, aliran pencak silat Cimande sudah turun temurun dari leluhur mereka sejak berpuluh-puluh tahun bahkan ratusan tahun. Kata Haji Ujang, ada satu tokoh yang cukup terkenal ketika berbicara pencak silat Cimande, yakni Abah Khaer (ada yang menyebut Kaher, Kahir, Kair, Kaer).
-
Apa itu Silat Perisai? Silat Perisai di Kabupaten Kampar kini dibawakan sebatas kesenian pertunjukan untuk menyambut tamu penting dan juga sebagai hiburan masyarakat. Pertunjukan Seni Pencak Melansir dari situs kebudayaan.kemdikbud.go.id, Silat Perisau adalah sebuah seni pertunjukan dari Seni Pencak.
-
Dimana Silat Perisai berasal? Di Kabupaten Kampar, terdapat kesenian bela diri yang sampai saat ini masih dipertahankan kelestariannya oleh komunitas setempat, namanya Silat Perisai.
-
Bagaimana cara memainkan Silat Perisai? Biasanya dimainkan oleh beberapa pasang anak muda mudi yang sudah dianggap sebagai seni tradisional untuk menyambut tamu. Pertunjukan Seni Pencak ini turut diiringi musik Calempong Oguong yang dimainkan oleh lima orang.
-
Siapa yang dulu boleh menari Topeng Kemindu? Dilansir dari Indonesiakaya.com, tarian ini hanya dibawakan oleh orang-orang dari strata sosial tertentu, yaitu para remaja putri dari kalangan bangsawan di Kasultanan Kutai.
-
Apa ciri khas jurus Silat Godot Karawang? Gerakan jurus Silat Godot juga disebut terinspirasi dari hewan monyet yang sedang terkelahi.
-
Siapa yang mewariskan keahlian membuat wayang kulit? Keahlian membuat wayang kulit sudah diwariskan secara turun temurun sejak tahun 1930-an.
"Menurut cerita almarhum bapak, kakek dan buyut, Abah Khaer ini orang yang alim dan mahir pencak silat," ujar Haji Ujang saat berbincang dengan merdeka.com, Jakarta, Minggu (25/8).
Diakui Haji Ujang, banyak versi mengenai cerita Abah Khaer. Pasalnya, orang-orang dulu yang alim dan sakti seperti Abah Khaer enggan diceritakan lebih jauh soal sosoknya.
"Karena rendah hati dan tawaduknya, sebenarnya tidak boleh cerita-cerita. Karena semuanya untuk siar dan dakwah agama Islam," jelasnya.
Salah satu versi menyebutkan, Abah Khaer adalah seorang pedagang dan menetap di Cimande. Abah Khaer sering melakukan perjalanan dari Bogor, Bandung, Subang, Sumedang, Batavia (sekarang Jakarta) dan kota-kota lainnya. Kala itu, kota-kota tersebut masih hutan belantara dan banyak sekali binatang buas seperti harimau.
Suatu hari, saat pulang berdagang, Abah Khaer tidak menemukan istrinya di rumah. Padahal saat itu dia lapar tapi tak hidangan makanan yang tersaji.
Istrinya baru tiba menjelang malam. Karena emosi, Abah Khaer memukul istrinya, tapi hebatnya sang isteri berhasil mengelak.
Usut punya usut, sang istri mengaku belajar jurus-jurus menghindar dari segerombol monyet yang berkelahi dengan harimau sewaktu dirinya berada di sungai. Harimau atau macan itu tadi bertarung dengan monyet yang membawa senjata berupa ranting kayu untuk memukul macan.
Kagum pada jurus itu, agar tak lupa Abah Khaer meminta diajarkan gerakan yang sama ke istrinya. Karena butuh waktu untuk menghapalkan jurus-jurus itu, Abah Khaer memutuskan berhenti berdagang untuk berlatih jurus gerakan perkelahian macan dan monyet.
"Istilah jurus pamacan (macan), jurus papedangan, kelid Cimande, tonjok bareng, dan jurus lainnya, itu mungkin dari perkelahian monyet dan macan yang dipelajari oleh Abah Khaer. Kita sebenarnya nggak boleh menceritakan. Itu pesan leluhur-leluhur karena menjaga sikap rendah hati dan tak mau pamer, biar Yang Maha Kuasa yang tahu," jelas Nci, salah satu anak Haji Ujang.
Jurus Pamacan inilah yang cukup terkenal di Silat Cimande. Kekuatan jurus ini berkutat pad kedua kaki saat pasang kuda-kuda. Kaki melebar dan sedikit jongkok.
Sedangkan posisi tangan, masing-masing terbuka seperti mulut macan yang lagi mengaung. Jika musuh atau lawan datang, tangan digoyang ke kanan dan kiri untuk melayangkan pukulan.
Untuk gerakan kaki sendiri selaras dengan ayunan tangan. Namun, kekuatan tetap bertumpu pada kaki-kaki yang mana suatu saat melakukan tendangan.
"Ada yang model guling-guling seperti macan," tandasnya. (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seni bela diri dari Minangkabau ini hampir menyerupai teknik dan filosofi dari hewan harimau. Selain gesit, gerakannya juga terlihat begitu indah.
Baca SelengkapnyaTradisi membunuh harimau secara beramai-ramai dulu sangat dinantikan warga Blitar, kini tradisi itu sudah tidak ada lagi karena menuai pro kontra
Baca SelengkapnyaSilat Godot memiliki pesan agar walaupun jadi sosok yang kuat, namun tidak perlu berkelahi.
Baca SelengkapnyaMengmleng merupakan pementasan tradisional dengan menampikan hewan macan tiruan.
Baca SelengkapnyaSeni pertunjukan ulu ambek tumbuh dan berkembang di Pariaman, Pesisir Barat Minangkabau tepatnya Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat.
Baca SelengkapnyaPermainan tradisional ini dulu sangat populer, sampai dijadikan perlombaan antar kerajaan
Baca SelengkapnyaPotret meriah Gibran diarak keliling kampung pakai Kuda Renggong.
Baca SelengkapnyaSebuah pertunjukan antara Harimau Jawa dengan Manusia ini sangat populer di era kolonial Belanda. Suasananya pun terasa seperti menonton pertunjukan Gladiator.
Baca SelengkapnyaKesenian Badud menggambarkan cara petani Pangandaran mengusir hama di sawah.
Baca SelengkapnyaMentawai tak hanya terkenal dengan potensi wisatanya, melainkan juga keunikan budayanya.
Baca SelengkapnyaCiri khas dari tarian ini adalah gerakannya yang diubah, dalam artian ada yang maju, mundur, ke kiri, atau ke kanan.
Baca Selengkapnya