Gerhana Bulan Total Terjadi 2,5 Tahun Sekali
Merdeka.com - Peneliti di Observatorium Bosscha menyatakan bahwa gerhana bulan total bisa diamati dalam interval waktu 2,5 tahun sekali.
"GBT (gerhana bulan total) dapat diamati dalam interval waktu 2,5 tahun sekali. Gerhana bulan total terakhir yang terjadi di Indonesia adalah pada 2018," kata peneliti di Observatorium Bosscha, Yatny Yulianty, sebagaimana dikutip dalam siaran pers Biro Humas Institut Teknologi Bandung pada Rabu (26/5).
Yatny menjelaskan pula bahwa selama tahun 2021 gerhana bulan akan terjadi dua kali, yakni gerhana bulan total pada 26 Mei dan gerhana bulan sebagian pada 19 November.
-
Bagaimana proses terjadinya gerhana bulan penumbra? Proses terjadinya gerhana bulan penumbra dimulai ketika Matahari, Bumi, dan Bulan hampir sejajar, tetapi tidak dalam satu garis lurus sempurna. Ketika ini terjadi, Bumi menghalangi sebagian cahaya Matahari yang seharusnya mencapai bulan. Karena posisi Bumi, hanya bayangan penumbra yang menutupi bulan, menyebabkan penampakan bulan yang suram atau redup.
-
Apa itu gerhana bulan penumbra? Gerhana bulan penumbra adalah fenomena astronomi yang terjadi ketika bulan bergerak melalui bayangan penumbra Bumi. Penumbra adalah bayangan luar yang lebih terang dan lebih kabur dibandingkan dengan umbra, bayangan inti yang gelap.
-
Dimana bayangan bulan pada gerhana matahari sebagian? Daerah yang mengalami gerhana matahari sebagian adalah daerah yang dilewati jalur bayangan penumbra.
-
Kapan gerhana bulan penumbra terjadi? Gerhana ini akan berlangsung selama hampir 4 jam 39 menit, dimulai dari pukul 04:53 UT hingga 09:32 UT.
-
Mengapa permukaan Bulan berwarna gelap? Dengan diketahui usianya, maka terungkap fakta bahwa warna gelap tersebut dihasilkan dari hantaman batuan luar angkasa. Kemudian menghasilkan cekungan. Cekungan itu disebut Imbrium. Tercipta oleh asteroid yang kemudian diisi dengan lava lalu membentuk Mare Imbrium.
-
Di mana bayangan bulan saat Gerhana Matahari Total? Umbra biasanya terletak di belakang bulan membentuk kerucut. Kemudian penumbra berada di sekitar umbra yang bentuknya semakin melebar, seperti kebalikan dari kerucut. Kemudian, bayangan umbra dan penumbra akan mengenai permukaan bumi.
Pada saat terjadi gerhana, warna bulan akan menggelap. Menurut astronom di Observatorium Bosscha Agus Triono, tingkat kegelapan warna bulan purnama pada saat pengamatan ditentukan oleh kondisi atmosfer.
"Jadi (bulan) purnama yang biasanya putih akan berubah menjadi gelap. Nah, gelapnya itu nanti bergantung pada kondisi atmosfer," kata Agus.
Dia menjelaskan, warna bulan saat gerhana bulan total di lokasi pengamatan bergantung pada beberapa faktor seperti banyaknya kandungan uap air; polutan udara dari hasil pembakaran, asap pabrik, dan asap kendaraan bermotor; serta kadar debu atau abu letusan gunung berapi.
Semakin banyak kandungan material tersebut di atmosfer, ia mengatakan, warna bulan akan tampak semakin gelap. Sedangkan warna merah yang muncul pada saat gerhana bulan total, menurut peneliti disebabkan oleh cahaya matahari yang dihamburkan oleh debu dan molekul di atmosfer bumi.
Observatorium Bosscha menggelar pengamatan virtual langit malam pada saat gerhana bulan total 26 Mei 2021 bekerja sama dengan Universitas Nusa Cendana di Kupang, Nusa Tenggara Timur, komunitas pecinta astronomi Pecinta Langit Timur (Pelati), dan seorang astronom amatir dari Kupang, Zulkarnain.
Pengamatan gerhana bulan total akan dilaksanakan di Bandung dan Kupang dan siarannya bisa disaksikan melalui saluran YouTube Bosscha Observatory dan Slido pada Rabu mulai pukul 17.00 WIB.
Keistimewaan Gerhana Bulan Total
Peneliti di Observatorium Bosscha Yatny Yulianty menguak keistimewaan gerhana bulan total Super Blood Moon yang akan terjadi pada Rabu (26/5). Fenomena ini berlangsung karena matahari, bumi, dan bulan berada pada posisi sejajar dan hal ini dikarenakan bulan bergerak mengelilingi bumi sesuai orbit (garis edar).
“Peristiwa gerhana bulan itu (merupakan) peristiwa yang sebetulnya bersiklus, berulang, karena ketiga benda tadi akan bergerak dalam satu keharmonisan, jadi (gerhana bulan merupakan) sebuah fenomena alam yang akan berulang dan sekarang sudah bisa dengan sangat baik diprediksi kapan akan terjadi lagi, di mana kita bisa melihatnya, itu sudah sangat bisa diprediksi secara astronomi,” kata Yatny Yulianty.
Yatny mengatakan gerhana bulan tahun ini akan terjadi dua kali yakni Gerhana Bulan Total (GBT) pada 26 Mei 2021 dan Gerhana Bulan Sebagian (GBS) pada 19 November 2021. Terdapat tiga jenis gerhana bulan yakni gerhana bulan total, sebagian, dan penumbra.
Sementara itu Astronom Bosscha, Agus Triono menjelaskan, gerhana bulan total terjadi ketika hanya sebagian saja bayangan bumi yang menutupi bulan sedangkan gerhana bulan penumbra sulit dilihat secara kasat mata karena tidak terlalu berbeda dengan bulan purnama.
“Terjadinya gerhana bulan tergantung pada konfigurasi bagaimana posisi bulan relatif terhadap bumi dan matahari atau posisi bumi relatif terhadap bulan dan matahari. Disebut (gerhana bulan) total kalau misalnya bayangan (inti) bumi (umbra) secara total menutupi bulan kalau kita lihat dari arah kita, dari sudut pandang kita,” kata Agus Triono.
Keistimewaan gerhana 26 Mei 2021 adalah terjadi saat bulan berada dalam posisi terdekat dengan bumi karena bentuk orbit bulan terhadap bumi adalah elips, bukan lingkaran sempurna.
Hal ini menyebabkan penampakan bulan pada 26 Mei 2021 akan sedikit lebih besar daripada biasanya, dan warnanya akan tampak lebih terang sebelum terjadi gerhana bulan total.
Oleh karena itu, saat memasuki fase gerhana total masyarakat dapat melihat perbedaan secara jelas sebelum dan saat terjadi GBT yang akan berwarna kemerahan maka dari itu gerhana bulan kali ini disebut sebagai Super Blood Moon.
Bulan mulai memasuki fase gerhana (bulan memasuki bayangan umbra bumi) pada pukul 16.44 WIB.
Pada saat itu bulan belum terlihat di wilayah Indonesia bagian Barat karena masih di bawah ufuk, tetapi bulan sudah terbit di wilayah Indonesia bagian Timur.
Fase gerhana total terjadi pada pukul 18.11 WIB dan berlangsung selama 14 menit sehingga pada pukul 18.11-18.29 WIB bulan akan terlihat kemerahan. Gerhana bulan benar-benar berakhir pada pukul 20.49 WIB.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gerhana Bulan Penumbra tidak hanya menawarkan pemandangan langit malam yang indah, tetapi juga membawa serangkaian fakta menarik yang menantang pemahaman kita.
Baca SelengkapnyaFenomena gerhana matahari total akan terjadi saat bulan Ramadan tahun ini, tepatnya pada 8 April 2024.
Baca SelengkapnyaBukan perkara mudah bagi ilmuwan menentukan jarak Bumi ke Bulan. Meski sudah ada literatur yang menyebutnya. Namun sifatnya pro dan kontra.
Baca SelengkapnyaFenomena antariksa yang langka akan terjadi dini hari nanti. Bukan hanya bulan purnama "supermoon" tapi Super Blue Moon.
Baca SelengkapnyaGerhana matahari adalah suatu keadaan di mana bulan berada di tengah-tengah matahari dan bumi, sehingga menyebabkan sinar matahari ke bumi menjadi penghalang.
Baca SelengkapnyaDua bulan akan memengaruhi pasang surut, stabilitas rotasi Bumi, serta kehidupan di planet Bumi.
Baca SelengkapnyaHari tanpa bayang yang terjadi tak akan memicu cuaca panas terik
Baca SelengkapnyaSupermoon di bulan Agustus terjadi pada awal dan akhir bulan.
Baca SelengkapnyaLama waktu dan suhu di Bulan benar-benar di luar dugaan ilmuwan.
Baca SelengkapnyaMitos gerhana bulan hanya bentuk budaya yang berkembang di Indonesia.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah link live streaming menonton gerhana matahari cincin 2 Oktober 2024.
Baca SelengkapnyaQ & A : Mengapa Ruang Angkasa Gelap Meski Ada Matahari?
Baca Selengkapnya