Gerhana matahari total, beberapa daerah di Sulbar bakal gelap gulita
Merdeka.com - Jika gerhana matahari di wilayah Sulsel intensitasnya beragam mulai dari 83,7 persen hingga 98 persen, maka berbeda dengan di Sulawesi Barat. Hasil perhitungan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) wilayah IV Makassar menunjukkan sejumlah daerah di Sulawesi Barat ini akan mengalami Gerhana Matahari Total (GMT) sebagaimana daerah-daerah tetangganya.
Sehingga selama beberapa menit nanti suasana di daerah itu gelap gulita. "Matahari di atas langit Sulbar hampir tertutup semua oleh bulan. Khusus di Kabupaten Mamuju Utara, suasananya akan gelap gulita sebagaimana di Kota Palu dan Poso, Sulawesi Tengah," kata Irwan Slamet, Kepala Bidang observasi BMKG Wilayah IV, saat ditemui di kantornya, Senin, (7/3).
Soal melihat langsung fenomena itu, kata Irwan, saat gerhana total tentu tidak masalah karena memang kondisinya gelap jadi tidak bisa terlihat. Hanya saja jika matahari sudah tertutup sebagian sama dengan matahari biasa yakni tidak boleh dilihat langsung karena otomatis mata akan rusak
-
Bagaimana gerhana matahari terjadi? Meskipun saat ini kita memiliki pemahaman ilmiah yang lebih mendalam tentang gerhana matahari, namun mitos-mitos yang mengelilingi peristiwa ini tetap memikat dan memberikan warna tersendiri dalam pandangan manusia terhadap alam semesta.
-
Apa yang terjadi pada matahari saat gerhana? Di sepanjang sejarah, manusia telah mencoba memahami dan memberikan interpretasi terhadap fenomena ini melalui berbagai mitos dan legenda yang tersebar di berbagai budaya di seluruh dunia.
-
Apa dampak musim kemarau di Jateng? Dampak musim kemarau juga dirasakan petani karena menyebabkan mereka mengalami gagal panen.
-
Kapan gerhana matahari terjadi? Gerhana matahari telah menjadi peristiwa alam yang memikat manusia sejak zaman kuno.
-
Bagaimana Gerhana Matahari Total terjadi? Gerhana matahari total terjadi saat matahari, bulan, dan bumi terletak dalam satu garis lurus. Posisi ini didapatkan tidak lain karena bumi dan bulan sama-sama berputar melakukan revolusi mengelilingi matahari. Kemudian pada waktu tertentu, baik bumi maupun bulan akan menempati posisi orbit yang sejajar hingga membentuk garis lurus.
"Interaksi di saat kontak awal sama kontak terakhir, sangat berbahaya apalagi kata kita tidak didesain untuk itu maka gunakanlah kacamata khusus untuk melihat langsung," jelas Irwan Slamet. (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebagian besar wilayah di Indonesia berpotensi cerah berawan pada hari ini Sabtu (27/1)
Baca SelengkapnyaKebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan terus meluas. Akibatnya, udara di Palembang memasuki kategori tak sehat.
Baca SelengkapnyaBMKG memprediksi wilayah Sumsel tak akan diguyur hujan hingga 67 hari yang berpotensi memicu bencana kekeringan dan karhutla.
Baca SelengkapnyaSeiring dengan penurunan curah hujan, potensi titik panas (hotspot) semakin meningkat.
Baca SelengkapnyaKarena itu, semua pihak diminta mewaspadai potensi yang dapat menyertainya.
Baca SelengkapnyaFenomena gerhana matahari total akan terjadi saat bulan Ramadan tahun ini, tepatnya pada 8 April 2024.
Baca SelengkapnyaLebaran IdulAdha ditetapkan pemerintah jatuh pada Senin (17/6).
Baca SelengkapnyaSecara keseluruhan luasan karhutla di Sumsel Januari-Juni 2023 seluas 1.129 ha atau berkurang dari periode yang sama pada 2022 di angka 2.222 ha.
Baca SelengkapnyaTotal sudah 32.496 hektare lahan yang terbakar sepanjang Januari hingga September 2023.
Baca SelengkapnyaBMKG memprediksi selama periode 31 Desember 2023 hinggga 2 Januari 2024, hujan sedang hingga lebat berpotensi melanda sejumlah wilayah.
Baca SelengkapnyaFenomena Hari Tanpa Bayangan menyapa warga Jakarta, pada Selasa (8/10/2024). Peristiwa alam yang disebut Kulminasi Utama ini terjadi sekitar pukul 11.54 WIB.
Baca SelengkapnyaBMKG mengungkap penyebab hampir semua wilayah di Indonesia dilanda suhu panas hari ini.
Baca Selengkapnya