Gerindra minta polisi periksa Rusdi Kirana terkait kecelakaan Lion Air
Merdeka.com - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono meminta kepolisian memeriksa pemilik maskapai Lion Air Rusdi Kirana atas kecelakaan pesawat Lion Air yang terbang dari Jakarta menuju Pangkalpinang pada Senin (29/10) pagi. Menurut Arief, Rusdi Kirana beserta manajemen maskapai berlogo singa itu harus diperiksa karena diduga ada ketidakberesan dalam pengelolaan maskapai tersebut.
"Diduga ada ketidakberesan dalam pengelolaan Lion Air dan diduga banyak melanggar aturan keselamatan penerbangan yang harus dipatuhi semua perusahaan penerbangan," jelasnya dalam siaran pers, Kamis (1/11) malam.
"Dasar hukumnya akibat dugaan ketidakberesan pengelolaan Lion Air telah menyebabkan penghilangan nyawa penumpang dan kru pesawat," lanjutnya.
-
Siapa pemilik Lion Air Group? Melansir dari laman Forbes.com, sosok ini memiliki kekayaan bersih senilai USD1,7 miliar di tahun 2015 lalu. Sosok Rusdi Kirana selama ini dikenal sebagai pemilik maskapai dengan biaya murah, Lion Air Group.
-
Siapa yang bertanggung jawab untuk merawat pesawat Lion Air? Sebagai contoh Batik Air, perhitungan dan perencanaan perawatan yang cermat merujuk kepada Maintenance Program Batik Air yang disahkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
-
Bagaimana Lion Air memastikan pesawat mereka aman? Pesawat memasuki bengkel atau hanggar untuk menjalani proses Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) karena alasan krusial yang berkaitan dengan keamanan, kinerja, dan keandalan pesawat.
-
Mengapa Rusdi Kirana mendirikan Batik Air? Pada tahun 2013, Rusdi Kirana melakukan pesanan senilai USD24 miliar untuk 234 pesawat dari Airbus. “Jadi dalam empat tahun terakhir Rusdi telah berkomitmen untuk menghabiskan USD46 miliar untuk mengembangkan Lion, yang akan mendorongnya menjadi kekuatan utama dalam industri penerbangan global,“ Pada tahun yang sama, Rusdi Kirana meluncurkan maskapai Batik Ari untuk rute yang lebih panjang dan layanan internasional.
-
Dimana Ruri Repvblik kecelakaan? Adapun, diketahui Ruri mengalami kecelakaan saat mengendarai motor gede (moge) di Ciamis, Jawa Barat.
-
Apa yang terjadi pada pesawat Pelita Air? Pesawat sudah di runway siap take off tetapi nggak jalan-jalan. Menurut info sementara ada penumpang yang berencana masukin bom ke kabin pesawat. Ini masih subject to confirmation,' katanya lewat akun X @GerryS.
Menurutnya telah ada bukti awal yang menunjukkan ketidakberesan tersebut. Salah satunya adanya rekomendasi Menteri Perhubungan agar manajemen Lion Air memberhentikan Direktur Teknik Lion Air.
"Artinya jelas bahwa kecelakaan pesawat Lion Air bukan disebabkan oleh pesawatnya atau human error oleh pilotnya, tetapi akibat pengelolaan maintenance di Lion Air," kata Arief.
Maskapai penerbangan, terangnya, merupakan korporasi berbadan hukum yang bergerak di bidang transportasi udara. Apabila di pesawat mengalami kecelakaan sehingga menyebabkan para penumpang meninggal dunia, hal itu merupakan satu tindak pidana.
Dia menyebut di dalam Pasal 441 UU Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan disebutkan,
"Tindak pidana di bidang penerbangan dianggap dilakukan oleh korporasi apabila tindak pidana tersebut dilakukan oleh orang yang bertindak untuk dan/atau atas nama korporasi atau untuk kepentingan korporasi, baik berdasarkan hubungan kerja maupun hubungan lain, bertindak dalam lingkungan korporasi tersebut, baik sendiri maupun bersama-sama."
"Di dalam maskapai penerbangan terdiri dari tiga organ, yaitu: RUPS, komisaris dan direksi. Selain itu ada pengurus lain yang memiliki kewenangan dan tanggung jawab terhadap maskapai penerbangan yang tersusun di dalam anggaran dasarnya. Selain itu juga termasuk di dalamnya pilot pesawat terbang dan kru pesawat yang memiliki kewenangan mengoperasikan pesawat terbang untuk keuntungan baik finansial maupun non finansial terhadap maskapai penerbangan," paparnya.
"Bila terjadi kecelakaan pesawat udara yang menyebabkan kematian, terlepas dari human error atau cuaca atau kondisi pesawat terbang, maka pilot adalah sebagai tersangka. Sehingga secara teoritis korporasi sudah dapat dituntut pertanggungjawaban pidana karena unsur-unsur yang tersebut di atas dapat terpenuhi semuanya, yaitu seorang pilot mampu menerbangkan pesawat karena mendapat tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya oleh korporasi, dalam hal ini adalah organ yang mempunyai kewenangan mengambil kebijakan tanpa menunggu atasannya," lanjutnya.
Arief mengatakan pilot melakukan hal tersebut untuk kepentingan finansial korporasi. Walaupun korporasi tidak dapat menerbangkan pesawat namun melalui pilot berarti korporasilah yang menerbangkan sehingga korporasi dapat dituntut pertanggungjawaban pidananya.
"Pada Pasal 443 UU Nomor 1 Tahun 2009, menyebutkan “Dalam hal tindak pidana di bidang penerbangan dilakukan oleh suatu korporasi, selain pidana penjara dan denda terhadap pengurusnya, pidana yang dapat dijatuhkan terhadap korporasi berupa pidana denda dengan pemberatan 3 (tiga) kali dari pidana denda yang ditentukan," jelasnya.
"Nah sudah cukup pasal-pasal dalam UU Penerbangan untuk menjerat pemilik Lion air dan manajemen Lion Air yang nantinya bisa di-juncto dengan KUHP," tandasnya.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
KNTK sementara melakukan pengecekan apa sebenarnya masalah utama sehingga pesawat batal terbang.
Baca SelengkapnyaMantan bos Lion Air ini menggantikan posisi waketum PKB Jazilul Fawaid yang saat ini diberi tugas oleh partai sebagai Ketua Fraksi PKB di DPR RI.
Baca SelengkapnyaMaskapai perlu memperhatikan waktu dan kualitas istirahat pilot dan awak pesawat lainnya, yang mempengaruhi kewaspadaan dalam penerbangan.
Baca SelengkapnyaSyarif mengatakan, alutsista memang menjadi perhatian Komisi I DPR.
Baca SelengkapnyaKristi turut menanggapi insiden pesawat BTK6723 Batik Air A320 registrasi PK-LUV, dengan pilot dan copilot tertidur saat penerbangan dari Kendari-Jakarta.
Baca SelengkapnyaKNKT akan memeriksa seluruh serpihan dan menganalisis percakapan pilot dengan petugas pengaturan lalu lintas udara untuk mengetahui penyebab jatuhnya pesawat.
Baca SelengkapnyaSaat ini proses investigasi untuk mengetahui penyebab terbakarnya mesin pesawat dengan kode GIA 1105 tersebut masih berlangsung
Baca SelengkapnyaMelansir dari laman Forbes.com, sosok ini memiliki kekayaan bersih senilai USD1,7 miliar di tahun 2015 lalu.
Baca SelengkapnyaKemenhub juga meminta agar Garuda Indonesia meningkatkan pengawasan terhadap kondisi pesawat yang digunakan selama penerbangan angkutan haji tahun 2024.
Baca SelengkapnyaPIC juga sudah melakukan pemberitahuan ke penumpang bahwa mesin pesawat akan dimatikan untuk proses penurunan penumpang dalam kondisi gelap di kabin pesawat.
Baca SelengkapnyaLaporan dilayangkan keluarga Sultan Rifat untuk meminta pertanggungjawaban perusahaan pemilik kabel optik.
Baca SelengkapnyaAkibat penembakan tersebut, satu orang penumpang yang mengalami luka ringan.
Baca Selengkapnya