Geruduk Balai Kota Solo, puluhan PKL protes bakal direlokasi
Merdeka.com - Puluhan pedagang kaki lima (PKL), yang biasa berjualan di Jalan Kolonel Sutarto, Jebres, Solo, Rabu (52) menggelar aksi demonstrasi di depan Balai Kota. Mereka menolak rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Solo yang akan menggusur para PKL ke lokasi lain, mulai Kamis (12/1).
Para pedagang menilai penggusuran tersebut tidak manusiawi dan akan mematikan rezeki mereka. Apalagi mereka akan dipindahkan ke pasar yang jauh dari para pembeli yang menjadi langganan mereka selama ini.
"Kita sudah survei ke Pasar Panggung Rejo dan Pasar Pucangsawit yang akan menjadi lokasi pemindahan PKL. Kedua pasar itu adalah pasar gagal, para pedagang tidak laku berjualan di sana. Kok kita mau dipindah ke sana, padahal pelanggan kami semua ada di sini," ujar Sri Asih salah satu PKL yang berjualan di depan RSUD Dr Moewardi, Rabu (11/1).
-
Dimana PKL itu direlokasi? PKL itu sebelumnya berdagang di trotoar rumah sakit.
-
Kenapa PKL direlokasi? Inisiatif ini merupakan bagian dari komitmennya dalam mendukung misi Pemerintah Kota Bandung untuk dapat memberdayakan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dengan menghadirkan lokasi berjualan yang layak dan aman bagi para PKL sekaligus tempat makan yang lebih bersih dan sehat bagi masyarakat sekitar.
-
Kenapa pedagang Teras Malioboro II direlokasi? Pemindahan dilakukan biar mereka bisa mendapatkan tempat yang layak dan saat pindah ke lokasi baru kami akan mendampingi mereka untuk naik kelas,' ujar Wisnu dikutip dari ANTARA.
-
Apa yang diprotes pedagang Teras Malioboro II? Mereka melakukannya sebagai aksi protes karena merasa tidak dilibatkan terkait rencana relokasi mereka ke tempat baru di Ketandan dan Beskalan.
-
Kapan PKL dilakukan? Biasanya, PKL diberikan pada siswa setelah melewati tahun ketiga di sekolah.
-
Di mana lokasi Pasar Gede Solo? Pasar Gede merupakan pasar termegah di Kota Solo. Lokasinya berada di tengah kawasan Pecinan.
Sri Asih yang saat ini mempunyai 5 orang anak tersebut mengaku keberatan jika harus dipindahkan ke tempat yang jauh dan sepi. Selain tak punya modal, warga Jebres tersebut mengaku dagangannya saat ini susah laku. Ia yang dulu laris berjualan kelontong harus berganti berjualan makanan akibat banyaknya mini market.
"Pemerintah membiarkan mini market yang punya modal besar tumbuh subur, kami yang modalnya kecil jadi mati. Bagaimana saya bisa menghidupi dan menyekolahkan anak saya," keluh Sri Asih.
Sri Asih tak menolak adanya penertiban, namun ia dan puluhan pedagang lainnya tak mau jika harus digusur atau dipindah jam berjualan mereka dari siang menjadi malam. Pasalnya para pembeli sebagian besar siang hari. Sehingga jika harus berjualan pada malam hari, dagangan mereka tak laku.
Sejumlah PKL lainnya mengaku tak dilibatkan dalam rencana relokasi tersebut. Sosialisasi terkait larangan berjualan, menurut mereka juga tak dilakukan oleh Pemkot.
"Kami tidak pernah diajak urun rembug (berdiskusi), tahu-tahu besok tidak boleh jualan. Kami ke sini minta keadilan kepada bapak wali kota," teriak peserta aksi lainnya.
Dalam kesempatan tersebut, para PKL menyampaikan tuntutannya, antara lain menolak adanya perubahan jam berjualan, menolak relokasi dan penggusuran dan meminta pemkot menertibkan pengusaha dan toko besar yang menggunakan bahu jalan/trotoar. Para PKL juga bersedia ditata dan siap menaati peraturan.
Pemkot Solo memang menata ratusan PKL yang ada di Jalan Kolonel Sutarto. Untuk PKL yang beroperasi pada siang hari, jam operasional mereka digeser menjadi jam 17.00 hingga jam 05.00 pagi. Para PKL selanjutnya akan ditata atau direlokasi ke sejumlah pasar tradisional di Solo timur. Penggusuran dilakukan oleh pemkot, lantaran keberadaan para PKL mengganggu kelancaran lalulintas di jalan tersebut. (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Setelah sebelumnya sempat ricuh selama penertiban, ratusan kios dan lapak PKL di pinggir Jalan Raya Puncak Bogor dibongkar.
Baca SelengkapnyaInsiden kericuhan sempat terjadi di Teras Malioboro 2 yang berada di Jalan Malioboro, Kota Yogyakarta, Sabtu (13/7) malam.
Baca SelengkapnyaKericuhan yang diwarnai aksi pembakaran ban dan kayu sempat berlangsung mencekam.
Baca Selengkapnya331 Lapak PKL di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor ditertibkan oleh Pemerintah (Pemkab) Kabupaten Bogor.
Baca SelengkapnyaMereka meneriakkan yel-yel meminta Presiden Joko Widodo alias Jokowi untuk mundur dari jabatannya dan segera pulang ke kampung halaman Solo.
Baca SelengkapnyaKendaraan yang melintas dari arah Bundaran HI dialihkan ke arah Jalan Sumenep atau Jalan H Agus Salim
Baca SelengkapnyaPara demonstran menyoroti putusan MK, upaya revisi UU Pilkada, Bawaslu, hingga statement Ketua Umum DPP Partai Golkar Bahlil Lahadiala terkait raja Jawa.
Baca SelengkapnyaSejak awal sebenarnya telah dicapai kesepakatan bahwa Teras Malioboro II hanya ditempati selama dua tahun
Baca SelengkapnyaPara pedagang kopi starling itu cuma bisa pasrah, Mereka tak melawan saat petugas Satpol PP mengangkut sepeda dan barang dagangannya ke atas truk.
Baca SelengkapnyaDeretan lapak kaki lima berjejer sepanjang jalan kurang lebih 500 meter
Baca SelengkapnyaSejumlah elemen buruh menggelar aksi unjuk rasa di kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha pagi ini.
Baca SelengkapnyaMereka meminta kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) 2024 sebesar 15 persen.
Baca Selengkapnya