Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

GMT di Palembang tak terlihat jelas, BMKG & Lapan berbeda pandangan

GMT di Palembang tak terlihat jelas, BMKG & Lapan berbeda pandangan Gerhana matahari di Maluku. ©AFP PHOTO/Bay Ismoyo

Merdeka.com - Tak optimalnya penampakan Gerhana Matahari Total (GMT) di Palembang tadi pagi membuahkan kontroversi. BMKG dan Lapan berbeda pandangan menanggapi hal tersebut.

Petugas Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) saat memberikan penjelasan saat berlangsungnya GMT di Jembatan Ampera menyebut, asap pekat yang ditimbulkan dari cerobong PT Pusri menjadi penyebab utama matahari tak terlihat secara maksimal.

Cerobong itu berada persis di seberang Jembatan Ampera atau tepat di arah terbitnya matahari.

Orang lain juga bertanya?

"Bukan semata-mata karena awan, tapi mayoritas disebabkan asap yang menutupi matahari," ungkap petugas BMKG, Rabu (9/3).

Perbedaan pendapat muncul dari Ketua Pusat Sains dan Teknologi Atmosfir Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Ali Murahman‎. Menurut dia, GMT tak bisa disaksikan disebabkan adanya awan yang menyelimuti langit bukan keberadaan asap dari pabrik tersebut.

"Proses atmosfir ini alamiah, berasal dari kandungan uap air. Kontribusi asap sangat sedikit, awan yang mengandung uap air. Jadi, karena awan itulah penyebabnya," ujar Ali.

Dijelaskannya, cuaca di Palembang beberapa hari terakhir memang cerah dan berawan. Namun, potensi hujan sangat kecil karena uap air di dalamnya sangat sedikit.

"Kalau asap itu jaraknya cuma empat sampai lima kilometer. Tidak berpengaruh," terangnya.

Berdasarkan pantauan merdeka.com, kepulan asap tebal dari PT Pusri tersebut mengarah ke bagian timur atau tepat menutupi matahari. Terlihat jelas asap keluar dari beberapa cerobong pabrik tersebut dan menggumpal ke atas. Sementara di sisi lainnya cerah, terlihat kontras.

Akibat kejadian itu, ribuan wisatawan termasuk turis asing dibuat kecewa karena tak bisa mengamati proses GMT di Palembang secara optimal. Menurut Viktor Matz, wisatawan asal Australia mengaku sangat menyesal datang ke Palembang. Padahal, dia sebelumnya berencana berkunjung ke Bangka Belitung untuk menyaksikan GMT.

"Saya menyesal datang ke sini. GMT nya tidak bisa dilihat maksimal. Harusnya disiasati sebelumnya biar tidak mengganggu," tukasnya.

(mdk/ian)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Asal Usul Gerhana Matahari Cincin yang Diprediksi Terjadi Hari Ini, Bisa Diamati di Indonesia?
Asal Usul Gerhana Matahari Cincin yang Diprediksi Terjadi Hari Ini, Bisa Diamati di Indonesia?

Gerhana Matahari Cincin adalah fenomena langka dan sangat jarang terjadi di periode dan lokasi yang sama lebih dari 10 tahun.

Baca Selengkapnya
Penyebab Prediksi Cuaca di HP Sering Meleset, Ini Kata BMKG
Penyebab Prediksi Cuaca di HP Sering Meleset, Ini Kata BMKG

Berikut penjelasan lengkap dari BMKG tentang prakiraan cuaca yang meleset di HP.

Baca Selengkapnya
Penyebab Gerhana Matahari Total, Begini Proses Terjadinya
Penyebab Gerhana Matahari Total, Begini Proses Terjadinya

Fenomena gerhana matahari total akan terjadi saat bulan Ramadan tahun ini, tepatnya pada 8 April 2024.

Baca Selengkapnya
Bukan Heatwave, BMKG Ungkap Penyebab Suhu Panas di Indonesia Tembus 37 Derajat Celsius
Bukan Heatwave, BMKG Ungkap Penyebab Suhu Panas di Indonesia Tembus 37 Derajat Celsius

Suhu udara maksimum tertinggi di Indonesia selama sepekan terakhir tercatat terjadi di Palu 37,8°C pada 23 April lalu.

Baca Selengkapnya
Mengenal Fenomena Equinox, Dampak dan Kapan Terjadi
Mengenal Fenomena Equinox, Dampak dan Kapan Terjadi

Deputi Meteorologi BMKG Guswanto di Jakarta mengatakan, fenomena Equinox hanya berlangsung dua kali dalam setahun.

Baca Selengkapnya
Fakta Menarik Gerhana Bulan Penumbra, Mulai dari Durasi Penampakan hingga Lokasi
Fakta Menarik Gerhana Bulan Penumbra, Mulai dari Durasi Penampakan hingga Lokasi

Gerhana Bulan Penumbra tidak hanya menawarkan pemandangan langit malam yang indah, tetapi juga membawa serangkaian fakta menarik yang menantang pemahaman kita.

Baca Selengkapnya
Mitos Gerhana Bulan, Tanda Malapetaka hingga Larangan bagi Ibu Hamil
Mitos Gerhana Bulan, Tanda Malapetaka hingga Larangan bagi Ibu Hamil

Mitos gerhana bulan hanya bentuk budaya yang berkembang di Indonesia.

Baca Selengkapnya
FOTO: Fenomena Hari Tanpa Bayangan Menyapa Jakarta Siang Ini, Simak Dampaknya!
FOTO: Fenomena Hari Tanpa Bayangan Menyapa Jakarta Siang Ini, Simak Dampaknya!

Fenomena Hari Tanpa Bayangan menyapa warga Jakarta, pada Selasa (8/10/2024). Peristiwa alam yang disebut Kulminasi Utama ini terjadi sekitar pukul 11.54 WIB.

Baca Selengkapnya
Kemenag: Tinggi Hilal di Indonesia Tidak Masuk Kategori MABIMS 3 Derajat
Kemenag: Tinggi Hilal di Indonesia Tidak Masuk Kategori MABIMS 3 Derajat

Anggota Tim Hisab Rukyat Kemenag Cecep Nurwendaya mengatakan, tinggi hilal di Indonesia belum memenuhi kriteia MABIMS.

Baca Selengkapnya
Cuaca Panas Bikin Suhu Udara Terasa Makin Gerah Akhir-Akhir Ini, BMKG Ungkap Penyebab Utamanya
Cuaca Panas Bikin Suhu Udara Terasa Makin Gerah Akhir-Akhir Ini, BMKG Ungkap Penyebab Utamanya

Cuaca Panas Bikin Suhu Udara Terasa Makin Gerah, BMKG Ungkap Penyebab Utamanya

Baca Selengkapnya
Jarak Pandang Tertutup Kabut Asap, Lion Air Gagal Landing di Palembang & Putar Arah ke Batam
Jarak Pandang Tertutup Kabut Asap, Lion Air Gagal Landing di Palembang & Putar Arah ke Batam

Tiba-tiba jarak pandang berkurang diduga akibat pengaruh angin yang membawa asap di sekitar bandara.

Baca Selengkapnya
FOTO: Penampakan Langit Kelabu Selimuti Jakarta, Mendung atau Polusi Udara?
FOTO: Penampakan Langit Kelabu Selimuti Jakarta, Mendung atau Polusi Udara?

Hampir sepanjang hari Sabtu (23/9), langit kelabu tampak menyelimuti Jakarta. Lantas, apakah hal tersebut merupakan mendung awan hujan atau polusi udara?

Baca Selengkapnya