Goa Maria & kisah Desa Palasari di Bali yang penduduknya Kristen

Merdeka.com - Penduduk Bali mayoritas memeluk agama Hindu. Namun ada satu desa di wilayah Jembrana yang penduduknya mayoritas beragama Kristen. Uniknya, mereka tetap memegang adat istiadat Bali dengan mengenakan pakaian adat Bali saat beribadah di gereja.

Desa ini punya nama Palasari, terletak di Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana. Selain menjadi percontohan akan keindahan dan kebersihan, desa yang dihuni 300 kepala keluarga ini memiliki bendungan yang airnya dikonsumsi oleh 11 kecamatan di kabupaten ujung Barat pulau Bali itu.

Kelebihan lainnya, di desa ini terdapat goa yang sangat disakralkan dan diberi nama Goa Maria. Goa inilah yang menjadi cikal bakal penduduk desa memeluk agama Kristen. Kini Goa Maria dijadikan tempat wisata spiritual yang disahkan oleh pemerintah Kabupaten Jembrana.

Goa Maria tampak seperti sebuah hutan lindung. Saat tiba di lokasi anda akan disambut oleh gapura dengan peri-peri kecil yang menghiasinya. Di bibir masuk Goa terdapat patung Bunda Maria setinggi 3 meter, setelah masuk ke dalam Anda akan di sapa dengan patung Pastor Simon Buis, SVD.

Goa ini dipercaya oleh masyarakat setempat untuk memohon pencerahan. "Sebenarnya di manapun itu, kita berdoa yakinlah Tuhan memberkatinya. Di sini hanya simbolis sebuah keyakinan, asal dengan niat yang tulus," Ucap Yohanes Wayan Puniastha, penjaga Goa Maria, Minggu (16/11).

Topik pilihan: Tradisi Unik | Budaya Indonesia| Kerukunan umat beragama

Di sisi lain, kata Yohanes, konsep Goa Maria ini adalah konsep antara ibu dan anak. Di mana masyarakat Palasari yang rata-rata umat Kristiani meyakini jika berdoa dan memohon kepada Bunda Maria maka Bunda Maria yang merupakan ibu dari sang Yesus akan menyampaikan doa kita kepada sang Yesus dan permintaan dari seorang ibu pasti akan dikabulkan oleh anaknya.

"Ini seperti jalan pintas agar sang Yesus mau mendengarkan doa kita," ujar Wayan Puniastha.

Dia menceritakan, berdirinya Goa Maria ini diawali pada tahun 1983 ketika umat Kristiani Palasari membangun sebuah Monumen Pastor Simon Buis, SVD. mengambil lokasi di puncak bukit sebelah timur Gereja Palasari, karena pada masa Pastor Simon bertugas di Palasari, dia menghendaki agar Rumah Pastoran dibangun dipuncak bukit tersebut. Saat proses pembangunan inilah ditemukannya Goa Maria.

Menariknya, Umat Hindu setempat yang datang ke tempat ini biasanya saat perayaan hari Purnama. Umat Hindu di Jembrana menyebut Goa ini 'Palinggih Dewi Kaniaka Maria Palasari' (Tempat bersetananya Dewi Maria). Goa Maria ini dipugar tahun 2006 meliputi pelataran Goa Maria. Kemudian dibuatkan Jalan Salib Pendek pada tanggal 15 September 2008 diresmikan oleh Mgr Leopoldo Girelli (Duta Fatikan untuk Indonesia).

"Banyak yang datang kesini untuk memohon sesuatu, bahkan pernah ada yang dari lateng kesini untuk memohon kesembuhan dan tak berselang lama orang itu langsung sembuh dari sakit yang tidak jelas yang sudah lama dideritanya," ujarnya meyakinkan.