Golkar: Kabinet Jokowi tak perlu malu lanjutkan program SBY
Merdeka.com - Pemerintah Jokowi-JK lebih baik mengakui program kartu sakti seperti Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) melanjutkan program pemerintahan SBY-Boediono tahun lalu. Wakil Ketua Komisi VII fraksi Golkar Satya W Yudha mengatakan, anggaran yang digunakan kartu sakti tidak mungkin dari Corporate Sosial Responsibility (CSR) BUMN.
"Program itu baik, tetapi kenapa harus malu mengakui apabila itu dari kelanjutan yang lama yang disempurnakan," kata Satya Yudha di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (8/11/2014).
Menurut dia, bahwa program kartu sakti itu disempurnakan oleh pemerintahan Jokowi-JK dari pemerintahan SBY-Boediono. Tak hanya itu, anggaran yang direlokasikan untuk kartu sakti ini dari dana cadangan bantuan sosial kenaikan harga BBM tahun lalu hanya tersisa Rp 5 triliun.
-
Siapa yang diingatkan Jokowi soal pengelolaan anggaran? Jokowi mengingatkan Pemda agar program-program harus berorientasi kepada hasil, sehingga ada return ekonomi.
-
Kapan Jokowi menyampaikan pesan tentang pengelolaan anggaran? Jokowi menyampaikan alasan mengapa semua negara memiliki ketakutan terhadap hal-hal tersebut.'Karena begitu bunga pinjaman naik sedikit saja, beban fiskal itu akan sangat, sangat besar,' jelasnya.
-
Apa yang dibahas Jokowi dengan Parmusi? Dalam pertemuan itu, Jokowi membahas mengenai pemilu 2024 dan masalah Rempang.
-
Apa yang dibicarakan Jokowi dengan PKB? Menurut dia, Jokowi memuji raihan suara PKB dalam Pileg 2024.
-
Bagaimana Jokowi meminta kepala daerah mengelola anggaran? 'Fokus. Jangan sampai anggaran diecer-ecer ke dinas-dinas semuanya diberi skala prioritas enggak jelas. Ada kenaikan 10% semua diberi 10 persen. Enggak jelas prioritasnya yang mana,' kata Jokowi.
-
Bagaimana PKS usul Jokowi tunjukkan sikap bijak? “Saya sarankan Bapak Presiden yang terhormat, undanglah capres-capres yang Bapak anggap layak jadi presiden untuk makan siang sambil santai, ngobrol-ngobrol, curhat-curhat bersama, keren.“
"CSR tidak boleh digunakan program yang tertuang dalam APBN. Apabila mereka (pemerintah Jokowi-JK) menggunakan dana lebih dari Rp 5 triliun, mereka harus minta persetujuan DPR," ujarnya.
Dengan demikian, dia menambahkan pemerintah Jokowi-JK harus mengajukan RAPBN-P tahun 2015 kepada DPR agar program kartu sakti ini berjalan dengan baik. Apalagi program kartu sakti ini janji kampanye pemilu presiden pada bulan Juli lalu.
"Cadangan bantuan sosial hanya tinggal Rp 5 triliun tapi program itu pasti lebih dari itu. Namun pasti kurang tapi tergantung mereka mau mengaplikasikannya berapa," ujarnya.
Lanjut dia, payung hukum program kartu sakti ini mengacu pada undang-undang APBN karena direlokasikan untuk bantuan sosial masyarakat. Sebab, APBN tahun 2015 belum dibahas oleh DPR.
"Ini menginduk UU APBN-P tahun 2014, kalau mau merujuk APBN tahun 2014. Kita hanya menyediakan cadangan Rp 5 triliun, kalau ingin lebih harus diajukan ke DPR dong," tukasnya.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pernyataan itu disampaikan Presiden RI ke 6 itu dalam pidatonya pada pertemuan konsolidasi kader dan calon legislatif dari Partai Demokrat se-Aceh.
Baca SelengkapnyaSBY menegaskan, apa yang sudah berjalan baik dari pemerintahan Jokowi harus dilanjutkan.
Baca SelengkapnyaSBY juga akan berusaha menambah suara Partai Demokrat di Jawa Tengah, meskipun wilayah tersebut dikuasai oleh PDIP.
Baca SelengkapnyaDia pun mengingatkan agar Partai Demokrat paham akan soal etika politik.
Baca SelengkapnyaKetua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengingatkan kader Demokrat tidak boleh bicara muluk-muluk pada pemilih.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan siap beri masukan susunan kabinet Prabowo jika diminta
Baca SelengkapnyaMenteri Perdagangan Zulkifli Hasan dipanggil DPR sebagai buntut pernyataannya terkait dana bansos dari uang Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaSBY menegaskan mendukung penuh pencapresan Prabowo.
Baca SelengkapnyaMenteri Investasi Bahlil Lahadalia mengaku sudah mendengar Prabowo dan Ganjar bicara panjang lebar untuk meneruskan komitmen hilirisasi.
Baca SelengkapnyaPDIP menegaskan tidak punya niatan untuk membubarkan koalisi lain.
Baca SelengkapnyaSBY menginstruksikan keluarga besar Partai Demokrat untuk memilih Prabowo Subianto
Baca SelengkapnyaSBY menilai ajakan PDIP dan Gerindra baik untuk transparansi politik
Baca Selengkapnya